1.

765 42 6
                                    

BRAKKK!

Bunyi itu berasal dari sebuah sepeda yang dihempaskan secara paksa oleh seorang gadis berwajah asia karena jalanan yang akan dilaluinya bukanlah jalan yang akan bisa ditempuh oleh benda beroda dua itu.

Ia berlari memasukki gang kecil yang berada di antara dua bangunan besar di pinggiran kota London. Niatnya untuk kabur sepertinya gagal karena lagi-lagi ia sudah ketahuan. Padahal tadi ia sudah mempersiapkan segalanya, tapi seakan semuanya terasa kurang persiapan, karena orang tuanya memiliki persiapan yang lebih matang. Dan itu menyebalkan, tentu saja.

"Agasshi!" teriak salah satu pengejarnya.

"Aku tidak mau pulang!" balas si gadis tak kalah keras dengan bahasa korea yang fasih.

"Tolong dengarkan kami dulu!" orang-orang berjas hitam yang mengejarnya berusaha untuk memulai negosiasi dengan si gadis, yang sepertinya akan gagal.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan gadis itu. Seorang gadis yang duduk di sebelah kursi pengemudi dan berambut pirang dengan mata hijau cerah menyeringai kearahnya. "Hey! Do you miss me, Choi Hyojin?"

Gadis berwajah asia itu tersenyum sumringah ketika mengenali si penolong.

"Oh God! Thanks." ia segera membuka pintu penumpang dan menghempaskan bokongnya tepat saat para pria berjas hitam nyaris mendapatkannya.

Gadis itu-Hyojin-mulai bisa mengatur napasnya ketika mobil mulai melaju meninggalkan para pengejarnya jauh di belakang.

"Jadi, bagaimana?" tanya si gadis berambut pirang.

"Apanya?" balas satu-satunya yang berwajah asia di dalam mobil itu.

"Kau belum mau menyerah rupanya," sahut si pengemudi mobil yang merupakan pacar dari gadis pirang yang duduk tepat di depan si gadis asia, Hyojin.

"Tentu saja, Nick! Apa kau gila? Aku bukan orang yang akan menyerah semudah itu," ujar Hyojin berapi-api.

"Tapi sepertinya orang tuamu tidak punya niat buruk. Ayolah, kau kan hanya pulang kembali ke tanah asalmu! Ya kan Rossie," celetuk pemuda berwajah tirus yang tadi dipanggil Nick sambil tersenyum jahil pada sosok pirang di sebelahnya.

"Yeah, kau tidak mau?" Rossie bertanya.

"Never in a million years." Hyojin mengeluarkan ponsel dari tasnya. Mengecek beberapa notifikasi yang masuk. Ada sekitar dua belas panggilan tak terjawab dari nomor rumahnya. Dan ia mengabaikan hal itu.

"Kita akan pergi ke mana, omong-omong?" Hyojin menatap penasaran pada Nick. Sementara Nick malah semakin mempercepat laju mobilnya.

"Kita pulang tentu saja," jawab Rossie dengan satu senyuman menenangkan.

Hyojin diam saja dan memilih untuk mengikuti pilihan Rossie dan Nick karena berpikir bahwa pulang yang dimaksud Rossie adalah pulang ke rumah salah satu dari dua sahabatnya itu. Ternyata bukan.

Nick membawa Hyojin pulang ke rumah orang tuanya.

Beberapa orang berjas hitam yang tadi berusaha untuk membawanya pulang, kini muncul dan menyeret paksa gadis itu agar ia masuk ke dalam rumah.

Berkali-kali pula Hyojin meronta minta dilepaskan dan bahkan memaki kasar pada Nick dan Rossie yang membuatnya merasa seperti dikhianati oleh sahabat sendiri.

"I'm sorry," ujar Rossie riang sambil melambaikan tangan pada Hyojin yang sibuk meronta-ronta. Bibirnya menyunggingkan senyum bahagia.

Para pria berjas hitam yang merupakan suruhan kedua orang tuanya itu membawa Hyojin ke hadapan Eommanya yang sedang duduk santai di ruang keluarga dengan secangkir teh di tangan kanan dan sebuah buku tebal di tangan kiri.

SWEET  NIGHTMARE  (a GOT7 FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang