17 ) Berusaha Melupakan?

501 40 1
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACANYA! HARGAI KARYA PENULIS!

BEBERAPA kali ia merasa terjadi perang batin. Devan yang mendengar pernyataan Olivia secara langsung membuatnya sakit hati, tapi ia tidak berani menampakannya di depan Olivia.

Ia memang berniat akan selalu bersama dengan Olivia, walaupun kali ini rasanya berbeda.

Perasaan yang kurang lebih selama 5 tahun ini membuat Devan mencintai Olivia secara diam-diam dan berhasil tidak diketahui oleh Olivia.

Devan yang mendengar jika hubungan Sean-Olivia resmi hanya tersenyum dan menyemangati Olivia dengan kata-katanya.

"Kalau Sean nakal atau apa-apain lo, lapor sama gue! Gue bakal hajar dia, tapi dia kayaknya nggak berani deh nyakitin lo,"

Devan tengah duduk di balkon kamar Cavan sambil memegang gitar di tangannya.

"Lo dari tadi di situ aja mulu, nggak mau masuk join main GTA?" tanya Cavan yang berada di depan pintu balkonya sambil menatap Devan.

"Nggak ah, malas. Gue pengen di sini nyari angin," ucap Devan.

"Lo nyari angin atau lagi galau? Gue tau lo lagi galau," ucap Cavan sambil duduk di sebelah bangku Devan.

"Nggak. . . gue. . . nggak. . . galau. . ." elak Devan.

"Ketahuan banget lo galau, lo pasti sakit hati kan dengar Olivia pacaran sama Sean?" tanya Cavan sambil menaikan satu alisnya.

"Paan sih lo? Nggak lah, mereka berdua emang cocok, pas kok. . ." ucap Devan beda di mulut beda juga di hati.

"Dev, lo jujur aja sama gue napa sih? Kayak gue orang lain aja," ucap Cavan. Devan akhirnya menyerah dan tertunduk malu.

"Iya, gue cemburu Cav waktu Olivia bilang dia sudah pacaran sama Sean," ucap Devan.

"Dev, dengarin gue!" ucap Cavan dan Devan menatap Cavan yang berada di sebelahnya.

"Sakit hati nggak bisa ngerubah apa-apa, sakit hati itu cuma bisa buat lo semakin terpuruk dengan keadaan. Lo tahu nggak di luar sana banyak yang sakit hati dan mereka lebih parah dari lo, dan lo tahu cara mereka mengatasinya? Mereka tetap melangkah maju ke depan dan fokus meraih cita-cita mereka, mereka nggak mau dibilang orang gagal. Mereka mau maju, lo mau dikatain orang gagal sama orang-orang? Nggak mau kan? Makanya lo harus tetap melangkah maju ke depan, nggak usah lo mikirin masalah itu lagi, biarlah Olivia sama Sean hidup bahagia, lo juga bisa hidup bahagia. Tanpa kehadiran Olivia, lo bisa Dev, percaya gue!" ujar Cavan dengan panjang × lebar × tinggi.

Devan yang awalnya patah hati mencerna setiap kata yang dilontarkan oleh Cavan.

Benar juga kata Cavan, gue nggak boleh sakit hati. Dan gue juga sebatas sahabat Oliv, bukan pacarnya.

Devan tersenyum dan mengganguk mengerti apa maksud yang dilontarkan oleh Cavan.

"Cav, gue ngerti sekarang, gue nggak patah hati sekarang," ujar Devan

"Jadi sekarang tujuan lo mau apa?" tanya Cavan.

"Gue mau berusaha melupakan Olivia," ujar Devan.

"Benar nih? Yakin?" tanya Cavan setengah tak percaya.

"Iya, gue yakin," ujar Devan.

"Yowes, lo masuk ke dalam sana, sudah ditungguin sama yang lain," ucap Cavan dan akhirnya Devan masuk ke dalam kamar Cavan dan bergabung bersama teman-temannya.

**

A/n : VOTE!

What a Feeling【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang