Part 23

54 0 0
                                    

"You know what..?" Luca memandang aku yang sedang mengunyah keropok pringles perisa bawang di depan tv 24 inci menggantikan tv kami yang retak seribu itu.
"What?" Ulangku tanpa melihat dia.
"You shouldnt wear heels anymore,"
"Oh yeah? Why?"
"Its not good when you're pregnant."
"Hurrrm." Ku tahan-tahan lagi marahku. Dari siang tadi dia asyik dengan buku tips mengandung, siapakah lagi yang membaca buku dalam abad ini untuk mendapatkan tips semasa mengandung? Itu pun baru kemarin di belinya entah di mana.
"And...no chips. No, junk food." Katanya yang datang ke arahku dan merampas botol keropok itu.
"Hey..., give me that back." Aku tidak puas hati.
"I'll cook you spinach for dinner."
"What??! You think im popeye the sailor man? Oh come on Luca, just burn that book. I am not your experiment, dont do this..must do that."
"We want a healthy baby."
"You want a healthy baby by making a crazy mommy."
"Calm down. Dont get angry, the baby will be stress too."
"Ohh..shut up. My tummy..my decision."
"Eh..hye.., i am the father ok."
"So what? Its not your body."
"Just let me pamper you while im here. I want to enjoy this moment as much as i could."
"Errrrr..whats wrong with you? Looks like your hormone more crazy than me."
"Maybe, i never thought this moment... came so fast."
"Ohhh..no, dont cry now. Im not in the mood for that."
"Let me massage your foot."
"Hmm.. i like that, thank you." Aku membetulkan kedudukan ku dan terpaksa menelan susu yang di bancuh Luca itu. Manakala ibu mertua ku sudah 2 kali menelefon menyuruh kami pulang ke rumah ladang, agar aku dapat beristirehat di sana. Dia tidak mahu aku membuat kerja berat sangat di awal semester usia kandungan aku ini. Tetapi aku lebih senang duduk di rumah sendiri, makan..tidur..menonton tv dan tidur dan terus tidur lagi. Entahlah kenapa aku kuat tidur sekarang ini, mujur setakat ini aku tidak ada alahan.

   Mengidam makanan di tanah air ku itu sudah pasti, tapi rasanya itu bukan mengidam. Sebab sebelum aku mengandung pun aku selalu termimpi-mimpi dan terbayang satu persatu makanan-makanan kegemaran ku di sana. Lagipun kata Luca, jangan di fikirakan sangat, cuba kalau kau tidak fikirkannya kau akan otomatik behenti untuk mahukan benda itu. Sabar sajalah berlaki begini, yang memang tidak tahu pun erti mengidam. Tetapi secara psikologinya ada juga betul.

   Mengenai pantang larang di sini pula, setakat ini belum ada apa-apa lagi yang aku dengar. Cuma ibu ku yang rajin betul menelefon dari jauh siap suruh aku tulis lagi, jangan buat itu jangan buat ini, tau sajalah adat-adat ni. Mana yang aku ingat aku ikut, kertas tu pun entah terbang ke mana sudah.

"You want i ask your mother to come here?" Tanya Luca,
"for what?"
"Maybe you need her help or care..for your first pregnancy. Maybe..you not comfortable with my family. I dont know.. You tell me if you need your family here."
"No.., we have you mother here. I dont want.. disrespect her."
"How about after deliver the baby?"
"Hmmm.. no, its ok."
"Well.. as you say. I just want you to feel comfortable."
"Theres something you can do to make me comfortable now.."
"What is it?"
"Come here..," aku menarik Luca duduk di sofa, kemudian aku cepat-cepat naik duduk di ribanya, memeluk lehernya dan mula menciumi dia.
"Ahh..haa,"
"my hormone suck."
"Well.. i like your hormone suck." Dia senyum dan membalas ciumanku.
"I'll be gentle, but tell me if im hurt you.. or you feel pain,"
"just shut up." Balasku.

   Jam 4.20 pagi kami baru habis menamatkan larian maraton di katil, hari ini saja entah berapa kilometer kami lari bersama-sama.
"You think its a boy or girl?" Luca memeluk aku dari belakang.
"Hmmm.. what do you like..a boy or a girl?" Tanyaku lagi separuh mengantuk.
"I think its a boy."
"Then.. boy it is!"
"Yes, a boy and looks like you."
"Like me? Why? You dont want him looks like you?"
"If he looks like you, he will looks different from other kids here."
"Hahaha.. is that what you want? A son with an asian features?"
"Well.. im sure proud. My son looks totally different from me."
"Hmmm.. ok but with your eyes color and nose."
"How about my hair? dont you like your son with wavy hair?"
"Oh no..thank you. He can have mine, straight dark hair."
"How if..its a girl?"
"Then.. i let her..hmmm looks 100 percent just like you. Deal?"
"Deal."
"Can i choose the name? Or..you already have something in your mind?" Semangat betul Luca membicarakan hal ini pada waktu-waktu begini.
"No, that privilege is yours if you let me sleep now."
"Sounds perfect."

   Tengahari itu sedang asyik aku menonton televisyen national geographic, bagaimana penternak-penternak ayam membekalkan daging yang berkualiti kepada pasaran, tiba-tiba pula aku berair mata melihat ayam-ayam yang belum cukup umur terpaksa juga di potong akibat permintaan dagingnya yang tinggi terutama pada musim perayaan.

"Whats wrong?" Luca cepat-cepat mendekati aku bimbang kalau-kalau aku merasa sakit di mana-mana.
"Tell me whats wrong?" Dia bertanya lagi.
"You know how much i love chicken?" Kataku teresak-esak.
"Which chicken?"
"Chickens are cute, have you see mommy chicken brought worm to feed baby chicken?"
"What? What are you talking about?"
"You just dont understand," Aku mengesat air mataku.
"Tell me..so i can understand."
"Please dont buy chicken anymore ok?"
"Ok, now lets go eat." Luca menarik aku ke dapur, makanan telah pun siap sedia di atas meja. Baunya menyelerakan yang datang dari sekor ayam bulat yang di panggang bersama kentang. Entah kenapa aku terlalu sensetif melihat ayam itu dan kembali mengalirkan air mata.

"What is it?" Luca hairan melihatku.
"Is this chicken?" Tanyaku meminta kepastian, cengeng ku semakin menjadi-jadi lah pula.
"Of course. You said you like chicken!" Jawab Luca dengan wajah serba salah.
"I said dont buy chicken."
"Yes, after this. But this one..we bought it 2 days ago. Whats the problem?"
"You see.., you just dont understand. Its not just..i like chicken..but I love them!"
"Thats what i mean.."
"Arrrrrgh..man are complicated. I hate you Luca, i hate you." Marahku dan berjalan menuju ke bilik.
"Dont you want the chicken anymore?"
"I told you... stop eating chicken. Im going to be vegetarian starting now."
"Would you like if i cook you the spinach..then?" Tanya Luca dari dapur.
"Noooooooooooo. Im fasting today." Jeritku di atas katil.
"Sembra..sei tutto mio... (nampaknya aku kena habiskan kau sendiri hari ini)" Aku mendengar suara Luca mengadu di dapur sendirian.

    Selepas Luca bercakap di telefon dengan bapanya mengenai persiapan hari esok bermulanya pesta memetik buah zaitun. Salah satu pesta yang amat terkenal di bahagian selatan Itali. Pesta itu selalunya di adakan selama 3 hari, dan kemuncaknya pada hari terakhir. Tidak seperti pesta memetik uva, yang agak rancak dengan muzik dan tari menari, pesta kali ini kebanyakannya lebih kepada makanan. Lelaki dan perempuan sama-sama duduk membuat berjenis-jenis makanan yang melibatkan minyak zaitun, dan yang paling terkenal ialah bun lembut yang di bakar menggunakan cara tradisional. Kelembutannya di percayai datang daripada minyak zaitun yang baru di hasilkan pada waktu itu. Dengan warnanya yang hijau muda pekat, bau yang sedap dan segar dari ladang.

   Lebih separuh buah zaitun yang di kutip dari ladang Luca akan di jual, memandakan stok minyak kegunaan mereka sendiri masih mencukupi yang di simpan di dalam tempayan-tempayan besar di bangsal dalam keadaan yang gelap, bagi mengawal suhu dan memelihara kualiti minyak zaitun asli itu.

"You stay at home tomorrow...," Belum habis ayatnya aku sudah pun menyampuk.
"I want to go."
"Its not good for yo.."
"I said im going."
"I will not be long.."
"Luca, i said i want to go, fullstop."
"All right, all right." Dia mengalah juga.
"When was the last time you do.. barba (bercukur)" Tanyaku sambil memegang daguku sendiri, macam aku pula yang rimas dengan jangut dan jambang-jambangnya itu.
"Two days ago. Why?"
"Can you just.. i can not stand..looking at your.." Kataku menggeleng-gelengkan kepala.
"Why? Whats wrong with my.."
"How many times i have to tell you..bla..bla..bla.." Mulutku mulalah berleter panjang, sambil menukar sarung bantal di bilik itu.
"Geeeez, you weird. one moment you happy, after you cry.. now you more fierce than mommy gorilla."
"What did you say..?" Aku memusingkan badanku melihat dia,
"no..thats not what i mean. You heard me wrong. Dont be mad..i go now." Dia bergerak menuju ke bilik mandi dan mengunci pintu..buat pertama kalinya.

to be continued..

My Sicilian HusbandWhere stories live. Discover now