My Husband ✔

12. New Day

" Siapa sayang? " Tanya Minho, saat istrinya memekik kencang dikamarnya, Minho keluar dengan handuk yang melingkar dipinggangnya sedangkan handuk satunya ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya. Istrinya sudah siap untuk tidur dengan gaun satin dan tali tipis yang melingkar dipundaknya. Minho mendekatinya sambil melihat apa yang tengah dilakukan istrinya.

" Minho baru saja mandi Mom , lihat kepalanya saja bahkan belum kering " Ucapnya. Minho tersenyum sambil menggeser ponsel yang tengah dipegang istrinya untuk dilihat olehnya, ternyata dia sedang melakukan panggilan video dengan keluarganya dan Ibunya, Minho menyipitkan matanya lagi, memang benar wanita dengan dress putih gading itu adalah Ibunya.

" Baik-baiklah disana kalian, Aku sudah menyuruh Chanyeol mengirimkan makanan untuk kalian disana. Cepatlah membuat cucu untuk kami " Ungkapnya. Sulli memerah, ia memeluk lengan suaminya dan bersandar manja disana. Minho mengambil alih ponselnya lalu menatap Ibunya sambil mendengus.

" Seperti aku tak bisa memberikannya makanan enak saja Mom "

" Hei, makanan korea disana pasti beda dengan yang asli dari sini. Berterima kasihlah karena Mommy sangat perhatian pada kalian, selalu saja mengeluh , kau ini " Sulli terkekeh saat Ibu mertuanya memarahi suaminya. Ia mengulum senyum membuat suaminya menatapnya sama kesalnya.

" Baiklah Mom, kau ini cerewet sekali. Kami ingin tidur disini sudah pukul sebelas malam " Ucapnya.

" Oh kami mengganggu kalian yah? Besok kami telfon lagi " Ucap Ibu mertuanya. Minho tersenyum kecil lalu melambaikan tangannya pada mertuanya dan Ibunya. Sulli tersenyum lalu menaruh ponselnya dinakas sambil menatap suaminya. Sekeliling kamarnya sudah rapih, satu jam yang lalu mereka baru saja selesai membuat tubuh mereka rasanya sudah remuk sekali.

Sehabis penerbangan mereka langsung berbenah dirumahnya yang sangat berantakan dan kini tubuh mereka sudah sangat lelah dan butuh istrihat. Minho mengambil baju yang sudah disiapkan istrinya diatas ranjang, sebenarnya ia tak memerlukan baju untuk tidur karena ia biasa tidur tanpa baju. Ia hanya meraih celana piyamanya dan memakainya dihadapan istrinya. Sulli memerah lalu dirinya langsung masuk kedalam selimut begitu saja tanpa menunggu suaminya , sejujurnya ia begitu malu dengan ketelanjangan suaminya.

Minho menyusulnya, ia masuk kedalam selimut sambil memeluk istrinya dari belakang. Ia menyukai aroma manis yang menguar dari tubuh istrinya, Minho mengecup puncak kepalanya lalu dengan sedikit paksaan ia melepas pelukannya dan membalik tubuh istrinya hingga istrinya itu menghadapnya. Sulli menggigit bibirnya, ia masih malu tapi mau bagaimana lagi suaminya memang suka sekali membuat jantungnya berdebar tidak pada tempat dan waktunya.

" Kau cantik sekali "

" Apa kau mencoba merayuku lagi Oppa, ini sudah keenam kalinya kau mengatakan aku cantik " Ucapnya. Minho terkekeh lalu menatap istrinya dikedalaman matanya. Ia begitu memuja istrinya yang sangat cantik itu, tak berbeda jauh dengan Sulli, ia pun begitu memuja suaminya yang sangat tampan dan juga perhatian, ia begitu beruntung memiliki Minho walaupun pernikahan mereka hanay berdasarkan perjodohan orang tuanya.

" Dan kau menghitungnya, tapi tidak ada undang-undang yang melarang seorang suami memuju istrinya kan? " Ucapnya sedikit jengah, Sulli mengangguk dan membenamkan wajahnya didada bidang suaminya.

" Kau akan masuk angin kalau seperti ini terus "

" Kemarin mungkin iya, tapi sekarang sudah ada istriku yang menghangatkan ranjangku " Ucapnya. Sulli sedikit merengut, jadi apa pernikahan ini ada karena Minho, suaminya hanya ingin menjadikannya penghangat ranjangnya saja.

" Jadi aku hanya penghangat ranjangmu? " Katanya sedikit meninggi. Minho menggeleng lalu mendongakkan dagu istrinya untuk mengecup bibirnya yang suka bicara sembarangan. Awalnya Sulli menolak, tapi suaminya begitu lihai membelai bibirnya hingga ia terlena, dan tak lama mereka saling melepaskan diri masing-masing karena oksigen diparu-paru mereka sudah menipis.