Terkadang sesuatu yang selalu kau cari di hidupmu selama ini ada didekatmu. Namun kau tak pernah menyadarinya, hingga Sang Waktu menunjukkan kepadamu bahwa hal itu ada didepan matamu. -Sisterhood-
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Friday, 11 August 2017
Pagi menjelang siang, matahari menyinarkan cahayanya tepat ke wajah Luna.
Membuat gadis berumur 16 tahun itu terbangun akan panasnya.
Ia lalu memandang sekeliling, baju nya kotor oleh pasir, namun ia langsung sadar akan sesuatu.
Tak ada siapapun di dekatnya. Kemana Sofi yang malam tadi tertidur di pangkuannya? Kemana juga Panji yang semalam di sampingnya? Mereka hilang. Meninggalkan Luna dengan burung camar dan matahari yang kian meninggi.
Ia langsung mengecek jam tangannya. Jam setengah sebelas. Luna bangkit, mengibaskan celana nya yang terkena pasir. Ia melongo sendirian, bingung harus kemana. Sebelum tiba-tiba sebuah suara muncul dari belakang.
"Kak! Tangkepin kelinci nya!"
Luna menghela nafas lega. Ia memandang tajam Sofi. "Kamu kemana? Kakak bingung tadi kok kamu hilang tiba-tiba."
Sofi lalu berhenti dari aktivitas mengejar kelincinya. Ia menggaruk-garuk kening tanda kebingungan.
"Hayo! Jujur kamu kemana? Panji juga kemana?"
"A—aku tadi laper, cari buah, iya cari buah. Kalo Kak Panji mah udah gak ada dari aku bangun."
Luna lalu tak ingin menunggu lama, ia langsung menelpon nomor Panji. Walau saat sebelum mengintai, Panji tak bilang dia akan membawa ponsel, tapi Luna tahu bahwa benda itu adalah benda wajib yang harus ada di dekat Panji.
"Yah gak ada sinyal..."
"Ngapain kak?"
"Telfon Panji."
Sofi menepuk dahinya. "Kecapean ya? Kakakku sayangggg udah tau kita di pantai, deket hutan, mana ada sinyal? Rumah aja jarang."
"Oh iya. Terus gimana?"
"Ikutin jejak kaki, liat deh, aku kan jalannya ke hutan tepat belakang kita, sementara itu ada jejak kaki lain yang mengarah ke sisi kiri pantai, hutan juga sih, tapi bukan punya aku." Sofi menunjukkan jejak-jejak di pasir. Luna tak menyangka adiknya bisa berpikir se-kritis itu.
"Pinter juga kamu..."
"Sofi gitu loh...ya udah ayo." Sofi langsung menarik lengan Sang Kakak. Hanya dengan rambut yang digerai, black short pants dan Navy Hoodie Crop dilengkapi sneakers full white, ia mengikuti langkah Sang Adik.
Mereka terus mengitari bagian hutan yang mereka ketahui, tak jarang malah berputar-putar di tempat yang sama. Luna mulai merasa lelah dan malas untuk melanjutkan perncarian Panji. Gimana enggak, ya kali Rascal udah hilang ini Panji ikut-ikutan segala.
"Sofiiiiii capek woy, udah sore nih. Kapan sih nemu nya?"
"Gak tau nih. Mau balik ke villa? Siapa tau dia ada disana."
"Bukannya kamu takut ya?"
"Enggak kok, kan ada kakak!" Dengan mesranya Sofi langsung memeluk Luna. Sementara Luna masih heran dengan tingkah baru adiknya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke villa mereka. Memang agak jauh jaraknya dengan jarak mereka sekarang. Namun, entah kenapa rasa was-was masih menghantui Luna meskipun hari sudah senja.

KAMU SEDANG MEMBACA
SISTERHOOD
Teen Fiction[Keaslian cerita ini hanya dipublish di https://www..com/user/Ichannisazhr selain itu adalah hasil copy paste, plagiat, dan menjiplak tanpa usaha.] Cinta. Apakah di dunia ini ada seorang yang benar-benar tahu apa arti 'cinta' yang sesu...