6 ) Geng Agam

913 69 10
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACANYA! HARGAI KARYA PENULIS!

OLIVIA tengah memainkan gitar akustiknya bersama beberapa ringkasan lagu.

🎼Why you gotta hug me
Like that every time you see me?
Why you always making me laugh
Swear you're catching feelings

I loved you from the start
So it breaks my heart

When you say I'm just a friend to you
'Cause friends don't do the things we do
Everybody knows you love me too
Tryna be careful with the words I use
I'll say it cause I'm dying to
I'm so much more than just a friend to you🎼

Olivia memainkan kuncinya sambil bernyanyi merdu, dan mengambil penghayatan dalam lagu tersebut.

"Just a friend to you," ucap Devan yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

Itulah Devan, seenaknya. Setiap hari begitulah Devan, selalu memasuki kamar Olivia seenaknya.

Seperti waktu itu, Olivia tengah berganti baju dan Olivia lupa untuk menguncinya.

Devan langsung masuk seenak jidatnya dan melihat Olivia yang sedang menggunakan bikini.

Dan saat kejadian itu, Olivia selalu tak lupa mengunci pintunya saat mengganti baju.

"Ngapain ke sini, Van?" tanya Olivia dan meletakkan gitarnya, Devan langsung duduk di ranjang Olivia dan duduk di sebelahnya.

"Nih, kembalikan catatan Fisika. Makasih yah," ucap Devan sambil mengacak rambut Olivia.

"Bacot Van, nggak usah diacak-acak bisa nggak?" ujar Olivia sambil menepis pelan tangan Devan.

"Nggak bisa, ble," olok Devan sambil menjulurkan lidahnya.

"Oya Liv, kemarin lo ngapai ke toilet bawa kursi? Ganti kursi? Kok gue lihat cowok ya di toilet lagi ngomong sama lo?" ujar Devan.

"Oh itu, iya, . . . Gue ganti kursi. Dan cowok itu, . . Itu kakak kelas yang bantuin gue dapat kursi yang baru," jawab Olivia enteng karena ia jujur.

"Oh, ganjen nggak dia sama lo?" tanya Devan.

"Nggak lah, orang dia sopan banget. Baik lagi, nggak kayak lo," ucap Olivia.

"Ih jahat, padahal gue selalu jadi sopir lo. Oya, namanya siapa?" tanya Devan.

"Kalau nggak salah Sean Alexander deh namanya," jawab Olivia.

Devan tiba-tiba membeku di tempat, ia terkaget ketika mendengarnya.

Dia itu kan. . .

"Napa muka lo gitu, Van? Kok kek ketakutan?" tanya Olivia yang bingung dengan ekspersi Devan.

"Nggak . . . nggak-papa, yah sudah lah gue mau balik, gue mau main PB ah," ucap Devan dan sejurus kemudian Olivia membelakan matanya.

"IKUT," semangat Olivia 45. Devan berdecak kesal karena sebenarnya ia tidak bermain, melainkan untuk menelepon teman-temannya.

"Nggak boleh, sudah malam! Tidur sana, besok sekolah. Awas terlambat bangun, nggak bakal gue jemput," ucap Devan dan bangkit berdiri.

Sebelum ia pergi, ia mendekati Olivia dan mengusap alis Olivia dengan lembut.

"Goodnight, see you tomorrow," ucap Devan dan akhirnya keluar dari kamar Olivia.

Sesampai di rumahnya, Devan segera masuk ke dalam kamarnya dan mulai memainkan handphonenya.

The Gantenk Sqd (4)

DevanC : we semuanya
DevanC : we mana kalian?
DevanC : gw mau crita

Jeje : apaan?
Jeje : lakas gue mau bogan

Alvaroo : apaan dev?
Alvaroo : serius lok lo critanya?

DevanC : mana chris?

christofel : apa?

DevanC : lengkap kan
DevanC : jadi gini
DevanC : tadi gue nnya oliv
DevanC : kan kemarin gue lihat dia sama org gitu
DevanC : nah cwok

Alvaroo : trs?

DevanC : nah dia tuh nolongi oliv
DevanC : trs kutanya namanya siapa
DevanC : dia blg namany

Jeje : siapa van?

DevanC : sean alexander

Alvaroo : anjir

Jeje : bangsat

christofel : sean yg tmnny agam tu kn?

DevanC : iya
DevanC : makany pas gw lihat mukany g asing gitu
DevanC : tnyta dia tmnnya agam

Alvaroo : dev
Alvaroo : jagain oliv
Alvaroo : jgn smpai dia dkt sm sean

Jeje : iya van
Jeje : lo kan tau
Jeje : kalau agam dan gengnya itu benci sama kita-kita
Jeje : sampai aj wktu itu kita tawuran sm mreka

DevanC : iya oke
DevanC : tapi menurut gw dia nggak mungkin jahat sama oliv
DevanC : kykny sean sdh tau gw sahabatn sm oliv
DevanC : tampangnya sean kayak anak baik2 gitu

christofel : jgn prcya dgn fisik, yg dinilai tuh hatiny

Alvaroo : nah bener kata chris

DevanC : yauda gue mau bogan
DevanC : bye

Setelah itu Devan segera mematikan handphonenya dan mulai pergi ke alam mimpinya yang sangat indah.

Devan tengah melihat Olivia yang sedang berdiri di hadapannya dengan gaun biru kupu-kupu dengan motif yang indah.

"Saya bersedia menikahi Olivia Janenata," ucap Devan lantang dan setelah mengucapkannya. Devan langsung memeluk Olivia.

Olivia dan Devan tampak sangat bahagia. Dan beberapa tamu undangan mengucapkan selamat kepada mereka berdua.

Byur. . .

Suara itu mengagetkan mereka berdua dan Devan melihat seorang pria berjalan menuju ke arahnya.

"Saya tidak setuju dengan pernikahan ini, Oliv ikut dengan saya." ucap pria tersebut ditutupi dengan masker berwarna hitam dan membawa pergi Olivia.

Devan mengejar Olivia yang dibawa kaburnya. Olivia merengek meminta tolong.

"Devan. . . tolong," ucap Olivia dan pria itu berhasil menculik Olivia dan membawa Olivia lari.

**

A/n : Bye!

What a Feeling【✓】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang