Kureto Hiragi | Last Feeling I Have |

1.5K 117 8
                                    

Birunya langit dan kapas putih menjadi penghiasnya. Angin sejuk menerpa rambut (Hair color) milik seorang gadis yang sedang duduk di bawah pohon. Matanya bergerak lincah, membaca setiap kata yang tertulis di buku.

Sementara dari kejauhan, tanpa di sadari gadis itu diawasi oleh pemuda berambut raven dengan mata mahoganynya. Dia tidak jauh dari tempat gadis itu duduk.

"Oi, Kureto mau sampai kapan kau melihat gadis itu?"

Pemuda itu― Kureto tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan temannya. Dia tidak punya waktu untuk berdebat dengan pemuda berdarah Ichinose.

Sebelum temannya protes terdengar suara bel sekolah yang menandakan untuk masuk ke kelas. Tidak menunggu lama, Kureto segera menjauh dari tempatnya dan pergi ke kelas bersama temannya tadi.

"Jangan banyak mengatur, Guren," desisnya kesal dan matanya menatap lurus ke depan.

Guren diam tidak mau berargumen dengan putra sulung dari Hiragi. Guren memasukkan tangannya ke saku dan mengambil jalan sendiri ke kelas.

Kureto akhirnya jauh dari Guren. Dia tidak suka di mana Guren suka ikut urusannya. Belum nanti saat sampai di rumahnya, Mahiru dan Shinya akan menggodanya untuk segera menyatakan perasaannya pada gadis itu.

Kureto berpikir ini bukan waktunya untuk masalah hatinya. Ada urusan lain yang lebih penting dari ini.

•••

"(Name)!"

Gadis bernama (Name) berbalik melihat temannya Sayuri yang berlari mendekatinya. (Name) memberikan senyum pada teman sebelah kelasnya.

"Ada apa, Sayuri-san?" tanya (Name) sopan.

"Mau ke rumah Mito? Dia mengadakan pesta kecil nanti malam," tawar Sayuri lembut.

(Name) menaruh helai rambutnya ke belakang telinga lalu menjawab, "umm, aku tidak bisa ikut. Aku ada tugas," jawab (Name) jujur dengan suara pelan.

Sayuri mennepuk bahu (Name) sambil tersenyum. (Name) memang gadis pemalu dan ia selalu rajin dan tepat waktu dalam tugas. "Tidak apa-apa, lain kali kalau aku mengajakmu lagi, ikut, ya?"

(Name) mengangkat kepalanya dan bertemu dengan dua mata Sayuri, ia memberikan senyuman simpul. "Iya, aku akan ikut."

"Aku pergi duluan, ya. Jaa mata ashita!" Sayuri kembali berlari dan tangannya melambai pada (Name).

(Name) melambaikan tangannya juga, lalu setelah ia tidak melihat lagi Sayuri. Kakinya melangkah ke perpustakaan. (Name) ikut dalam organisasi perpustakaan sekolah di Shibuya High School.  Hari ini bagian ia menjaga perpustakaan.

Setelah dia sampai di perpustakaan, ia menutup pintunya pelan nyaris tidak bersuara lalu berjalan mendekati meja tulis. (Name) menyimpan tasnya di bawah dan mengeluarkan salah satu bukunya yang belum ia selesaikan.

Perpustakaan hari ini tidak seramai saat mendekati ujian, hanya beberapa orang dan guru yang datang kemari. Meminjam, belajar atau hanya membaca di sini dengan suasana tenang dan damai. Mengabaikan dunia yang perlahan hancur.

Sebelum tangannya membuka halaman baru, (eye color)nya melihat pemuda berambut raven, yang baru saja masuk bersama adik angkatnya.

Pipi (Name) memerah melihatnya. Ia akui, dia menyukainya hanya saja sifat pemalunya dan dirinya yang tidak terkenal membuat hatinya mengecil jika di dekatnya.

𝐎𝐰𝐚𝐫𝐢 𝐧𝐨 𝐒𝐞𝐫𝐚𝐩𝐡 𝐈𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang