Di tinggal

9.6K 209 0
                                    

Tania POV

Usia Zian udah 1 tahun. Dia lagi aktif-aktifnya berjalan ke sana kemari dan merangkak ke sana kemari.

Selama ini aku sudah tidak bekerja lagi, udah keputusanku untuk memantau saja.

Suamiku? Jangan tanya bagaimana bahagianya dia atas keputusanku.

Karena apa? Tak ada kata menolak lagi dari bibirku dengan alasan lelah saat dia meminta sesuatu.

Lagian umurku juga tidak muda lagi, dia juga sudah tidak muda lagi.
Wajah tapi jangan di tanya banyak yang bilang muka kami masih berumur 23 tahun. Bukannya geer, aku adalah mantan model saat aku masih sekolah. Sedangkan suamiku? Sudah ku bilang kalau ketampanannya tidak akan pernah pudar dimakan usia.

*

Saatnya aku lebih giat untuk merawat dan mengurusnya beserta buah hati kami.

Apalagi tiap pulang, yang di tampilkan wajah kusut dan lelahnya, sungguh itu salah satu pertimbanganku untuk berhenti bekerja.

Melihat mukanya yang kusut dan dia tak berani memintaku untuk meredakan lelahnya, itu sesuatu yang membuatku yakin dengan keputusanku.

Apalagi sih yang di cari di dunia?

Aku ingin ketika suami beserta anakku datang ke rumah, dia merasakan surga.

Berbakti kepada suami adalah salah satu menuju pintu surga.

*

Sudah dua minggu aku menginap di rumah orang tuaku.

Bukan apa-apa hanya sja,
Kesehatan mama, yang mulai menurun lagi, membuatku harus ekstra menjaganya.

Dua minggu lalu mama jatuh dari kamar mandi, karena jantungnya kambuh dan darah tingginya mulai naik.
Saat itu, rasanya badanku lemas. Aku tak mau sesuatu hal buruk terjadi di keluargaku termasuk mama.

Yang dilakukan mama dari dua minggu lalu sampai sekarang, adalah berbaring. Terkadang aku membawanya jalan-jalan keliling komplek.

Aku bukan melupakan kewajibanku sebagai istri dan ibu, hanya aku tak mau menyesal suatu saat nanti, apabila aku belum melakukan sesuatu untuk orang tuaku yang telah membesarkanku.

Suamiku akhir-akhir ini sering uring-uringan, aku tau apa penyebabnya.

Tapi aku hanya ingin di mengerti kali ini.

Awal aku meminta izin untuk tinggal bersama orang tuaku, Farhan memperbolehkan. Asal aku cepat kembali bila keadaan mama sudah membaik.

Keadaan mama sudah sedikit membaik, mama juga sudah tidak rewel untuk makan, mama juga sudah menyuruhku kembali.

Zian juga ku bawa ke rumah orang tuaku, itu sebenernya yang membuat Farhan uring-uringan.

Benar yang aku pikirkan, bahwa dia adalah papa yang overprotektif terhadap anaknya.

Bahkan Zian lecet sedikit saja dia pasti akan emosi dan melampiaskan ke aku.

Pernah dulu waktu Zian umur 9 bulan, waktu itu aku sedang menggantikan popok yang digunakan sama Zian.
Tapi waktu aku ganti, pantat Zian terdapat bintik-bintik merah dan menangis saat di pegang.

Aku tau itu iritasi, yang sudah biasa di alami oleh bayi, tapi tanggapan Farhan sangat berlebihan.

Flasback

"Kenapa Zian nangis ma?"
Ucap Farhan sambil menghampiriku

Farhan keluar dari kamar mandi, dia sebenarnya buru-buru akan berangkat bekerja. Tapi karena melihat Zian nangis dia urungkun untuk segera berangkat.

Tukang Pijatku • 1 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang