Siapa juga yang tahan dan mau musuhan lama-lama dengan sahabat sendiri? -Fayla Putri-
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Luna melangkah perlahan masuk ke kelas. Masih sepi, hanya ada sebuah tas di bangku seseorang. Sepertinya itu bangku milik Panji. Sementara kursi di sampingnya tempat Oliv—teman sebangkunya duduk—masih kosong. Begitu juga depannya yang biasa diisi oleh Vanya dan Fay masih tampak tak berpenghuni.
DUK!
Luna yang baru melangkah beberapa meter dari pintu agak terlonjak mendengar bunyi tersebut. Sepertinya berasal dari bawah sebuah meja. Diberanikannya diri untuk melangkah ke meja tersebut. Itu meja Panji.
Sebuah kepala menyembul dari bawah. "Eh? Lo Luna kan? Gue gak sadar ada orang." Katanya sambil bangun dan tersenyum malu begitu tahu ada orang yang melihat aksinya. Ia mengusap kepalanya dan meringis kesakitan.
"Lo ngapain?"
Panji celingak celinguk.
"Enggak, ini, pulpen gue jatuh ke bawah. Terus gak tau kemana." Katanya sambil masih menengok ke arah bagian bawah meja.
"Mau gue bantuin?" Luna menawarkan diri. Tanpa aba-aba ataupun jawaban, cewek itu langsung menaruh tas nya asal dan menunduk. Ikut mencari dibawah meja.
"Gak usah eh."
"Udah gue bantuin...tunggu...mana ya..." Tangannya meraba-raba.
Sekitar 2 menit ia mencari pulpen itu. Dari meja Panji ke meja depannya yang masih kosong.
"Ketemu! Ini kan? Pulpen minyak ini?" tubuhnya terangkat bangkit sambil membawa sebuah pulpen. Panji lalu tersenyum dan mengangguk.
"Thanks"
Luna menyimbolkan 'ok' dengan ibu jari. Lalu ia kembali mengambil tas nya dan pergi ke meja biasa nya ia belajar. Sementara Panji tersenyum memandangi Luna yang menjauh dari tempatnya berdiri.
Tangannya merogoh tas perlahan. Mengambil sesuatu. Sebuah coklat yang dihiasi pita berwarna merah. Dipandanginya lekat-lekat coklat itu. Silverqueen Chunky Bar Almond merah yang dibeli nya semalam masih terasa dingin karena ia masukan freezer.
Semoga Fay gak marah deh.
Lalu ia menulis sesuatu di kertas kecil, dan meletakkannya di kolong meja milik Fay.
Beberapa menit berlalu, kelas makin ramai, satu persatu anak datang silih berganti. Tak membiarkan pintu beristirahat dari buka tutup. Tak lama setelah itu, Fay dan Vanya datang. Mereka menaruh tas di meja dan langsung menghadap ke arah Luna yang tengah asyik membaca novel yang dibawanya.
"Luna! Gimana Rascal kemaren dapet SMS dari gue? Seneng gak dia?" dengan pede nya Fay menutup novel bacaan Luna begitu saja. Membuat gadis itu nyaris kaget. Luna hanya tertawa.
"Ih kok ketawa? Gimana dia? Apa reaksinya?" Fay tancap gas. Seperti Rascal telah membutakan matanya, ia tak mau ada yang merebut Rascal darinya.
"Udah Fay, Rascal nya gak suka kali sama lo. Mending dengerin cerita gue, waktu kemaren gue itu dikasih coklat looooh sama Dioooon ih dia romantis banget gak sih?"
DEG!
Jantung Luna terasa seperti di pompa begitu cepat. Aliran darahnya menegang. Lagi-lagi Dion. Tidak bisakah ada orang lain selain Dion?
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTERHOOD
Teen Fiction[Keaslian cerita ini hanya dipublish di https://www..com/user/Ichannisazhr selain itu adalah hasil copy paste, plagiat, dan menjiplak tanpa usaha.] Cinta. Apakah di dunia ini ada seorang yang benar-benar tahu apa arti 'cinta' yang sesu...