08. Hancur

3.9K 428 174
                                    

A.N: silakan nyalakan lagu ballad kalian, untuk bagian beberapa cerita!

***

Satu minggu usai berlalu. Dan, hari ini adalah hari tersial yang pernah ada. Gadis itu terlambat datang. Begitu sampai, pagar sekolah hanya berjarak tiga puluh sentimeter. Artinya, pagar akan ditutup.

Segera gadis itu berlari, guna mencapai waktu. Berhasil, memang berhasil. Gadis itu telah memasuki koridor. Namun,

"Hey! Kau melupakan ku?"

Tepat sebelah tiang koridor, Ji Hoon berdiri di sana. Benar, Yoon Ji tengah telat pun ketahuan oleh si majikan.

Segera Yoon Ji membungkuk sebagai salam pada pria di hadapan. Melihat itu, Ji Hoon mendecih sembari melipat ke dua tangan.

"Karena telat, kau melanggar aturan ku. Sudah ku peringat-kan berkali-kali melalui pesan, tetap tak berubah. Aku tahu kau jarang telat seperti ini. Namun, banyak langgaran yang kau lakukan selama menjadi pelayan ku. Padahal, baru satu minggu."

Pemuda itu menyindir, "Inilah, sebenar-nya aku malas punya pelayan."

Karena itu, Yoon Ji menunduk, merutuki semua kesalahan. Soal pesan yang Ji Hoon katakan tadi? Mereka sudah bertukar nomor ponsel empat hari silam.

"Untuk hukuman, lihat saja nanti. Aku tak ingin memberitahu mu sekarang." Ucap-nya, lalu pergi.

Dalam perjalanan, Ji Hoon tersenyum senang. Ia menyelesai-kan rencana baru. Beruntung, gadis itu telat datang. Segera ia mengeluar-kan ponsel, guna menelpon seseorang.

"Halo,"

"..."

"Bae Jin Young, semua sudah selsai? Cepat! Keburu ia datang! Katakan juga pada Dae Hwi."

Setelah mendapat jawaban, sambungan telepon dimati-kan.

***

Sudah dua jam pelajaran etika berlangsung. Guru itu juga sudah beranjak.

Kini, saat-nya belajar sejarah. Hong Ji Soo, selaku guru mata pelajaran, segera masuk.

"Selamat pagi."

Semua menjawab. Lalu, hening kembali. Semua berwajah tegang. Apa alasan-nya?

Ji Soo membuka pembicaraan, "Masih ingat yang saya katakan minggu lalu?"

Semua mengangguk.

Entah apa alasan-nya, Ji Hoon lebih semangat dari yang lain. Seperti-nya, pria itu ingin cepat memulai.

"Hari ini diada-kan ulangan harian. Seperti saya katakan, materi-nya adalah zaman pra-sejarah."

Mendengar ucapan barusan, semua mengeluh. Namun, hal tersebut tak membuat Ji Soo merasa iba. Ia tetap melakukan sesuai pendirian.

Perintah selanjut-nya, "Masuk-kan semua buku kalian. Jangan letak-kan apapun sekitar meja-kursi, termasuk tempat pensil atau pun yang lain. Cukup letak-kan pensil serta penghapus. Jika ada yang curang sedikit-pun, siap-siap mendapat konsekuensi."

Semua mengangguk. Selang sepuluh menit, ulangan harian dimulai.

Ji Soo, selaku guru mata pelajaran serta pengawas, mulai mengelilingi setiap murid. Ia melihat bagaimana siswa mengerjakan, dan mencari siapa yang curang.

"Waktu tersisa tiga puluh menit. Masih lama. Jangan terburu-buru."

Yoon Ji, gadis itu mengerjakan dengan teliti. Melihat soal-soal tersebut, membuat-nya tersenyum senang. Seperti-nya, ia tahu semua jawaban.

My First and Last || Wanna One ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang