beri

100K 987 3
                                    

Awalnya hanya ku berikan pijatan ringan, karena ku tahu tak baik memberikan pijatan keras pada otot yang kaku.

Saat ini ku tatap matanya yang terlihat lelah, suamiku berbaring dengan memakai bawahan celana longgar tanpa Kaos yang melekat di tubuhnya, sudah sebulan lebih tak ku gubris permintaannya yang ingin di urut.

Mungkin karena memang sudah tak tahan dengan kondisi tubuhnya, dia menghampiriku ke Tempatku bekerja. Ya dia adalah suamiku Farhan.

Bahkan dia membayar mahal untuk bisa di pijat olehku, dan aku juga harus membayar mahal untuk menolak pelanggan ku yang sudah jauh hari untuk memesanku, kebetulan tempatku bekerja khusus untuk memijat wanita. Hanya Farhan yang laki-laki,

Ku urut pahanya yang terasa keras di tanganku, dia sedikit menegang saat ku awali tekanan lembut,

"Ahh"

desahnya dengan tangan mencengkram di samping tempat tidur, ku tahu dari kemarin dia mengeluh pahanya kram dan selalu minta di injak oleh anakku selepas dia bekerja, tetapi tidak membuat keadaan pahanya membaik, malah bertambah sakit katanya. Katanya juga pahanya ngilu karena tiap hari harus mondar-mandir untuk menyelesaikan masalah pekerjaannya

"Kalau aku gak kesini, gak bakalan tuh kamu ngasih perhatian ke aku"

"Iya maaf ya bang, gak lagi deh kayak gitu"

"Emang Kamu gak takut durhaka sama suami?"

"Takut"

"Atas dikit, nah di situ"

Ku hentikan pijatannya ku berikan ciuman pada dahinya.

"Kangen" ucapku padanya

"Mangkanya di rumah aja ma, ngurus aku sama anak, kamu gak kasihan sama aku? Pulang kerja kamu malah tidur kecapekan tanpa menyambutku"

"Maaf, bang"

"Hemm, lanjutin badanku dari kemarin ingin di urut tapi kamunya juga kecapekan. Nanti gantian di rumah aku urutin"

"Bagian mana yang sakit?"

Tanyaku yang mulai kembali memijat pahanya.

"Di situ aja dulu, masih kerasa kram dari kemarin"

Ku tuangkan minyak urut ke tanganku dan ku baluri di pahanya sehingga terasa licin saat tanganku mengurutnya.

"Ahhh, sshh ahhh ahhh"

"Enak?"

"Hmm"

"Balik badan, kayaknya paha depan yang sakit itu"

Setelah ku suruh berbalik, ku ambil handuknya sehingga menutupi pahanya, ku remas tanpa ku baluri minyak, karena ku tahu, dia amat suka di pijat bagian depan tanpa di baluri minyak.

Dia terlihat meringis, itu membuatnya menggemaskan. Saat dia terlihat meringis ku hentikan pijatanya sehingga dia membuka matanya, dan ku kecup pipinya.

"Sakit ya? Maaf ya baru bisa pijitin sekarang, tenang aja nanti pasti gak sakit lagi. Maaf ya pa"

Dan dia hanya tersenyum tanpa membalas ucapanku, ku naikkan sedikit tempat dia berbaring,sehingga posisinya dia tidak berbaring sepenuhnya sedikit duduk, dan ku remas kembali pahanya.

Saat ku rasa pahanya tidak sakit, ku suruh dia berbalik kembali tengkurap. Ku pastikan dia nyaman dan bisa tidur, karena ku tahu saat dia tertidur, apapun yang ku lakukan tidak akan terasa, karena aku ingin memijat di titik mana penyebab dia lelah, dan itu menyakitkan bila keadaan sadar, aku tidak ingin dia merasa sakit. Maka dari itu ku pijat punggungnya dengan lembut sehingga membuatnya mengantuk. Tak berselang lama ku dengar suara dengkurannya.

Tukang Pijatku • 1 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang