03. Tujuan Kecil dari Pelampiasan

5.1K 523 53
                                    

Sudah tiga hari Yoon Ji bersekolah. Perasaannya juga sedikit membaik. Alasannya kemarin tak ada yang mengusik hari-harinya. Bagaimana bisa?

Kemarin Park Ji Hoon sibuk mengurusi sesuatu, maka itu ia mendapat cuti sekolah. Jangan salah! begitu mendengar kabar bahwa pria itu tak hadir sekolah, seluruh murid bergirang dalam diam.

Mengapa hanya dalam diam?

Karena Dae Hwi dan Jin Young tak ikut libur, sekujur murid tak dapat menghempaskan rasa girangnya secara spontan. Jika mereka tahu, maka habislah dunia ini. Takutnya bisa saja dua manusia itu mengadu pada Ji Hoon, lalu Ji Hoon-lah yang menghajar para murid.

***

Yoon Ji melangkah senang tatkala sampai di koridor. Bebannya terasa terlupakan secuil demi secuil. Ia melangkah terus tanpa pantangan hingga menuju kelas. Sampai di kelas, barulah maniknya menatap bingung

Sejoli satu ini tak merasa ada yang tidak beres dengan benda di dalam kelas. Terlintas pertanyaan dalam benaknya, mengapa tak ada meja kosong? Dimana meja ku?

Pas sekali, tiga orang melewatinya tanpa menoleh dengan maksud menyapa gadis kuncir kuda. Kalau kalian ingin tahu, dialah Park Ji Hoon dengan kedua teman dekatnya. Wanita itu merasa curiga begitu melihat seringai yang pemuda 'Park lontar dengan jelas. Apakah mereka? Batin Yoon Ji.

***

"Oh ya, Bagaimana kemarin? Apa berjalan lancar? Apa ada peningkatan? Bagaimana dengannya?"

Pertanyaan yang tertutur dari mulut Dae Hwi seratus persen tak diindahkan oleh pikiran pria di sebelah. Ji Hoon telah dibuat pusing olehnya karena malas menjawab banyak pertanyaan yang diberikan. "Tidak. Aku tidak tahu."

"Mengapa kau tidak tahu? Padahal kau sendiri yang menyaksikan." Dae Hwi tak mau kalah dengan jawaban singkatnya itu. Padahal, dia tahu kalau Ji Hoon sedang menyembunyikan sebuah hal. "Ayolah, ceritakan padaku."

"Sudah ku bilang, aku tak tahu!"

Ji Hoon menghentikan langkahnya bukan karena ocehan pemuda di sebelah, melainkan seorang yang menepuk pundak sebelah kiri. Dae Hwi yang menyadari temannya berhenti pun menahan pergelangan tangan Jin Young -tengah fokus pada ponsel- agar perjalanannya tak melanjut.

Yoon Ji mendongakkan kepalanya, bermaksud menyerahkan secarik kertas yang disiapkan untuk pria tengah berbalik berhadapan dengan si penepuk pundak.

'Apa kau melihat meja-kursi ku?'

"Kau menuduhku?" Tanya sang pria balik setelah membaca sticky notes berwarna merah jambu. Dua detik usai bertanya barulah tawaan sukses keluar saking bengisnya, membuat Yoon Ji menunduk takut.

Ji Hoon menghentikan tawanya begitu melihat raut gamang dari wanita di hadapan. "Mengapa kau malah menunduk? Jawab cepat! Kau menuduhku?"

Buru-buru Yoon Ji meraih sticky notes yang talinya menggantung pada leher. Meskipun tak memprediksi seperti apa panjang kalimat yang digores pada kertas kosong, jawaban harus ditegakkan untuk sang pria.

Namun, Ji Hoon mendorong tangan Yoon Ji dengan kasar hingga pena yang digunakan untuk menulis terjatuh dengan sempurna. Gadis itu tertegun tatkala melihat aksi pria dihadapannya, serupa dengan dua pemuda sebelah si pendorong.

"Mengapa harus bertanya padaku, sih? Kalau kau tak menemukan kursi-meja itu dalam kelas, pergilah ke gudang sekolah. Disana banyak kursi-meja kosong yang tak digunakan. Kau bisa mengambilnya!" Napas gusar pun dihempaskan dari hidung pemuda 'Park. Yang dimarahi hanya menunduk pasrah sebab apapun yang dilakukan selalu salah di mata makhluk satu itu.

My First and Last || Wanna One ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang