23.

330 27 32
                                    

Sweet Nightmare

Ch 23

Written by : Naagi


Wanita itu duduk termenung di depan ranjang tempat anak gadis semata wayangnya tengah tertidur tak sadarkan diri. Ini sudah lebih dari tiga hari. Dan gadis itu belum siuman. Entah apa yang membuatnya begitu betah terlelap.

Suaminya, sejak satu jam yang lalu sibuk berbicara dengan seseorang di telepon. Mungkin kepada salah satu orang kepercayaannya yang diberikan wewenang untuk mengurus perusahaan yang berada di benua Eropa sana.

Semua teman-teman puterinya baru saja pulang. Ibu Hyojin cukup senang mengetahui bahwa ada banyak orang yang menyayangi Hyojin dan peduli padanya.

"Nak, apa kau tahu jika Ibu sangat menyayangimu?" gumamnya lirih. "Ibu tahu kau mengalami kejadian yang menakutkan dan membahayakan karena kami. Seharusnya kami tetap membuatmu tinggal bersama kami."

Ibu Hyojin meremas tangan gadis itu pelan. Seolah sedang menguatkannya. Ia sendiri sebenarnya sudah tidak punya kekuatan lagi untuk sekedar menopang berat tubuhnya. Namun, dia sadar, dia sama sekali tak boleh menyerah demi puterinya yang tengah terbaring lemah di atas ranjang itu.

"Ibu tahu, semuanya begitu berat untukmu. Tapi, ini juga berat bagi Ibu nak.  Ibu tidak mau kehilangan satu-satunya kesayangan Ibu di dunia ini."

Ia menghembuskan napas dalam-dalam, coba untuk menahan laju air mata yang kian mendesak keluar. "Tapi, jika kau merasa tidak sanggup lagi bertahan dan menjalani semua ini, pergilah nak. Ibu hanya ingin kau tahu, itu tidak—" ia menelan ludah sakit, "—apa-apa. Ibu akan merelakanmu. Akan mendoakan apa yang terbaik untukmu." Ia terisak pelan.

Ia bohong! Mana tega ia membiarkan anak satu-satunya meninggalkannya lagi?

"Ibu tidak apa-apa. Sungguh," isakan itu kini semakin menjadi-jadi. Memecah keheningan di dalam ruangan yang kini hanya terdengar suara khas mesin-mesin rumah sakit itu.

"Maafkan ibu nak, maafkan Ibu." isaknya. Di balik pintu suaminya terdiam sejenak sembari menggenggam gagang pintu erat. Tak ingin melihat kehancuran dua orang kesayangannya.

*****

Beberapa hari ini sekolah terasa sangat membosankan bagi Bambam. Bukan hanya karena keabsenan teman semejanya, tapi karena tiba-tiba teman-temannya juga ikut menjadi pendiam. Terutama Mark, dan Yugyeom. Mark dari awal memang cukup pendiam sih, jadi tidak terlalu berpengaruh. Tapi, Yugyeom? Serius?

"Hei, semangatlah sedikit!" seru Bambam pada Yugyeom yang sedang menikmati makan siangnya dengan tidak nafsu.

"Dia pasti sadar oke? Jangan berpikiran yang bukan-bukan." Jaebum menimpali.

Hening. Yugyeom tidak tahu harus menjawab apa.

"Aku tidak menyangka ternyata otak dibalik semua ini adalah Lee Sunji!" seru Youngjae tak percaya. "Maksudku, kalian lihat dia kan? Kalem, tenang, sedikit culun, tapi.... Woahh...."

"Mark hyung lebih mengenalnya dari siapapun di sekolah ini," sahut Jinyoung. Tidak tahu dia sebenarnya bermaksud untuk memuji atau menyindir.

"Mark hyung mendekatinya karena dia memang melihat sesuatu yang mencurigakan pada Sunji," ujar Bambam. "Dan instingnya memang tidak pernah salah kan?"

Mereka melirik Mark yang masih terdiam dengan mulut yang tengah mengunyah makanannya.

"Omong-omong dia sudah tiga hari ini tidak masuk sekolah, si Sunji itu," kata Youngjae.

SWEET  NIGHTMARE  (a GOT7 FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang