3

256 74 69
                                    

Yisoo POV

Ini jauh dari dugaanku, sebelumnya Yoongi sangat membenciku. Tapi sekarang dia benar benar berubah.

Dia terus menggenggam tanganku dengan rapat tak menyisakan celah.

Sebenarnya aku lebih suka dia yg sekarang ini, jauhhhh lebih hangat dari sebelumnya.

Tiba tiba seseorang memanggilku, "Yisoo-ya"

Sepertinya itu Jimin.

Suaranya yg merdu, bau parfumnya yg khas, aku yakin itu dia.

"Jimin-ah?"

"Akan ku tinggalkan kau dengannya, Jimin tolong perhatikan dia baik baik aku mau kau antar dia sebelum malam. Yisoo-ah aku masuk"

Aku mengangguk.

"Baik hyung"

Jimin menggenggam tanganku pelan lalu membawaku kesebuah ayunan di depan rumahku.

"Yisoo-ya? Apa dia benar kakakmu Yoongi?"

"Kkk, dia manis bukan?"

"Wah laki laki vampir itu benar benar susah ditebak, bukan seperti Yoongi hyung yg dingin. Apa dia salah minun obat"

Aku memukul lengannya sambil tertawa mendengarnya.

"Eung Yisoo-ya? Apa kau benar benar-"

"Iya beginilah. Apa Dongmi yg memberitahumu? Dia tidak datang kesini ya?"

"Dia sedang ada rapat kelulusan.."
"..yaa kau ini bercanda ya? Kau bohong kan? Apa kau membodohiku?"

"Apa maksudmu, apa aku yg menginginkan semua ini? Dasar"

"Siapa yg melakukannya? Oppamu tidak tau?"

"Dia bilang dia tidak melihatnya, saat itu dia juga terkejut"

Aku menghela napasku pelan sambil memainkan kakiku yg menggantung.

"Bagaimana ini terjadi? Kenapa kau tidak minta aku temani ke toko buku?"

"Rumahmu ke rumahku itu sangat jauh, untuk apa aku meneleponmu untuk pergi ke toko buku yg cuma 600m dari rumahku"

"Kalau begitu, kau kan bisa ajak Yoongi hyung"

"Kau bercanda, mana mungkin dia mau"

"Ah benar"
"Tapi apa kau tidak apa apa? Sebentar lagi kan pesta kelulusan, kau tetap datang kan?"

Aku diam sebentar, benar juga kata Jimin.

Dulu saat aku masih bisa melihat, aku selalu ingin cepat cepat mengikuti pesta kelulusan.

Berjalan dikarpet merah, memakai gaun pendek, bernostalgia masa pertama masuk sekolah bersama teman teman, dan berdansa dgn pasangan.

Tapi sekarang dengan keadaanku yg seperti ini aku rasa sulit melakukannya. Bahkan aku tak bisa membayangkan jika aku menerima banyak pertanyaan yg membuatku semakin terpukul.

"Kurasa aku tidak perlu ikut"

"Kenapa? Aku dan Dongmi bisa menemanimu kok. Lagian itu kan acara yg kau tunggu tunggu"

"Ah, aku belum siap bertemu teman teman dgn kondisiku sekarang"

Jimin hanya diam, dia menggenggam tanganku pelan lalu mengusapnya menenangkan, "kau masih punya waktu untuk memikirkannya"

Aku menyandarkan kepalaku ke pundak Jimin. Aku benar benar tidak punya siapapun untuk bersandar kecuali dirinya sekarang.

Aku dan Jimin memang sudah bersama sejak kami berada di sekolah dasar.

SO FAR AWAY ●jjk ●myg ●pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang