29 ) Tolong Jagain

517 25 2
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACANYA! HARGAI KARYA PENULIS!

SEMINGGU sebelum Ujian Nasional, Devan berkumpul bersama teman-temannya di cafe rose. Mereka berlima terlihat tegang sambil menatapi Devan yang ingin mengungkapan sesuatu.

"Kenapa Van ngajakin ngumpul?" ujar Alvaro.

"Biasanya lo ngajakin kita ngegame," ucap Jeje.

"Jadi. . ." ucap Devan sambil menundukkan kepalanya dengan pasrah.

"Jadi apa Van?" ujar Cavan penasaran.

"Jadi, selesai UN gue bakal ninggalin kalian," ucap Devan.

"Hah? Maksud lo mati Van?" ucap Jeje sambil menyemburkan minumannya dan berhasil mengenai Cavan.

"Weh cah lanang," ujar Cavan sambil membersihkan mukanya.

"Yey, akhirnya selama ini lo mati juga Dev. Semoga tenang di alam sana," ucap Alvaro sambil berloncat kegirangan.

"Lo mau ke mana?" tanya Christofel dengan nada dingin.

Mereka berempat terdiam dan menatapi Devan, Alvaro yang pertamanya berloncat-loncat kegirangan kembali duduk sambil memperhatikan Devan.

"Gue akan ninggalin kalian, gue akan pergi ke Australia," ucap Devan.

"Australia? Ikut Dev, pengen ketemu sama keponakan baru gue di sana," ucap Cavan.

"Ini serius Cav, gue ke sana bukan untuk liburan," ujar Devan.

"Jadinya? Lo ngapain ke sana?" ucap Jeje.

"Gue ke sana bakal menetap, . . . Gue kuliah dan nerusin perusahaan Papa gue di sana," ucap Devan.

"Lo serius? Anjir nanti kalau ngegame kayak apa? Pasti susah kan, lo nanti terlalu sibuk sama perusahaan lo dan kuliah lo," ucap Alvaro.

"Makanya, gue pertamanya nolak. Tapi ini semua demi kebaikan keluarga gue," ucap Devan.

"Terus, gimana sama niat lo untuk nembak Oliv?" ucap Cavan dan membuat ketiga teman Devan terkejut bukan main.

"Lo mau nembak Oliv?"

"Seriusan Van?"

Devan terdiam dan menundukkan kepalanya. Ia ingin sekali memukul Cavan dan memasukkan cabai ke dalam mulut Cavan.

Yah bangsat Cavan, keceplosan lagi.

Sedangkan Cavan menunjukkan muka dengan tampang tak bersalah sama sekali.

"Iya, gue rencananya bakal nembak Oliv selesai UN," ucap Devan.

"Tapi, gimana lo mau nembak Oliv sedangkan lo sudah berangkat ke negeri kangguru?" ujar Jeje.

"Dari itu gue ngumpulin kalian di sini. . . Gue minta tolong, tolong jagain Olivia sampai gue kembali ke sini jadi orang sukses," ujar Devan.

"Nggak ah, ntar adanya Oliv jadi perawan tua," ucap Jeje.

"Gue akan secepatnya balik ke sini, gue sukses bakal langsung balik ke sini. Tolong jagain Olivia, bisa nggak?" ucap Devan.

"Gue akan ngelakuin apa aja asal lo bisa bahagia Dev sama Oliv," ucap Alvaro menyemangati Devan.

Devan tersenyum dan benar-benar beruntung, ia bersyukur kepada Tuhan karena ia memiliki keluarga yang menyayanginya, teman yang selalu menyemangatinya.

Tapi ada yang kurang, yaitu belum mendapatkan cinta dari Olivia.

**

A/n : VOTE!

What a Feeling【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang