Chapter 38

12.7K 720 84
                                    

"Gw kangen lo yang dulu!" Ucap Gisel lirih sembari menatap nanar seseorang yang baru saja berlalu dari hadapannya.

"Sel, lo kenapa?" Kaia yang baru saja masuk ke dalam rumah tersentak kaget saat melihat Gisel tengah menangis.

"Gw kangen dia yang dulu Kai!" Ucap Gisel yang sontak membuat Kaia memeluknya erat.

"Gw juga Sel, tapi kita bisa apa? Cuma Prilly yang bisa buat dia kembali seperti dulu." Ucap Kaia ikut menangis.

"Kenapa Prilly harus ninggalin dia Kai? Padahal gw tau banget kalo Prilly itu cinta sama dia." Ucap Gisel tersedu-sedu.

"Gw yakin Prilly punya alasan." Ucap Kaia pada Gisel.

"Loh anak-anak mama kenapa? Kok pada nangis gini?" Tanya mama Eci yang datang dari arah dapur.

"Kita kangen Ali ma." Ucap Kaia mewakili.

Ya! Orang yang sedari tadi Kaia dan Gisel tangisi adalah Ali. Ali yang berbeda 180 derajat dengan Ali pada lima tahun lalu, tepatnya sebelum kejadian dimana Prilly meninggalkannya.

Tak ada lagi Ali yang pecicilan, tak ada lagi Ali yang jahil. Yang ada hanya Ali yang pendiam dan hanya berbicara seperlunya. Hanya saat bersama Alicious Ali akan terlihat tersenyum walaupun tak dapat dipungkiri bahwa senyumannya penuh luka.

"Hey! Kalian dengerin mama, Ali pasti akan kembali seperti dulu tapi semua itu butuh waktu. Sabar ya sayang." Ucap mama Eci lalu mengelus bahu kedua anak gadisnya dengan lembut.

Tak dapat dipungkiri bahwa ia juga rindu pada Ali yang dulu namun apa daya, jika ia ikut larut dalam kesedihan lalu siapa yang akan menenangkan kedua anaknya jika kejadian seperti ini  terulang kembali.

Suara deringan ponsel membuat Gisel yang tengah menangis segera mengangkatnya.

"Hallo Na!" Sapa Gisel pada si penelepon yang ternyata adalah Yuna.

"Hallo Sel, gw sama Chelsea udah di depan rumah lo nih." Ucap Yuna.

"Oh yaudah gw kesana sekarang." Ucap Gisel lalu menutup telfonnya.

"Ma, Kai, Gisel berangkat ke kampus dulu ya soalnya sebentar lagi aku ada kelas." Ucap Gisel kemudian berlalu setelah berpamitan pada mamanya dan Kaia.

"Ayo berangkat!" Ucap Gisel saat telah memasuki mobil milik Yuna yang terparkir tepat di depan rumahnya.

"Lo kenapa?" Tanya Yuna tiba-tiba saat ia telah melajukan mobilnya.

"Kenapa apanya?" Tanya Gisel bingung.

"Kenapa lo nangis?" Tanya Yuna yang membuat Gisel kelabakan.

"Si... siapa yang nangis sih? Ngaco deh lo!" Ucap Gisel mencoba menutupi.

"Kita sahabatan udah lama dan gw tau gimana lo kalo lagi bohong, jadi jawab jujur!" Ucap Yuna.

"Kalo lo ada masalah lo cerita dong sama kita jangan disimpan sendiri." Ucap Chelsea menimpali.

"Gw kangen sama abang gw yang dulu." Ucap Gisel mulai terisak.

"Udah gw duga." Ucap Yuna lalu mengelus pundak Gisel prihatin.

"Gw mau cerita sesuatu sama kalian tapi ga disini. Gw tunggu kalian di taman belakang kampus setelah kelas selesai." Ucap Chelsea lalu turun dari mobil karena mereka telah sampai di kampus.

"Dia mau cerita apa sih?" Tanya Gisel sedangkan Yuna hanya mengangkat bahunya tak tahu.

****

"Jadi lo mau cerita apa?" Tanya Gisel penasaran saat ia, Chelsea dan Yuna sudah berada di tempat yang mereka sepakati tadi.

My Lovely FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang