Restaurant

18.8K 299 1
                                    

Saat ini aku berada di tempat makan dekat kantor suamiku.

Aku berniat ingin makan bersamanya, karena ku tau dia akhir-akhir ini sering kambuh penyakit maghnya.
Bahkan kemarin pulang dari kantor, dia langsung meringkuk memegangi perutnya yang di landa sakit.

Maka dari itu, aku meluangkan waktu untuk mengajaknya makan di dekat kantornya, tak urung juga aku sering membawanya makan siang ke kantor. Di karenakan tadi tak sempat masak karena banyak pelanggan, walaupun aku hanya memantau di rumah, tapi tetap saja sibuk. Jadinya aku berada di restoran ini sekarang.

Dari tadi aku menunggu kedatangan suamiku, tapi tak kunjung terlihat batang hidungnya. Padahal harusnya dia sudah datang setengah jam yang lalu.

Sebelum ku angkat telepon untuk meneplonnya, tiba-tiba yang di tunggu dari tadi datang, dan duduk di sampingku sambil meletakkan kepalanya ke bahuku.

"Why, dear?"
Tanyaku yang kaget. Tapi, setelah itu aku normal kembali dan mencium punggung tangannya sebagaimana caraku menghormatinya.

"Pusing,"
Ucapnya mengeluh manja.

"Makan dulu ya? Apa Masih mual?"

Tanyaku sambil memanggil pelayan restaurant.

Ya, usia kandunganku masih muda masih tidak begitu terlihat, tapi bila di perhatikan perutku menonjol walaupun sedikit.

Soal mengidam atau mual itu malah yang mengalami suamiku. Katanya sih karena suaminya terlalu cinta maka dia rela sakit, tapi itu katanya dan hanya mitos.

"Hm"
Jawabnya berdehem, setelah ku tanya tadi.

Setelah ku pesan apa yang akan di makan olehku ataupun Farhan, aku memeluknya hingga bersandar di dadaku.

Setelah ku pesan apa yang akan di makan olehku ataupun Farhan, aku memeluknya hingga bersandar di dadaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untung saja restauran tempat yang ku duduki seperi sofa, jadi dia juga akan merasa nyaman di pelukanku.

Tak lama pesanan yang ku pesan sudah datang, dan ku usap lengannya untuk membangunkannya.

"Bang, makan dulu gih, entar magh kamu kambuh lagi loh."

"Pusing ma"
Keluhnya mengernyitkan dahinya.

"Pusing ya? Aku suapin mau?"
Ucapku. Dan dia tetap tak mau beranjak dari dekapanku.

"Mau"
Ucapnya lirih.

"Yaudah"
Ucapku. Dan aku menyuapinya dengan telaten sambil dia bersandar di dadaku.

"Kamu gak usah balik kerja dulu deh bang, kasihan kamunya kalau di paksain, langsung pulang ya bareng aku?"
Nasehatku padanya.

"Nanti aja, aku harus ketemu client sebentar lagi, kamu pulang aja"
Jawabnya.

"Tapi kamu pusing gitu, entar percuma juga kalau di paksain gak akan maksimal sayang"
Ucapku sambil menyuapinya.

Tukang Pijatku • 1 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang