10. Farewell

770 79 28
                                    

Sulli bangun dengan sekujur tubuh yang begitu linu dan sakit. Terutama dibagian intinya yang tengah berdenyut. Ia merasakan gesekan selimut dikulitnya karena tubuh polosnya. Ia melirik jam yang ada diatasnya, sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Dan itu sudah sangat siang baginya.

Ia hendak bangun namun dirasakan sebuah lengan kekar melingkar erat dipinggangnya. Ia lupa kalau kemarin mereka sudah menikah dan pria yang kini ada disampingnya adalah suaminya yang tak lain adalah Choi Minho.

Ia merebahkan tubuhnya lagi, mengubah posisinya menjadi miring dan berhadapan langsung dengan pemandangan wajah tampan suaminya , rambutnya yang masih tersisir rapi itu masih membuatnya tersenyum. Semalam adalah malam terindah yang pernah ada dalam hidupnya. Untuk pertama kalinya hatinya berbunga-bunga karena mimpi yang dialaminya.

Tangannya terangkat untuk mengusap lembut pipi suaminya, senyum tak pudar dari wajahnya. Wajahnya masih sangat tampan walau dalam keadaan tidur sekalipun, alisnya yang tebal, ia turunkan lagi jarinya kehidung suaminya yang mancung dan terakhir dibibirnya. Sejenak ia terpaku, ia meneguk ludahnya, semalam bibir itulah yang menjelajah keseluruh tubuhnya bagai seperti seorang ahli. Ia meremang, tanpa sadar wajahnya mendekat untuk mengecupnya dengan lembut, setelah seperkian detik ia menarik wajahnya lagi dan memerah.

Minho membuka matanya dan tersenyum kecil, ia memang sudah terjaga saat istrinya bergerak tadi dan yang tak disangkanya adalah Sulli yang berani mengecup bibirnya walau hanya sebentar saja. Sulli menahan malu karena ia seperti ketahuan mencuri, ia hendak bangun dan berbalik namun Minho menahannya untuk tetap pada posisinya.

" Morning " Sapanya dengan hangat, ia menarik diri Sulli dan membuatnya jatuh tepat diatas dada bidangnya. Wajahnya memerah padam saat mendengar detak jantung Minho yang saling berlomba.

" Oppa , kau tidak berat? "

" Tidak sama sekali, dan kau mengecup ku diam-diam eh ? " Godanya. Sulli memalingkan wajahnya, namun Minho dengan cepat menarik dagunya.

" Kau bisa menciumku kapanpun, kita kan sudah menjadi suami istri " Sahutnya. Sulli mengangguk, ia terlalu malu untuk bicara lagi.

" Kau tidak menjawab pertanyaanku dari tadi. Sekarang aku tanya lagi apa masih sakit? " Ucapnya dengan lembut. Sulli kini memberanikan diri menatap matanya yang tengah menatapnya dengan lembut, ia mengangguk.

" Ya, sedikit. Tapi semuanya baik-baik saja " Jawabnya. Minho mengangguk lalu mengacak rambutnya. Ia bangun dari duduknya dan turun dari ranjang , Sulli hanya diam dipinggir ranjang, malu sekali dengan tubuh mereka yang tak terbalut apapun. Namun ia memekik pelan saat tiba-tiba Minho menggendongnya dengan ala bridal dan memasuki kamar mandinya.

Minho menurunkannya dibath tub lalu mengisi airnya. Ia membiarkan tubuh istrinya rileks lebih dahulu karena ia telah merenggut keperawanannya.

" Kau mandi disini saja yah dengan air hangat, biarkan aku yang berdiri dibawah shower. Kau bisa memanggilku kalau sudah selesai " Ucapnya. Sulli mengangguk, Minho tersenyum kecil lalu bangkit dari posisi jongkoknya, belum sampai kebilik kaca tangannya ditahan oleh tangan Sulli. Ia berbalik dan melihat wanita itu tengah tertunduk malu, alhasil ia berjongkok lagi dan menatap istrinya dari pinggir bath tub.

" Ada apa lagi sayang? "

" Eh.. Terima kasih, terima kasih untuk menjadi segalanya yang pertama untukku " Katanya sambil tersenyum malu. Minho tanpa basa-basi meraih dagunya lalu menanamkan ciuman singkat dibibirnya.

" Kau juga, kau menjadi yang pertama sekaligus menjadi yang selamanya untukku " Ucapnya. Sulli tersenyum hangat lalu menyambar tubuh Minho dengan cepat. Minho membalas pelukannya sambil mengelus punggung polosnya. Kalau tidak cepat-cepat dilepas dirinya akan bereaksi lagi. Akhirnya tak lama kemudian ia melepaskan pelukannya dengan terpaksa.

My Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang