GOT7 © JYP Entertainment and himself.
.
.
.
.
I don't take any profit from this story.
This story is purely mine.
.
.
.
.
.
.
.
.
Chapter 18
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Enjoy!
.
.
.
.
.Hyojin melepaskan genggaman tangan Mark setelah melihat apa yang akan terjadi pada masa depan pemuda berambut pirang itu. Hatinya perih, ia tidak bisa mengatakan semuanya pada Mark. Ia harus melakukan sesuatu. Jika ia benar-benar kembali ke London bersama orang tuanya, ia tidak akan pernah bisa membantu Mark.
Beberapa waktu yang lalu Hyojin melihat Yugyeom yang hendak melompat dari atap gedung, dan ia berhasil menghentikannya. Sekarang balasan yang harus Yugyeom terima adalah terkapar tak berdaya si rumah sakit. Jadi, jika ia membantu Mark menghindari kecelakaan yang ia lihat pada malam hari itu, apakah Mark akan mengalami hukuman yang lebih parah? Apakah salah jika ia menghentikan takdir buruk seseorang di masa depan? Hyojin berpikir keras. Mungkin ia memang tidak boleh menghentikan semuanya. Lagipula selama ini dia selalu menghindari skinship dengan orang lain agar tidak perlu melihat masa depan mereka yang menyebalkan. Jika saja masa depan mereka membahagiakan seperti masa depan kedua sahabatnya di London, Hyojin tidak akan bersusah-payah.
"Ada apa?" tanya Mark dengan raut wajah keheranan. "Kenapa wajahmu semakin pucat?"
"Aku baik-baik saja. Lebih baik oppa pulang saja," ucap Hyojin pelan.
"Tapi bagaimana dengan dirimu? Kau masih sakit."
"Pulanglah." Hyojin menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Dengan lengan terangkat yang menutupi kedua matanya.
Melihat keseriusan gadis itu, Mark pun mengalah dan memilih pamit keluar sesuai keinginan Hyojin.
Sekeluarnya Mark dari ruangan itu, tangis Choi Hyojin pecah.
***
Bambam memandang bosan pada sekumpulan pria yang jelas lebih tua darinya itu. Ia sesungguhnya tidak suka terjebak dalam situasi seperti ini. Ia punya jadwal sekolah. Meskipun menurut ayahnya hal itu bukan hal yang penting untuk sekarang, tapi Bambam masih tahu diri. Dia membutuhkan pendidikan. Dan ia terpaksa harus membolos demi perintah ayahnya. Bambam menyesal. Seharusnya ia tidak usah mengikuti perintah sesat ini. Lagipula sejak kapan ia mulai mau disuruh-suruh ayahnya?
Dari dulu Bambam sudah cukup pandai menghindar. Sekarang ia gagal karena ayahnya menggunakan keselamatan ibu dan adik perempuannya sebagai ancaman. Jika ada satu orang saja yang bisa ia bunuh tanpa harus mengotori tangannya—menggunakan Death Note misalnya—ia dengan senang hati akan menuliskan nama ayahnya. Terserah orang akan mengatainya anak durhaka atau apa.. Bambam sudah lelah. Dia tidak peduli lagi. Dulu ia bahkan merusak organisasi dan usaha ayahnya agar ayahnya berhenti menjadi gangster, sampai ia dibuang ke Korea Selatan saat ia tidak bisa apa-apa dan tidak tau apa-apa. Sekarang, ia bahkan digunakan sebagai tumbal perdamaian oleh ayahnya.
Jangan katakan Bambam tidak tahu alasan ia dikirim ke organisasi para pembunuh bayaran yang sekarang bersama dirinya itu. Tentu saja, ia tahu. Ia masih berpura-pura tidak tahu dan tidak membeberkan alasan ia ada di organisasi itu.
"Apa yang sebenarnya kita lakukan disini?" tanya Baekhyun pada Zelo.
Zelo menoyor kepala Baekhyun yang jelas lebih pendek darinya itu sambil mengomel, "Kau memang tidak pernah bisa memahami pekerjaanmu sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET NIGHTMARE (a GOT7 FANFICTION)
FanfictionChoi Hyo Jin. Gadis tujuh belas tahun yang merasa hidupnya baik-baik saja dan bahagia, sampai suatu ketika kedua orang tuanya memindahkannya ke Negeri Ginseng tempat kelahirannya. Memaksanya tinggal di apartemen butut tempat tinggal saudara sepupun...