01. Pertama Kali

8.1K 660 43
                                    

YOON-JI tersenyum senang lantaran suasana yang berbeda. Dunia baru telah mengusir kegelapan yang menimpa hidupnya. Di hadapan, wanita paruh baya tengah menyiapkan sesuatu sambil berkata, "Sepertinya Yoon Ji ku sudah mendapat kebahagiannya kembali. Hari ini kau sangat bercahaya." Ia mulai tertawa kecil karena wajah sang cucu yang berseri-seri. Yoon Ji tertawa dan memeluk sang nenek.

"Sudah selesai!" Persiapan telah usai. Sedari tadi sang nenek hanya menyiapkan satu buah mini notes dengan pena yang diselipkan. Lalu, ia kibarkan tali catatan kecil dan mengalungkan pada leher cucunya.

"ingat! Gunakan catatan ini dengan baik. Gunakan bahasa yang sopan saat menulis kata untuk teman barumu." Ujarnya. Yoon Ji hanya mengangguk mengiyakan.

"Yasudah, cepat masuk. Bel sudah mau berbunyi." Yoon Ji mengangguk sekali lagi dan mengecup pipi neneknya. Yang dicium hanya tersenyum sembari berkata, "hati-hati, nak."

Yoon Ji memasuki sekolah barunya. Hal itu dilakukan setelah berpamitan dengan sang nenek di gerbang tadi. Jangan salah, saking senangnya gadis itu berlari kencang seperti dalam sebuah pertandingan. Ia tak peduli dengan orang lain disekitarnya, karena rasa senang-nya kian memuncak. Sudah dua kali gadis itu tertabrak, tetap saja ia lanjutkan.

Sedikit lagi, hanya melewati beberapa lorong, Yoon Ji sampai ke ruang guru. Pemudi itu makin semangat hingga meninggikan kecepatan. Namun, sesuatu yang membuat Yoon Ji menghentikan semuanya..

BRUK!

Tabrakan yang ketiga kalinya.. sedikit berbeda. Yoon Ji terjatuh dan keningnya terbentur punggung seorang di depan. Gadis itu meringis kesakitan. Kepalanya sedikit pusing. Berbeda dengan seorang yang ditabrak. Ia berbalik dan menatap Yoon Ji. Wajahnya sangat menyeramkan.

***

Lima menit lagi bel akan berdering. Yoon Ji hanya memijat keningnya sambil mengingat kejadian tadi. Mengingat kejadian tersebut membuat kepala semakin pusing. Sementara di hadapan, guru bernama Hong Ji-Soo mengerutkan kening.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ji Soo. Yoon Ji mendongakkan kepala sembari mengangguk manis.

"Oh ya. Begitu masuk kelas nanti, kau tidak perlu memperkenalkan diri. Saya sudah tahu semuanya, nenekmu yang bercerita. Jadi, saya yang akan memperkenalkan mu nanti. Kau hanya perlu tersenyum dan membungkukkan badan sebagai salam perkenalan." Tutur Ji Soo. Yoon Ji mengangguk sekali lagi sebagai pertanda 'mengerti'.

Deringan bel telah berlalu-lalang. Yoon Ji tengah berjalan menuju kelas baru bersama Ji Soo. Jantungnya berdetak kencang. Ia memikirkan bagaimana kedepannya nanti, apakah diterima oleh teman baru atau tidak.

"Selamat pagi semua." Mendengar suara guru masuk ke dalam kelas, seluruh murid berhamburan untuk mencari bangkunya masing-masing. Seketika murid kelas riuh kembali lantaran siswi yang baru saja menampakkan batang hidungnya.

"Perkenalkan. Siswi di sebelah saya ini bernama Shin Yoon Ji. Dia murid pindahan dari Busan. Ia memiliki-" Ucapnya terpotong saat siswa bernama Kwon Hyeop mengacungkan telapak tangan. "Mengapa bapak yang memperkenalkan? wanita itu 'kan punya mulut sendiri."

Murid pun kembali berbisik. "Benar juga!"

"Mengapa gadis itu hanya diam saja?"

"Apa gadis itu tak dapat berbicara? Maksudku bisu."

Banyak yang bicara seperti itu. Yoon Ji memasang wajah khawatir sambil menatap murid sekitarnya. Hingga dirinya terkejut menangkap salah seorang yang menatap tajam.

Kalian tahu?
Seseorang yang dia tabrak tadi. Seseorang yang membuatnya terjatuh.

Mata mereka bertemu. Tiba-tiba Yoon Ji merasa takut begitu bertemu pandang.

My First and Last || Wanna One ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang