" Hai, Mom, How are you? " Tanya Sulli, wanita itu membuka flatshoesnya saat ia sampai diapartemennya. Ini adalah hari keempat dirinya tanpa suaminya. Dan ia bersyukur saat ada paket kiriman dari suaminya tiga hari yang lalu, yaitu handphone, wanita itu memang sangat membutuhkannya setelah kejadian beberapa hari yang lalu, dan kini ia bisa berkomunikasi lagi dengan Ibunya.
" Minho sedang dalam perjalanan bisnis, aku baik-baik saja. Apa Daddy sudah lebih baik kondisinya? " Tanyanya lagi. Ia begitu merindukan Ibunya hingga rasanya ingin sekali pulang kekampung halamannya.
" Suamiku belum mengatakan apapun, dia masih sangat sibuk Mom, akan aku usahakan pulang bulan depan " Ucapnya lagi, terdengar kekehan dari sebrang sana karena Sulli menyebut Minho dengan sebutan suami.
" Aku belum mengalami tanda-tandanya Mom ,kami juga sedang berusaha " Ada nada geli terselip saat ia menjawab pertanyaan Ibunya seputar dirinya yang sudah hamil atau belum, bukan berusaha lagi, bahkan Sulli dan Minho termasuk rutin dalam melakukan hubungan yang membuatnya sulit tidur.
" Oke Mom, baik-baik disana, kabari aku kalau ada sesuatu yang terjadi " Ucapnya sebagai penutup telfon yang dilakukannya bersama Ibunya. Sulli menaruh kantung belanjaannya diatas meja dapur. Wanita itu mencepol rambutnya agar tak menghalangi acara memasaknya.
Tiba-tiba ia merindukan suaminya, Ya, empat hari sudah ia ditinggalkan oleh Minho yang tengah melakukan perjalanan bisnis. Ia bisa apa sekarang ? Kalau dia berada diKorea mungkin ia akan pergi ke mall dan belanja sepuasnya bersama Soojung, tapi sekarang ia ada dinegara orang, Minho pasti akan mengamuk kalau tahu dirinya pergi tanpa izin apalagi sampai berkeliaran dijalan.
Sulli mulai memotong beberapa sayuran yang hendak dimasaknya. Sebenarnya ia tak ingin masak, tapi ia rindu memegang alat-alat dapur yang sudah biasa dipegangnya saat bersama suaminya. Memikirkan suaminya apa yang sebenarnya tengah dilakukannya, sudah tiga hari pria itu tidak memberinya kabar, membuatnya kalang kabut karena takut terjadi apa-apa disana.
Dan juga, saat ia menelfon ke ponsel William keadaan ponsel pria itu membuatnya benar-benar frustasi, apakah memang ada sesuatu disana? Kenapa mereka tak memberinya kabar. Dan memasak merupakan opsi pertama untuk mengusir kegalauannya, beginikah rasanya berhubungan jarak jauh? Bagaimana kalau dulu dia bersikeras tinggal terpisah dengan Minho, tidak bisa ia bayangkan rindu yang akan menumpuk pada pria tampannya itu.
Suara bel yang terdengar membuatnya terpaku, Sulli mengusap tengkuknya yang tak gatal karena keheranan. Siapa yang datang malam-malam begini? Jangan sampai orang jahat tahu keberadaannya disini. Dengan menggunakan sandal rumahannya ia menyambar cardigan yang tadi disampirkan diatas kursi makan, tidak sopan bukan menerima tamu dalam keadaan kurang sopan.
Ia membuka pintu apartemennya, dan pandangannya langsung disambut oleh buket bunga besar yang kini mengalihkan pandangannya, Sulli menatapnya dengan heran, namun saat buket itu diturunkan matanya melebar melihat siapa yang ada disana. Pria yang dirindukannya telah kembali. Dengan cepat Sulli melempar bunga yang ada digenggamannya, tubuhnya menubruk tubuh pria nya yang masih dalam keadaan tak siap, Minho terkekeh, dengan cepat pula ia menyeimbangkan posisinya dan membalas pelukan istrinya, ia menutup pintunya tak ingin membagi istrinya pada siapapun. Sebenarnya masih dua hari lagi ia pulang kesini namun ia mempercepat pekerjaannya dengan dalih merindukan istrinya.
" Hmm.. Harum sekali, sudah mandi? " Tanya Minho, Sulli mengangguk sambil mencuri-curi ciuman dipipi Minho.
" Kemana saja? Kau tidak memberiku kabar, aku khawatir "
" Maafkan aku sayang, ini semua aku lakukan agar aku bisa pulang cepat dan tidur sambil memeluk istriku " Dan menangkap pria itu secepatnya. Padahal bukanlah itu alasan sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband ✔
FanfictionTerlalu kolot mungkin mengangkat tema Perjodohan diabad ini. Tapi... Walaupun pernikahan mereka atas perjodohan yang terjadi antara kedua orang tuanya, Minho dan Sulli tetap berusaha untuk menerima dan saling mencintai. Saat mereka baru saja memula...