MAAF

77 3 0
                                    

Aku lihat garisan pengalaman

terpatri dalam indahnya wajahmu

yang tidak akan pernah bisa hilang

oleh perjalanan waktu.


Kini kau semakin lemah tidak berdaya

tapi kau selalu menjaga diriku,

Memberiku cinta yang tulus untukku

sebagai anak yang kau sayangi seumur 

hidupmu.


Aku tahu betapa beratnya dirimu

untuk membesarkan diriku.

Hingga aku menjadi orang berhasil

dalam menjalani kehidupan yang tidak 

pernah adil.


Kau terus tabah dan bersabar

memberikanku nasihat yang terbaik darimu.

Namun aku selalu melawan dirimu,

Menggangap bahwa keputusanku selalu 

benar.


Ibu maafkan semua perbuatan

yang pernah menyakiti hatimu.

Hingga terkadang membuat dirimu menangis

seperti hujan yang turun begitu deras.


Tetaplah kau doakan anakmu ini

agar berguna bagi orang lain.

Saat diriku mengarungi

gelapnya sebuah kehidupan.


Jakarta 19 Desember 2014

KEHIDUPAN NYATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang