38

26.8K 2.9K 66
                                    

Acara berlangsung lancar dan hotel ini akhirnya resmi di buka. Gue beruntung karena Lisa dan Gea ada di sini, kalau engga gue bisa mati kutu.

Tiba-tiba semua mata tertuju pada sosok pemilik acara yang beberapa saat lalu telah meresmikan hotel ini bersama anaknya dan para petinggi lain, termasuk bokap gue.

Pak Junseok, maksud gue om Junseok. Iya, gue di suruh manggil bokap Sehun dengan om kata nyokap gue. Dia mulai buka suara, membuat semua seketika diem.

"Selamat malam semua. Bagaimana acara malam ini?" om Junseok tampak basa basi dan gue ga terlalu dengerin apa yang dia bilang. Gue malah asik nyari Sehun.

Gue masih belum ngomong apa-apa ke Sehun.

"-anak saya Oh Sehun."

Gue langsung noleh ke panggung, dan di sana Sehun baru aja naik.

"Dengan putri keluarga Lee Taekwa, Lee Sera."

Eh? Ko bokap Sehun tiba-tiba manggil nama gue? Gue natep mereka bingung. Dan dari atas panggung Sehun lagi natep gue.

"Ser, cepetan naik." Lisa dorong gue pelan, nyuruh gue cepet naik.

"Ko gue suruh naik? Emang ada apa?"

"Udah buruan sana."

Dengan keadaan yang kurang mengerti, gue akhirnya naik. Macem orang bodoh gue.

Gue berdiri di samping Sehun yang parfumnya wangi banget. Mas dedek ga kuat.

"Ko gue disuruh naik?" bisik gue tapi Sehun cuma ketawa kecil.

"Kita mulai acara pertunangan malam ini."

Eh? Apa? Pertunangan? Siapa? Gue?

Sehun tiba-tiba ngeluarin sesuatu dari saku jasnya. Cincin yang cantik banget.

Sehun ngulurin tangannya dan entah kenapa tangan gue keangkat sendiri nerima uluran dari dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun ngulurin tangannya dan entah kenapa tangan gue keangkat sendiri nerima uluran dari dia.

"Lo mau kan jadi tunangan gue?" dia langsung masangin cincin ke jari manis gue dan gue hanya bisa speachless.

Ini seriusan gue tunangan sama Sehun?

Sehun nyentak gue dari lamunan gue. Dia nyuruh gue buat cepetan masang cincin punya dia di jarinya.

Jantung gue deg degan parah. Tapi akhirnya gue bisa masang tu cincin di jari manis dia.

Gue bisa denger suara hiruk biruk tepuk tangan dan tiba-tiba tangan Sehun melingkar di pinggang gue. Muka gue tambah merah pasti.

Setelah acara selesai, kita makan malam keluarga. Gue sama Sehun cuma bisa diem dengirin kedua ortu kita bicara panjang lebar.

"Ma, aku ke toilet dulu ya."

"Sehun anterin Sera sana. Nanti tersesat lagi."

Gue akhirnya ke toilet di anter Sehun. Setelah gue keluar dari toilet gue natep Sehun yang cuma bersandar di deket pintu toilet.

"Gue butuh penjelasan."

Dia akhirnya bales tatapan gue.

"Apa yang perlu gue jelasin?"

"Semua. Lo tau kalau malem ini kita tunangan?"

"Gue tau."

"Lo tau? Jadi di sini cuma gue yang keliatan bodoh ga tau apa-apa?"

"Bukannya lo juga seneng tunangan sama gue?"

Gue natep dia ga percaya. "Kata siapa gue seneng? Gue tau lo terpaksa terima pertunangan ini demi ortu kita. Gue tau lo suka sama cewe lain, tapi kenapa lo masih terima ini pertunangan?!" gue sekarang cuma bisa nunduk, nahan air mata gue.

"Lo duluan yang ngaku pacar gue ke ortu lo kan? Semua masalah ini lo yang buat."

Gue langsung diem tanpa kata. Dia bener, gue yang mulai semua kebohongan itu. Gue udah bohongin ortu gue sendiri.

"Kalau gitu, gue akan bilang sejujurnya ke mereka kalau kita sebenernya ga ada hubungan apa-apa."

"Lo jangan buat masalah lagi."

Gue berusaha natap dia, tapi gue malah di kasih tatapan yang menakutkan.

"Kita balik. Bersihin air mata lo sebelum lo balik." dia pergi duluan ninggalin gue dan gue malah pingin nangis

Gue sebenernya seneng tunangan sama lo. Tapi gue ga mau tunangan sama cowo yang hatinya milik cewe lain.


**

sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang