16. Penjelasan

9.6K 475 12
                                    

- nomor yang anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan ini silakan coba beberapa saat lagi -

"Arghhhh..." Ali mengacak rambutnya frustrasi saat lagi-lagi panggilannya sengaja tidak diangkat.

"Lo kenapa sih Li? Resah banget kayaknya." Tanya Kaia heran saat ia tak sengaja melewati ruang keluarga menuju dapur.

"Huft... ini Kai telfon gw dari tadi di reject sama Prilly." Kaia yang merasa jika adiknya butuh teman curhat pun tak jadi melangkahkan kakinya ke dapur dan lebih memilih duduk disisi Ali.

"Kenapa di reject? Kalian lagi berantem emang?" Tanya Kaia penasaran. Ali hanya menggeleng lemah.

"Terus?"

"Revan." Ucap Ali singkat.

"Maksudnya? Sumpah ya Li gw bingung! Kalo mau curhat jangan setengah-setengah napa." Ucap Kaia kesal.

"Sorry Kai, gw lagi kalut gara-gara Prilly ga ada kabar 3 hari ini."

"Terus hubungannya Prilly ga ada kabar, telfon di reject, sama Revan apa?"

"Lo inget waktu minggu lalu Prilly gw ajak ke loksyut?" Tanya Ali yang membuat Kaia mengangguk.

"Sorenya gw nganterin dia balik, terus dia ngajak gw mampir dulu ke rumahnya karena dia mau ngenalin gw sama abang sepupunya yang baru dateng dari Belanda. Dan lo tau? Abang sepupu yang Prilly maksud itu ternyata adalah Revan." Kaia mendelik kaget mendengar penuturan terakhir dari Ali.

"Serius lo? Kok bisa?"

"Ya bisa lah, ga ada yang ga mungkin di dunia ini Alya Avivah."

"Yee, kalem dong ngomongnya. Maksud gw kok lo bisa ga ngeh sih kalo abang sepupu Prilly itu Revan? Emang Prilly ga nyebut nama sebelumnya?"

"Sebut sih, cuma Prilly itu manggilnya bukan Revan tapi Kenzo."

"Jangan bilang lo lupa nama lengkapnya Revan." Ucap Ali lagi saat ia melihat Kaia akan membuka mulutnya yang membuat Kaia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hehe... udah lanjutin ceritanya."

"Huft... akhirnya pas di rumahnya gw ketemu Revan, terus dia nanya sama Prilly kenapa Prilly bisa kenal sama gw. Prilly bilang kalo gw itu pacarnya, nah dari situ Revan mulai marah-marah dan ga setujuin hubungan gw sama Prilly. Gw diusir sama dia, gw ga langsung pergi karena gw liat Prilly nangis. Tapi Revan tetep nyuruh gw pergi, akhirnya gw ngalah gw tau saat itu Revan lagi emosi dan dia butuh ketenangan. Gw pergi dari sana walaupun itu berat karena gw harus ninggalin Prilly, tapi gw bisa apa? Ini semua juga demi kebaikan dia."Ali menghela nafasnya panjang lalu mulai melanjutkan ceritanya.

"Malemnya gw nelfon Prilly, nah pas lagi asik-asiknya ngobrol tiba-tiba suara dia ga kedengeran, ga lama setelah itu yang muncul bukan suara Prilly tapi suara Revan dia nyuruh gw buat jauhin dan ga ngehubungin Prilly lagi. Setelah itu telfon mati, gw udah coba telfon lagi tapi ga di respon."

"Terus? Lo ga komunikasi lagi gitu sama Prilly?" Kaia nampak antusias dengan cerita dari Ali.

"Gw sama Prilly tetep komunikasi tapi melalui Gisel." Jawab Ali yang membuat Kaia mengerutkan dahinya bingung.

"Setelah telfon gw ga direspon, besoknya Gisel WA gw saat gw buka ternyata itu dari Prilly. Dia bilang kalo semalem handphone nya di ambil sama Revan terus di sita dan akhirnya gw sama dia komunikasi cuma saat Prilly di sekolah dan itu pun melalui Gisel." Jelas Ali.

"Tapi selama handphone Prilly di sita lo udah pernah ketemu Prilly?" Ali kembali menggeleng lemah.

"Kok bisa?"

My Lovely FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang