PROLOG

31 1 0
                                    

Nadia berjalan malas ketikan hendak mematikan lampu kamarnya, karena ia sangat benci apabila tidur dengan lampu yang menyala. Menurutnya sangat mengusik ketenangan saat tidur.

Nadia Savina Diharja, keluarganya sering kali memanggil Nadia dengan nama Savi, nama kecil Nadia yang di berikan oleh Kakeknya.
Ia tersenyum kecil saat mengingat bagaimana cara Vriel menyebut namanya pertama kali sekaligus mencium pipi Nadia, saat itu ia masih berumur 5 tahun.

" Halo, nama aku Vriel. Nama kamu capa?"
Seorang anak kecil bermata bulat dengan iris cokelat terang, hidung dan bibir eropa dan berambut pribumi, menyapa Nadia dengan antusias.

" Nama aku Savi" Nadia menjawab dengan ramah sambil menyodorkan tangannya, karena sedari tadi Vriel hanya menatap Nadia tanpa menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

" Hah? Nama kamu Capi? Capi yang suaranya Mooooo gitu?!" Ucap Vriel.

"Hihihi bukan Vriel, aku bukan Capi" Nadia terkekeh.

"Gavriel kamu lagi ngapain? sini nak, Isal udah nungguin kamu!" Ucap seorang perempuan berambut pirang dari jauh sambil melambaikan tangannya ke arah Vriel.

"Iya Mami tunggu Vriel!" Ucap Vriel berteriak.

"Capi aku pulang dulu ya kapan kapan kita ketemu ya Capi, aku suka kamu Capi" Ucap Vriel yang kemudian mendekat ke arah Nadia dan mencium pipi Nadia.

Seketika Nadia menjerit dan menangis kemudian Lino mendekat dan segera memeluk Nadia.

Nadia tersenyum kecut mengingat kejadian sepuluh tahun yang lalu, kemudian ia meneteskan air matanya. Selalu berakhir dengan air mata apabila ia mengingat Vriel sosok yang tidak akan ia lupakan seumur hidupnya.

Ia lalu mengambil bentak persegi berwarna rose gold. Percayalah dia tak bisa hidup tanpa ponsel nya tersebut, kemana mana selalu ia bawa bahkan saat ia hendak buang air besar.
Nadia membuka aplikasi instagram kemudian melihat arsip story nya, untuk sekedar menghilangkan rasa rindunya pada Papanya yang sedang dinas keluar negeri. Hingga matanya tak sengaja melihat foto ia beberapa bulan yang lalu bersama Lino dan tim basketnya saat perayaan kemenangan, Nadia memincingkan matanya, ia bahwa orang yang berada di sebelah kiri Lino memiliki senyum yang sama dengan Vriel.

"Ah apaan sih gue terlalu mikirin Vriel" Gumam Nadia berusaha menolak asumsinya.

Sedari tadi Nadia bingung sendiri dengan dirinya, rasanya beberapa menit yang lalu sebelum ia membuka aplikasi instagram Nadia sangat mengantuk tetapi sehabis mengehentikan aktivitasnya ia sama sekali tidak merasa ngantuk padahal sudah menunjukan pukul 22.00 WIB. Kemudian ia memutuskan untuk membuka kembali laptopnya dan melanjutkan menonton drama Korea.

***

Faisal berusaha mengusir Fajar, Gio dan Bani dari rumah nya agar mereka tidak menginap hari ini.
"KELUAR GA!! LO PADA DARI KAMAR GUE?!" Teriak Faisal frustasi dengan ketiga temannya ini.

"Sal sekali lagi Sal please Sal gue males ketemu si babon" Ucap Fajar memohon ampun.

"Sal janji deh malem senin besok gue ga nginep nginep lagi deh!!" Bani memegang kaki Faisal sambil rebahan di atas lantai.

"Sal babi kau, jahat banget elah" Gio menimpali.

"Gamau anjeng!! kalian kalo pagi pagi suka abisin makanan khusus buat gue yang di buat Bunda tercintahhhhh" Balas sang pemilik rumah dramatis.
"Udah sono pergi kalian para kurcaci!"

"Bangsat! Ayo pergi aja tong di baturan isuk si Faisal di sakola!▪️" Ucap Gio sambil menyeret Bani dan Fajar.

/translate/ ▪️: jangan di temenin Faisal besok di sekolah.

"ARISI KAREPP!!" Ucap Faisal sambil menjulurkan lidahnya.

"Balik udeh balik!!" Fajar mengerucutkan bibirnya.

"Sono balik sono" Sengor Faisal.

Mereka bertiga akhirnya pulang dengan sedih karena gagal lagi mendapatkan makanan gratis pagi hari yang sangat enak karya Bunda Rika yaitu Bundanya Faisal.

Faisal menutup pintu kamarnya mengeha napas kasar, ia lelah seharian ini telah bermain dengan teman temannya yang sangat bobro. Ia tidak rela jika teman temannya menginap lagi di rumahnya, Faisal sudah bosan melihat muka teman temannya yang tidak ada perubahan, pemandangan yang sangat membosankan.
Ia kemudian membuka laptopnya melanjutkan mengedit video yang sangat berharga baginya. Video terakhir ia bersama kembaran nya, bersama Ayah dan Bundanya sebelum semuanya berubah seperti sekarang.

Sepanjang mengedit video Faisal tidak berhenti menangis. Bukannya tidak apa kalo cowok menangis?
Melihat foto atau video dengan kembarannya membuat ia sesak membuatnya di hantam ribuan pedang yang menusuk.

Setelah beberapa jam Faisal mengedit video, pukul 20.04 WIB ia menyelesaikannya kemudian ia save dalam file bernama 'life'
Selesai itu Faisal merebahkan bandannya di kasur menunggu Papa dan Bunda nya pulang, tapi ternyata ia malah ketiduran dan bangun dengan keringat dingin. Ternyata kejadian yang ia takutkan telah datang lewat mimpi.

LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang