Mikaela Hyakuya | The Decision |

2.4K 204 19
                                    

Sequel dari "Wrong Feeling"

――――――――――

"Hey, (Name)-chan. Mau ikut berpatroli denganku?" tawar Shinoa yang sudah mengenakan seragam pasukan iblis bulan.

(Name) tidak mendengar Shinoa karena dia sedang fokus pada kertas di depannya. Shinoa yang melihatnya mengeluarkan seringai lalu memukul pelan belakang kepala (Name).

"H-hey! Apa maksudnya itu, Shinoa?!" ucap (Name) setengah marah karena fokusnya hilang. Terima kasih pada adiknya.

Shinoa terkekeh dengan reaksi kakaknya ini. "Habisnya, (Name)-chan sangat fokus bahkan mengabaikan tawaranku."

(Name) memutar bola matanya lalu memandang Shinoa dengan menampung sebelah pipinya dengan tangannya di atas meja. "Jadi apa tadi?"

"Mau ikut patroli denganku?"

(Name) terdiam sesaat lalu memandang kembali kertas soal informasi proyek malaikat terakhir dan kembali melihat Shinoa yang memasang tatapan memohon. Dengan setengah berat hati, (Name) menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, tunggu aku hingga aku selesai ganti."

"Aww, tapi aku ingin melihatmu, (Name)-chan."

"Shinoa!!"

Shinoa tertawa lalu keluar dari kamar dan memutuskan untuk menunggu kakaknya berganti pakaian. Meski sudah hidup lama bersama, (Name) masih belum terbiasa.

Selesai dengan persiapannya. (Name) dan Shinoa memulai patroli mereka yang entah kebetulan atau memang tugasnya di sana. Tempat dimana (Name) dan Mika pertama kali bertemu satu sama lain.

"Aku akan memeriksa di sebelah sini. Oke?"

"Baiklah, aku akan periksa bangunan di sana," ucap (Name) lalu berlari menuju gedung rapuh itu dengan suara sepatu boots yang menemaninya.

Angin malam ini terasa kuat dan itu mempersulit (Name) untuk mendengarkan suara di sekitarnya. Tangan (Name) memgambil senter lalu melihat ke sekitar gedung secara hati-hati, mata (eye colornya) terlihat menatap waspada dengan lingkungannya karena dia harus mengandalkan insting dan penglihatanya dibanding pendengarannya.

Dalam sepersekian menit, mulut (Name) dibungkam oleh seseorang dan bisa dia rasakan nafasnya yang hangat mengenai lehernya. Sebelum dirinya memanggil senjata iblisnya, orang itu bicara.

"Tenang (Name). Ini aku Mika."

(Name) memutar badannya dan melihat Mika dengan seragam yang sama saat mereka pertama kali bertemu. Yang membedakannya adalah tatapan Mika yang seperti menahan sesuatu.

"Kenapa kau di sini?! Berbahaya tahu, selalu ada patroli di sekitar sini. Beruntung aku yang mengecek ke gedung ini," ucap (Name) setengah berteriak pada vampir berambut kuning di depannya.

"Aku baru kesini saat mencium bau darahmu."

(Name) terkejut dengan perkataan Mika lalu memasang wajah bertanya. "Darimana kau bisa menciumnya?"

"Beberapa meter, tidak cukup jauh. Karena aku bukan vampir yang utuh sepenuhnya," jawab Mika dengan helaan nafas lalu mengusap kasar rambutnya.

(Name) dibuat kagum lagi dengan vampir di depannya, sebelum (Name) kembali bicara, Mika memotongnya.

"Bagaimana dengan keadaan Yuu? Apa dia baik-baik saja?"

(Name) tersenyum mendengar pertanyaan khawatir yang keluar dari Mika sesaat (Name) akan menjawabnya, Mika sudah mengangkatnya bridal style dan itu membuat (Name) kesal karena setiap kali dia bicara kenapa selalu terpotong!

𝐎𝐰𝐚𝐫𝐢 𝐧𝐨 𝐒𝐞𝐫𝐚𝐩𝐡 𝐈𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang