Marah

48.5K 425 12
                                    

"Bang bangun, kamu gak berangkat?"

Ku guncangkan bahunya yang tengkurap.

"Jam berapa sekarang ma?"

Tanyanya dengan suara bassnya yang bangun tidur.

"Udah jam enam, siap-siap gih"

Suruhku sambil mengusap keningnya yang sedikit berkerut.

Oh iya aku masih di luar kota, tapi ini hari terakhir aku dan suamiku berada di sini.
Selama menemaninya, dia benar-benar sibuk, bahkan pulang nya selalu tengah malam selama lima hari.

"Seperempat jam lagi bangunin aku ya, masih ngantuk"

Ucapnya kembali memejamkan matanya.

Ku turuti kemauannya, karna aku tahu dia tadi malam tidak bisa tidur karena badannya yang kembali lelah, dia baru bisa tidur waktu selesai sholat subuh, itupun dengan bantuan pijatanku di seluruh badannya.

Sungguh, aku tadi malam sudah menawarkan untuk memijatnya, tetapi dia menolak dengan alasan dia tidak apa-apa. Dan katanya dia takut aku kurang tidur.

Akupun akhirnya bersih keras memijatnya saat selesai sholat, dan akhirnya dia pasrah dan tertidur hingga sekarang.

Aku menaiki punggungnya yang masih tengkurap itu, ku berikan pijatan, lumayan untuk mengurangi lelahnya itu. Saat ku naiki dia sedikit membuka matanya tetapi kembali memejamkan matanya.

Dia sering mengadu saat tak sengaja ku tekan terlalu keras, tetapi tidak berlangsung lama karena aku hanya ingin membuatnya nyaman dan relaks, syukur-syukur lelahnya juga hilang.

Setelah ku lihat jam, ternyata sudah waktunya ku bangunkan dia. Karena hari terakhir, kemungkinan dia pulang sore kalau tidak ya siang, karena tidak memungkinkan untuk mengemudi di malam hari.

"Bang, hei, bangun gih"

Ku tepuk pipinya pelan.

Dia mulai mengerjapkan matanya. Dan bangkit dengan berusaha mengumpulkan nyawanya.

"Nanti pulang jam berapa bang?"

Tanyaku.

"Mungkin jam satu siang aku udah di sini"

"Oh yaudah kalau gitu, nanti langsung berangkat ya bang, udah aku packing juga baju nya ke koper"

"Iya"

"Yaudah gih, mandi siap-siap"
Perintahku padanya.

***

Setibanya di rumah, aku langsung merebahkan diriku di atas sofa. Aku sungguh lelah, karena saat tadi mengemudi,yang harusnya suamiku harus kugantikan, karena aku tidak tega melihat matanya yang sayu kurang tidur.

Ku rasakan keningku di usap, tapi aku tidak membuka mataku karena dari baunya sudah pasti suamiku.

Aku merasakan tubuhku melayang, aku mengerjapkan mataku sebentar dan melihat wajahnya tersenyum menawan, aku menenggelamkan wajahku ke dada bidangnya saat menggendongku.

Saat tiba di kamar,
Dia bertanya kepadaku

"Ma, mau aku pijat gak?"

"Gak usah, kamu juga capek"

"Gakpapa"

"Gak mau pa!"

"Yaudah, kalau kamu takut aku capek, aku panggilin Zoni"
Ucapnya dengan mengusap keningku yang sudah kurebahkan di atas kasur.

Zoni adalah anak lelaki kami satu-satunya. Dia sudah kuliah semester terakhir dengan jurusan kedokteran.

"Gak usah pa, dia sibuk ngurusin scripsi. Kasian"

Tukang Pijatku • 1 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang