8. Pra-Wedding

607 71 26
                                    

" Sayang, kau sudah siap. Daddymu akan berangkat sebentar lagi " Sahut Ibunya dari bawah tangga. Sulli terburu-buru mengambil ponselnya dan juga menaikkan tali tas kulitnya keatas bahunya. Ia keluar dari kamar dan tersenyum bersalah pada Ayahnya yang tengah menghela nafas padanya diujung tangga.

Sulli menuruni tangga, hari ini adalah hari nya bersama Minho untuk melakukan foto prawedding yang akan dilaksanakan distudio kenalan Chanyeol, adiknya. Dan karena Minho tak bisa menjemputnya akhirnya ia berakhir diantar Ayahnya menuju rumah prianya dan setelahnya mereka akan berangkat bersama dari sana.

" Kau cantik sekali, mau bertemu Minho yah? " Goda Kakaknya yang ternyata tengah berada dibelakang Ayahnya sambil memeluknya manja.

" Yoona, jangan menggodanya terus. Lihat wajahnya " Sahut Ayahnya , dan hal itu malah semakin membuat Sulli memerah. Tapi kalau ia bisa jujur, sebenarnya sekarang-sekarang ini ia lebih sering menyentuh make upnya mungkin karena pengaruh Minho, entahlah mungkin dia ingin selalu tampil cantik dan menarik perhatian Minho.

" Sudahlah sayang, cepat berangkat , Yoona panggilkan suamimu untuk sarapan sayang " Sahut Ibunya. Yoona mengangguk dan melepaskan pelukannya dari tubuh Ayahnya.

" Mom, aku berangkat " Ucapnya sambil mengecup pipi Ibunya. Tae Hee tersenyum sambil membalas memeluknya.

" Hati-hati sayang " Sahutnya lagi. Mereka berdua melambaikan tangannya dan keluar dari rumahnya.


Diperjalanan Sulli bersandar manja pada bahu Ayahnya. Ia pasti akan merindukan segala perhatian dan kasih sayang pria paruh baya dihadapannya ini yang sudah mendidiknya dan mencurahkan segala kasih sayangnya padanya. Pria itu mengelus lembut rambut anaknya, ia pun merasakan hal yang sama, sama-sama akan merindukan sandaran manja anaknya yang bungsu.

" Dad? Kau akan berkunjung kesana kan nanti? " Tanyanya tiba-tiba. Ayahnya menoleh padanya lalu tersenyum kecil. Lalu senyuman Sulli pudar saat Ayahnya menggeleng lemah padanya. Ia tersenyum kecut lalu membuang pandangannya, ia mengerti gelengan itu artinya tidak.

" Kecuali kalau kau ingin aku mati karena jantungku kambuh diketinggian ribuan meter sayang" Ucapnya dengan senyum mengembang diwajahnya. Sulli merasa jantungnya seperti diremas-remas, ia lupa Ayahnya punya penyakit jantung yang sewaktu-waktu akan kambuh.

Itulah alasannya kenapa Ayahnya tak pernah diperbolehkan pergi keluar negeri untuk mengurus bisnisnya dinegara tetangga karena penyakitnya. Ia mengetatkan pelukannya, membenamkan wajahnya dibahu milik Ayahnya yang sangat nyaman. Sulli merasa bersalah sekali, padahal ia janji tidak akan membahasnya lagi tapi ia malah mengungkit-ngungkit masalah yang seharusnya sudah selesai saat pembicaraannya dengan Minho dimobil setelah pertemuannya dengan Soojung kemarin.

" Maafkan aku Dad? Aku.. Aku hanya .. "

" Aku mengerti, Minho pria yang baik. Kembalilah kesini kalau kau merindukan kami dan ajak suamimu " Ucapnya. Sulli mengangguk dan tersenyum kecil. Ia pasti akan mengajak Minho pulang kesini saat ada acara penting, termasuk pernikahan Soojung yang akan diadakan beberapa bulan lagi.

" Aku pasti akan kembali, Lagipula sebentar lagi Soojung akan menikah kan? " Ucapnya. Ayahnya tersenyum lalu menatap dikedalaman matanya.

" Kau harus menurut apa kata Minho disana, dia sebentar lagi akan menjadi suamimu. Jangan pernah mengecewakannya oke " Pintanya. Sulli mengangguk, seperti apa yang dibicarakan Ibunya semalam, ia harus menuruti apa yang terbaik untuknya lagipula Minho adalah pria yang baik, ia pasti akan menurut dan melakukan apapun yang ia perintahkan, memerintah dalam konteks yang baik.

" Aku percaya pada Minho " Sahutnya pelan tapi masih bisa didengar oleh Ayahnya.

Mereka sampai didepan rumah besar milik Minho, sayang sekali Minho tak bisa menjemputnya karena saat mobil itu masuk dipekarangan rumahnya ia terburu-buru menghampiri pintunya dan menghampiri tuan putrinya. Sulli tersenyum saat Minho dengan perhatian membukakkan pintunya lalu memberikannya senyum lebar. Ia tak enak hati dengan calon istrinya karena tak bisa menjemputnya, salahkan adiknya yang tak memperbolehkan nya meminjam mobilnya kembali.

My Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang