15. Sean O'Pry

760 71 31
                                    

" Sayang, kau sudah siap? " Tanya Minho yang sudah rapi dengan kemeja kerjanya beserta jas yang menambah gagah penampilannya. Ia membenarkan letak jam tangannya lalu meraih tas yang ada disofa ruang tamunya. Dari arah dapur keluar istrinya dengan tas kertas yang ada dalam genggamannya, tas kecil yang jatuh dikakinya membuatnya tampak seperti seorang remaja yang ingin kencan, huh! Ia merutuk perbedaan umur yang terlalu jauh, kalau saja ia tak mengambil libur berkepanjangan mungkin dirinya sudah mengajaknya pergi kePulau paling romantis didunia, Maladewa.

Sulli menggandengnya dengan senyum mengembang, entahlah bisa bangun pagi dan melihat wajah tampan suaminya serta bisa menyiapkan sarapan merupakan kebahagiaan sendiri baginya. Minho menghentikan langkahnya sebelum dia keluar dari pintu apartemennya.Ia ikut tersenyum karena pagi ini merasa bebannya sedikit berkurang dengan kehadiran istrinya. Rumahnya menjadi bersih, makannya teratur dan juga jam tidurnya cukup. Ia bersyukur memiliki Sulli yang terus mengingatkannya pada pola hidup yang teratur.

Bibirnya terulur untuk mengecup singkat bibir istrinya, Sulli menahan nafasnya karena tiba-tiba ia menciumnya. Kalau jam segini dirumahnya dulu ia belum bangun sekarang bahkan ia menset alarm saat fajar tiba. Dirinya ingin bangun lebih dulu dari suaminya dan menjadi istri yang berguna dengan mengatur semua keperluannya. Saat Minho melepaskannya Sulli berjingkat untuk mengecup bibir suaminya sebentar. Minho tersenyum saat tahu istrinya mulai berani dan tidak kaku lagi padanya.

" Kita harusnya berbulan madu " Keluhnya. Minho membenarkan ucapannya, tapi kapan waktunya ia tak tahu. Jadwalnya untuk dua bulan kedepan sudah tersusun rapi dilaptop milik Lily , ia bisa apa?

" Kau harus bersabar sayang, anggap saja kita sedang bulan madu disini " Sahutnya. Sulli mencebikkan bibirnya. Kalau tidak diajak kekantornya mungkin ia akan mati kebosanan disini.

" Itu berbeda, lantas kapan kau tidak sibuknya? " Tanyanya dengan kesal. Minho menghela nafasnya sambil mengelus rambut panjangnya. Ia pun tidak ingin menjadi orang yang sibuk, tapi laptop, berkas-berkas yang menumpuk, dan ribuan karyawannya sudah mendarah daging didirinya, ia tak mungkin meninggalkannya begitu saja.

" Kita sudahi ini oke, aku sudah telat " Katanya sambil menarik lengan istrinya. Dalam hatinya Sulli meringis , kenapa ia bisa mendapatkan seorang suami yang super sibuk. Hari libur pun tak bisa jalan-jalan , sudah dua minggu ia disini dan hidupnya seputaran itu-itu saja tidak ada yang lain.

Belanja keperluan dapur, kadang ia pergi untuk membelikan dasi maupun kemeja baru serta kepeluannya di Mall besar yang ada dipusat kota, lalu bertemu tetangga saat mereka keliling untuk mencari udara segar di minggu pagi tepatnya di Stanley Park. Ia sudah bosan, ia ingin yang lain, melakukan hal lain bersama suaminya seperti pasangan-pasangan lain yang ada disekitaran mereka. Kadang sepulang kerja memang Minho suka memberikannya kejutan dengan sebuket bunga namun itu tak memberikan efek apapun pada kehidupannya, ia bosan.

Ia hanya diam saat suaminya memasangkan sabuk pengaman pada dirinya. Minho merasakan aura berbeda istrinya namun ia hanya diam tak mau pembicaraan tadi berkelanjutannya karena sudah pasti jawabannya tidak sekarang. Ia tak mau membuat Sulli kecewa padahal diam-diam Sulli sangat kecewa karena Minho tak mau menurutinya untuk hal satu ini. Selama perjalanan mereka sibuk dengan pikiran masing-masing , Sulli sudah berencana melakukan tour diperusahaan suaminya nanti dan melihat detail kantornya tentunya dengan seizinnya.


Sesampainya dibasement kantornya Minho langsung keluar begitu saja tanpa mempedulikan istrinya, Sulli mengerucutkan bibirnya melihat kelakuan suaminya, apa hanya karena masalah bulan madu dia jadi marah? Kenapa dia seperti wanita yang sedang mestruasi, sangat sensitif pemikirannya. Ia mengekorinya untuk bisa masuk kedalam gedung tinggi tersebut. Sang resepsionis yang kemarin membuat masalah dengannya menunduk tak berani menatapnya, ia melewatinya begitu saja tanpa mau bertanya lebih lanjut, yang terpenting sekarang adalah menyusul suaminya.

My Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang