#3 Drabble

2.1K 233 13
                                    

―――――

Kau menghela nafas lelah lalu meregangkan otot-otot tanganmu. Karena, kau mengerjakan proposal yang diberi oleh Kureto dan deadlinenya adalah besok. Diulangi besok, dan Kureto memberikan tugas proposalnya hari ini. Lelah? Tentu saja lelah. Tapi, sebagai wanita kantoran sepertimu kau hanya menerima tugas ini dengan lapang dada.

"Sudah selesai?" kau menoleh ke arah suara dan ternyata itu Guren. Partner kerja yang menyebalkan.

"Kelihatannya?" jawabmu kesal. Guren menghela nafas.

"Belum." jawab Guren seolah dia tak punya kesalahan.

"Kalau kau tahu jawabannya, jangan bertanya dong!" kau mengacak rambutmu frustasi.

"Hanya memastikan saja." Guren meletakkan secangkir teh hangat di meja kerjamu. Kau melirik ke cangkir teh itu lalu hendak membuka mulut untuk bertanya tapi di potong oleh Guren.

"Teh yang biasa." Guren menyeruput kopinya dengan mata tertutup.

"Hmm.. Arigatou." kau mulai meminumnya perlahan.

Guren melirik ke tugas proposalmu yang masih setengah kerja. Dan sekarang sudah pukul 15.32, Guren menghela nafas. Kadang Guren selalu berpikir-pikir kenapa wanita sepertimu diberikan tugas yang begitu mendadak? Dan Guren mendapat kesimpulan, Kureto itu licik.

"(Name) kurasa kau butuh waktu untuk bersantai." ucap Guren lalu menaruh cangkir kopinya di atas meja.

"Bersantai? Kurasa tidak ada Guren. Masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan." kau menaruh cangkir teh mu di atas meja lalu mulai mengetik kembali.

"Dasar bodoh! Kau itu butuh istirahat dan berhenti memikirkan proposal ini. Masih ada banyak waktu mengerjakannya!"

"Hah? Banyak waktu kau bilang?! Proposal ini harus dikumpulkan besok Guren! Dan kau bilang masih banyak waktu!?" itulah mengapa kau menyebut Guren sebagai partner yang menyebalkan.

"Sudahlah, aku akan membantu menyelesaikannya. Sekarang kau ikut aku untuk jalan-jalan." Guren menarik tanganmu untuk berdiri.

"T-tapi bagaimana dengan―"

"Bisakah kau mementingkan hal lain selain pekerjaan?" Guren memotong perkataanmu. Kau menghela nafas lalu mengangguk mengerti. Kau mengambil jasmu lalu membereskan semua dokumen-dokumen penting juga laptopmu.

.

Kau dan Guren sekarang berada di taman menikmati jalan di sore hari. Kau merasa tenang dan tidak stress. Memang benar apa yang dikatakan Guren. Kau memang butuh waktu untuk bersantai.

"Hmm.. Guren aku penasaran, kenapa kau tiba-tiba saja mengajak ku jalan-jalan. Padahal kau itu orang yang menyebalkan dan keras kepala."

"Kau memujiku atau menghinaku?"

"Kurasa itu pujian." kau tersenyum dan seolah tak bersalah.

"Siapa bilang aku mengajakmu jalan-jalan?" kau berhenti melangkah terkejut dengan perkataan Guren.

"Lalu apa?" tanyamu.

"Ini kencan bodoh."

―――――

𝐎𝐰𝐚𝐫𝐢 𝐧𝐨 𝐒𝐞𝐫𝐚𝐩𝐡 𝐈𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang