Menjelang pernikahan Zoni

6.8K 147 2
                                    

"Kak.."

Panggilku ke arah anakku yang sedang berkutat dengan berkas-berkas untuk keperluan pernikahannya.

Dua bulan lalu aku dan suamiku mendatangi rumah orang tua Lana, yang notabennya calon besanku.

Dan dengan perundingan itu, Zoni dan Lana akan di nikahkan dengan waktu yang sudah kami sepakati dengan keluarga pihak lana.

Minggu depan akan di laksanakan akad nikah dan juga di satukan dengan resepsinya, agar kalau capek biar sekalian capek.

Dan dengan perundingan yang cukup berjalan lancar, karena pihak keluarga Lana menyerahkan semua keputusan ke aku dan suamiku dan mahar nya pun juga tidak di beratkan. Walaupun begitu Lana dan Zoni juga ikut mengurus, sedangkan aku hanya membantu apabila mereka merasa butuh bantuan

Aku merasa beruntung, anakku mendapatkan Lana karena dia merupakan perempuan yang menerima apa adanya dan aku yakin dia bisa membahagiakan anakku kelak.

"Kak.."
Panggilku lagi karena Zoni tidak juga menyahut panggilanku.

"Iya ma?"
Sahutnya menolehku.

"Mama mau tanya, sini duduk sebelah mama"
Ajakku menyuruhnya berhenti untuk mengurus berkas sebentar.

Zoni segera menghampiriku dan duduk di sebelahku.

"Kamu yakin udah siap lahir dan batin buat jadi kepala keluarga?"
Tanyaku menatapnya serius.

"Yakin ma"

"Mama harap, apapun rintangan yang kamu hadapi nanti, jangan pernah lupakan keberadaan Allah ya kak, dan semarah-marahnya kamu nanti jangan pernah mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati istrimu, dan jangan menjatuhkan talak. Karena di keluarga kita, nikah cukup sekali seumur hidup. Kamu sebentar lagi jadi kepala keluarga, kalau ada masalah selesaikan dengan kepala dingin."

"Iya ma, aku pasti inget kata-kata mama"

"Inget ada mama papa yang akan selalu jadi supporter kamu selagi itu baik buat orang lain"

Zoni mengangguk

"Yaudah mama cuma mau ngomong itu ke kamu. Dan sampai kapanpun kamu akan selalu jadi putra kecil mama"

Ucapku mengusap pucuk kepalanya.

"Kamu mau mama buatin teh apa kopi?"
Tanyaku kemudian.

"Teh aja deh ma, pakai madu ya ma"
Ucapnya kembali mempersiapkan berkas kembali.

Aku mengangguk sebagai jawaban dan berlalu membuatkan minuman.

*
Setelah nya aku kembali membawa tehnya dan memberikan ke Zoni yang sudah senderan di tempat tidurnya.

"Udah beres ka?"
Tanyaku.

"Udah ma."
Jawabnya

"Emhh.. ma aku boleh gak skype sama lana?"
Tanyanya terdengar ragu.

"Sabar dong ka, satu minggu lagi kamu puasin deh ketemu lana."

"Tapi ma aku kangen, masak di pingit dua bulan lebih sih, udah gitu gak boleh telpon-telpon an"
Ucapnya merajuk.

Sedangkan Aku hanya terkekeh.

"Kayak gini mau nikah?"
Tanyaku menggodanya.

"Tau ah."
Ucapnya cemberut dan ku usap kepalanya.

"Sabar, kalau gak sabar ya udah gak usah nikah, berarti kamu belum cukup dewasa untuk nikah"
Ucapku mengerling menggodanya.

"Iya iya"
Ucapnya sebal.

Tukang Pijatku • 1 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang