Sequel " Let Me Go" | I Want to Hug You |

1.8K 161 29
                                    

5 tahun kemudian...

Mika meregangkan otot-otot lengannya, guna menghilangkan rasa pegal akibat pekerjaan mengetik yang melelahkan. Iris birunya melirik ke jam tangan yang ia pakai kini waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam.

Ia mengusap wajahnya pelan, tampak terlihat ada kantung hitam dimatanya, begitu melelahkan baginya. Ia segera membereskan laptop dan beberapa berkas lalu memasukkannya ke dalam tas kantornya.

Ia berjalan keluar dari kantor, sebelumnya ada yang bertemu sapa dengannya.

"Mika? Kenapa kau baru pulang?" tanya salah satu penjaga malam yang menginjak usia 50 tahun.

"Aku baru menyelesaikan tugasku."

"Begitu ya. Jaga kesehatanmu, Nak," nasehat paman Sam.

"Thanks, okay i'm gonna go my home. Be carefully." Mika berangsur pergi karena matanya terasa berat.

"Oh, of course. Good night!"

※※※

Hiruk-pikuk kehidupan di London, tak sesusah yang dibayangkan Mika. Memang, pada awalnya ia kesusahan menyesesuaikan diri dengan kehidupan London. Tapi setelah tinggal lama di sini, Mika bisa beradaptasi.

Pekerjaan yang ditawarkan Ferid memang bukan main. Pekerjaannya sama seperti pekerjaan dirinya dulu saat di Jepang, sehingga Mika tak perlu pusing atau kesulitan dalam mengurusi tugasnya.

Mika menyesap kopi hangat yang ia buat, sesaat tubuhnya merasakan kehangatan. Dibulan ini memasuki pertengahan musim dingin, suhu diluar sudah terasa minim akan kehangatan. Hari ini ia mendapat cuti dari bosnya.

Sebab, Mika sempat sakit selama 3 hari, efek dari menyelesaikan tugas yang ia lakukan hingga selama 2 minggu kurang begadang. Dan pada akhirnya bos perusahaan Mika memberikan 2 hari untuk masa pemulihan, setelah itu ia bisa kembali lagi bekerja.

Mika menyimpan gelas bekas kopi ke wastafel lalu mencucinya dan mengelapnya hingga kering dan menyimpannya kembali. Ia berjalan ke kamar mengambil syal putih, jaket hitam untuk menutupi kaos rajut berwarna biru.

"Kaos rajut ini... buatan (Name)-chan."

Memori saat musim dingin di Jepang saat umur Mika dan (Name) 17 tahun. Masa-masa remaja yang sulit dilupakan. Ia ingat saat (Name) membuatkan kaos rajut ini untuknya. Bahkan tangannya pernah tergores jarum.

Mika tersenyum simpul. Ia merindukan (Name) dan ingin bertemu dengannya. Ia dan (Name) sudah hilang kontak saat dirinya pindah ke London.

Mika melilitkan syal biru dilehernya lalu memakai jaket, lalu segera keluar dari apartemen yang ia tinggali. Tak lupa ia kunci pintunya.

※※※

Jalan-jalan seperti ini yang diinginkan Mika. Membuat ia meringankan beban dan stress dari rutinitas sehari-hari.

Tidak terlalu banyak orang yang menghabiskan waktu untuk jalan-jalan di taman. Mengingat sekarang suhu menjadi dingin.

"S-su-sumimasen.."

Mika merasakan ada yang menarik ujung jaketnya, lalu ia mengalihkan pandangannya ke bawah. Ternyata ada gadis kecil yang sepertinya meminta tolong padanya.

Tunggu, dia memakai bahasa Jepang? Batin Mika dalam hati. Lalu Mika jongkok menyesesuaikan tinggi badannya dengan gadis kecil itu.

𝐎𝐰𝐚𝐫𝐢 𝐧𝐨 𝐒𝐞𝐫𝐚𝐩𝐡 𝐈𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang