▪ Prolog ▪

5.4K 267 43
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACANYA! HARGAI KARYA PENULIS!

GADIS itu turun dari mobil milik orang-tuanya dan berjalan perlahan-lahan sambil mengoyangkan kunciran rambut kudanya.

Perlahan-lahan dia berjalan menuju kelasnya. Dan selama perjalanan menuju kelasnya, dia tak membentuk lekungan indah di wajahnya ketika orang-orang melemparkan senyum kepadanya.

Itulah dia, Gadis berparas manis dan cantik, sekaligus pintar dan multi-talented. Olivia Janenata namanya. Dia gadis yang sangat cuek kepada keadaan sekitarnya, tetapi tidak kepada para sahabatnya.

"Woy Liv," panggil seorang gadis di dalam kelasnya, Olivia yang mendengarnya menaikan alisnya dan dia berjalan menuju ke arah gadis tersebut.

"Eh Rin, lo udah kerjakan pr Fisika?" tanya Olivia sambil meletakkan tas sekolahnya di bangku miliknya yang berada di depan gadis tersebut.

"Sudahlah, gue kerjakan sama guru les," balas temannya tersebut, Rina Scerava.

"Oh oke, pinjam dong. Mau ngecek takutnya ada yang salah," ucap Olivia sambil mengulurkan tangannya.

"Nih, mau ngecek atau mau nyontek neh?" tanya Rina dengan menaikan satu alisnya

"Ngecek dugong, lo kan tau guru les gue pintarnya di matematika, bukan di fisika," ujar Olivia sambil menarik buku tugas milik Rina.

Olivia langsung mendudukan pantatnya di bangkunya dan mulai memeriksa jawaban Rina dengan miliknya sedangkan Rina hanya menikmati keripik singkong yang ia bawa ke dalam kelas.

"Misi," ucap seorang pria dengan nada dingin dan menunjukkan muka tanpa ekspersi sekaligus.

Olivia yang mendengarnya memajukan kursinya untuk memberikan jalan kepada pria itu untuk lewat.

Untuk duduk sebangku dengannya.

**

Bosan.

Itu yang mewakilkan perasaan Olivia sekarang. Dia tengah duduk manis di bangku miliknya sambil memperhatikan penjelasan dari sang guru yang mengajarnya.

"Yak anak-anak, kerjakan latihan soal halaman 201 sampai dengan 203," ujar Guru yang mengajar.

Olivia langsung mengerjakannya dan hanya membutuhkan waktu 2 menit untuk menyelesaikannya.

Mengapa sangat cepat ia selesaikan?

Karena Olivia sudah mengerjakannya dengan Guru Privatenya.

"Saatnya berubah jadi manis," ujar Pria yang berada di sebelah kirinya ketika melihat Olivia telah menyelesaikan tugasnya.

"Olivia yang cantik dan baik hati, termasuk anak pintar," ujar Randy, nama pria tersebut.

"Apa?" tanya Olivia dengan nada judes karena ia tahu kelakuan Randy.

"Bagi jawaban," ucap Randy.

Tak ayal, Olivia langsung memberikan buku tugas miliknya dan dengan cepat Randy menyalin tugas milik Olivia.

"We we we, apanih? Wah Ran, culas amat lo dapat jawaban," ujar Rina tak senang ketika melihat Randy mendapatkan jawaban dari Olivia.

"Kenapa? Sirik!" olok Randy sambil menjulurkan lidahnya sedikit dengan muka dinginnya.

"Muka lo mirip anjing, tai." olok Olivia.

"We we bagi!" ucap Rina sambil menarik-narik kerah baju Randy. Randy hanya berdecak kesal.

"Ntar. Gue gece, bentar," ujarnya sambil menepis pelan tangan Rina.

Sedangkan Olivia terkekeh melihat tingkah laku dua sahabatnya.

Grogg.. Grogg..

"Yohanes bogan," ucap Randy sambil membalikan badannya dan memberikan buku tugas milik Olivia kepada Rina.

"Dari tadi tai, . .  Dari tadi waktu kita kelahi dia sudah bobo," balas Rina sambil menyalin tugas milik Olivia.

Olivia yang melihatnya, langsung mengambil sebuah bolpoin berwarna hitam dan mulai mengukir di wajah milik pria yang tertidur tersebut.

"Pintar juga teman gue," ucap Randy dan Olivia tersenyum.

"Always dong ehe," ucap Olivia.

Mereka bertigapun mencorat-coret wajah pria tertidur itu tanpa ada rasa kasihan.

"Heh, kalian ngapai?" tanya Guru yang mengajar yang sudah berada di depan meja Randy.

"Eh. . . pak," ujar Randy dengan nada kaku karena kaget melihat Guru tersebut.

"Kalian ngapai?" tanya Pak Petrus, guru tersebut.

"Eh. . . nggak ngapa-ngapain pak, cuman lagi diskusi bareng aja pak," ujar Olivia.

"Tapi kok muka Yohanes penuh coretan? Kalian coretin muka Yohanes ya?" tanya Pak Petrus mulai mencurigai.

"Hah? Nyoret? Kami nggak senakal itu pak," elak Rina dengan muka serius.

Yohanes yang mendengar keributan tersebut langsung terbangun dari alam mimpinya.

"EH ANJING KUTU KUPRET!" kaget Yohanes spontan dan Pak Petrus yang mendengarnya terkaget mendengar perkataan Yohanes.

"YOHANES KAMU BILANGIN SAYA APA?" marah Pak Petrus dan Yohanes hanya bungkam dan sekarang mereka menjadi pusat perhatian di kelas.

Bukan mereka, Yohanes dan Pak Petrus menjadi perhatian di kelas mereka.

Sedangkan ketiga teman laknat Yohanes menertawakan Yohanes yang sedang berdebat dengan Pak Petrus.

"Tadi kamu ngatai saya apa?" tanya Pak Petrus

"Nggak pak, salah ngomong pak." ucap Yohanes dengan wajah menunduk dan Olivia yang melihatnya tertawa pelan sambil menyumpah dalam hatinya.

Mampus kau Yohanes, HAHA.

**

A/n : Halo semua. Gue revisi ulang cerita ini ya. Soalnya alurnya masih berantakan. Maaf kalau beda sama cerita sebelumnya.

Jangan lupa Vote.

What a Feeling【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang