18 ) Sekotak Susu Strawberry

478 39 3
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACANYA! HARGAI KARYA PENULIS!

KALI ini ia pergi ke sekolah sendirian, benar-benar sendirian. Semenjak Olivia mengungkapkan jika ia berpacar dengan Sean dan setiap hari Sean yang akan menjemput dan mengantarnya.

Setelah memarkirkan motornya, ia berjalan ke arah kelasnya sambil menebar pesona kembali kepada adik-adik kelasnya.

Sesampainya di kelas, ia masuk ke dalam kelasnya dan segera menaruh tas di bangkunya.

"Astaga,"

Ucap seseorang dari belakangnya sambil membawa sekotak susu strawberry terjatuh dan susu strawberrynya tertumpah di seragam baju milik Devan.

"Astagfirullah," ucap Devan reflek sambil menolong seseorang yang terjatuh di bawahnya.

"Lo nggak-papa?" tanya Devan sambil mendudukkan orang itu di bangkunya.

"Nggak-papa, sorry ya seragam kamu kotor gara-gara aku, maaf ya," ucap gadis itu merasa bersalah sambil menatapi noda kotor yang tertempel di seragam Devan.

"Nggak-papa, lo Iffy kan?" tanya Devan.

"Iya aku Iffy. Maaf sebelumnya, nama kamu siapa?" tanya Iffy dengan ramah.

"Oya lo belum kenal gue ya? Nama gue Devan," ucap Devan sambil memperkenalkan diri.

"Salam kenal Devan, sebelumnya aku sangat minta maaf ya. Ini aku ada uang mungkin bisa gantiin bajumu yang kotor," ucap Iffy sambil mengambil uang miliknya di dalam saku celananya.

"Nggak perlu, lo nggak usah ganti. Ini kan nggak sengaja," ucap Devan.

"Maaf banget lho Devan, sebentar ya aku ambil seragamku di lokerku," ucap Iffy sambil bangkit berdiri.

"Nggak usah, biar aja nanti kering sendiri kok," ucap Devan.

"Tapi kalau kamu masuk angin kayak apa?" tanya Iffy yang sangat merasa bersalah.

"Kalau gentle mah masuk angin aja kecil doang, besok palingan sembuh," ucap Devan yang membuat Iffy terkekeh.

"Devan," panggil Alvaro dari ujung kelasnya, di sana teman-teman Devan tengah berkumpul.

"Oya Iffy, lain kali hati-hati. Gue duluan ya," ucap Devan sambil pergi meninggalkan Iffy

Iffy yang melihatnya tidak mengedipkan matanya sama sekali semenjak kepergian Devan.

Dia sopan ya, kelihatannya aja kayak bad boy.

Di ujung kelasnya, Devan menemui teman-temannya sambil berhigh-five.

"Lo tadi ngapai sama Iffy? Kelihatannya kayak akrab lo berdua," ucap Jeje.

"Jadi anak baru itu namanya Iffy?" tanya Alvaro sambil melirik Iffy yang tengah berjalan keluar kelas.

"Iya bodat, lo kudet amat deh," balas Steve.

"Yey santai dong monyet," balas Alvaro dengan nada sarkastis.

"Kenapa tadi dia? Terus napa seragam lo kayak ada bekas noda warna pink-pinknya gini?" tanya Cavan sambil memegang noda kotor yang tertempel di seragam miliknya.

"Ini tadi minuman dia nggak sengaja kena sama seragam gue, ketumpahan susu strawberry jadinya ya gini," ucap Devan.

"Gue mencium aroma-aroma kedekatan nih," ujar Cavan sambil tersenyum sinis.

"Sialan lo kepalang," ucap Devan.

"Yey Dev, bisa aja lo dekat sama Iffy. Maybe you can be her boyfriend," ucap Alvaro sambil tertawa.

"Yey bisa aja lo Ro, orang baru kenal," ucap Devan sambil menyenderkan punggungnya ke dinding.

"Kan jodoh siapa yang tau Dev? Bisa aja dia jodohmu?" ujar Jeje.

Devan berusaha untuk menganggapnya sebagai lelucon. Berbeda dengan Iffy yang tengah berada di toilet sambil memainkan instagramnya.

"Jadi Devan itu bad-boy di sekolah ini? Tapi kok dia baik ya?" ucap Iffy di salah satu bilik kamar mandi di toilet sekolahnya.

**

A/n : vote!

What a Feeling【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang