02 || Dia menyebalkan

112 19 6
                                    

"Jika kepalaku meneriakkan kata berhenti. Kenapa hatiku berteriak sangat menginginkanmu??" - Naaila

***

Aku merasakan lidah Kalingga mulai membasahi bibirku. Aku tidak tau harus apa, ini yang pertama kalinya dan aku melakukannya di depan kampus. Dia tidak melakukan lebih, hanya mengecap sedikit rasa di bibirku lalu ia melepaskannya. Aku segera memburu nafas yang hilang sejak ia menciumku.

"Jangan pulang sama laki-laki lain,"

Setelah mengatakan itu Kalingga pergi meninggalkanku dengan sejuta perasaan yang tengah bercampur aduk, membuat kupu-kupu di perutku mencuah hebat, membuat hatiku kesal setengah mati karena dia baru saja mencuri ciuman pertamaku lalu meninggalkan begitu saja.

"La, kamu gapapa??" aku merasakan Riana menyentuh bahuku.

"Jelas gapapa, orang habis dicium sama cogan juga," aku langsung menatap Maya tajam.

Maya berdiri di hadapanku lalu menatapku dengan tatapan tajam, "kamu itu gila atau gimana? Bisa bisanya mau sama lelaki yang baru saja kamu kenal."

"Kamu yakin mau jadi selingkuhannya dia?? Dari tampangnya dia itu laki laki brengsek tau," Maya melanjutkan lalu menepuk jidatnya sendiri. Aku hanya tersenyum padanya, dan dibalas tatapan aneh dari kedua temanku itu.

"Kenapa?" tanya mereka bersamaan.

"Dia laki-laki kurang ajar kan??" tanyaku dan dijawab anggukan oleh mereka berdua.

"Kalau begitu, aku akan mempermainkan hatinya," ujarku sambil tersenyum.

"Yakin La? Yakin kamu gak bakal baper sama dia??" Riana bertanya sambil menaik turunkan alisnya.

Sejujurnya aku pun tidak yakin, ide asal asalan ini muncul hanya untuk menenangkan keduanya. Padahal aku tidak berpikiran untuk bermain dengan hatinya, karena sejak awal ia menciumku aku sudah jatuh hati dengannya.

"Engga bakalan," jawabku berusaha meyakinkan keduanya.

"Lagian laki-laki kayak dia harus dikasih pelajaran, iya kan?" aku langsung menarik tangan Maya dan Riana yang kurasa masih bingung dengan perkataanku.

Sudahlah, mereka tidak akan paham bukan bagaimana rasanya jatuh hati dengan lelaki yang sangat amat tampan? Pesonanya itu tidak bisa aku tolak, sangat sangat tidak bisa aku tolak.

Dia terlalu tampan untuk ditolak, kalian setuju kan?

***

Aku merogoh ponsel di atas nakas karena merasa ada notif dari seseorang. Aku melihat pesan dari orang yang tidak kukenal. Aku membuka pesannya. Aku merasa familiar dengan nama yang tertera di layar ponselku.

--
Line
1

8.30

Linggaka_ :
jangan sampai ada yang tau hubungan kita

Naai_sha :
Maksudmu?
Read

Linggaka_ :
Pacarku namanya Remi, dia anak univ sebelah
Dia akan datang ke univ kita setiap hari jumat

Naai_sha :
Baiklah as you wish
Btw, kenapa kamu selingkuh??
Read

Linggaka_ :
Gausa banyak tanya

Naai_sha :
Emang salah?
Read

Linggaka_ :
Iya
Tidak usah banyak tanya
Ikuti saja apa yang aku katakan

Naai_sha :
Terserahlah
Read

Linggaka_ :
Cepat bersiap
Aku akan menjemputmu
5 menit lagi
Kirimkan alamatmu

Naai_sha :
Gila, untuk apa?
Read

Linggaka_ :
Jangan banyak omong
Cepat kirim

Naai_sha :
/shareloc
Read

--

Aku segera loncat dari kasur dan berlari ke kamar mandi. Dia sangat gila kurasa, bagaimana bisa dia akan memjemputku dalam lima menit?? Aku sempat berpikir untuk tidak perlu mandi, namun rasanya menjijikan bukan.

Sudahlah aku mandi saja, biarkan dia menunggu. Lagian itu salahnya karena menyuruhku bersiap dalam lima menit. Apa dia lupa aku ini wanita??

Butuh waktu lima menit untukku menghabiskan waktu membersihkan tubuhku di kamar mandi. Bahkan aku tidak pernah mandi secepat itu sebelumnya. Aku segera memilih baju yang kurasa simple dan tidak banyak gaya.

Aku memang bukan wanita yang suka menggunakan barang-barang mahal untuk kupakai. Namun aku memiliki beberapa pakaian seperti dress panjang atau rok untuk memberikan kesan anggun dalam diriku. Aku kembali berkaca dan memeriksa dandananku untuk memastikan ini tidak terlalu norak hanya untuk jalan-jalan. Aku menggunakan gaya yang biasa kupakai saat bersama Maya dan Riana.

Ting

Aku membelalakkan mata saat mendengar bel apartemenku berbunyi kencang tanda ada orang di luar sana. Aku segera berlari dan aku rasa itu adalah dirinya.

Saat aku membuka pintu aku melihat tubuh tingginya tepat di depanku. Dia sama seperti Kalingga yang kutemui di depan kampus tadi. Masih Kalingga dengan wajah dinginnya, baju polos yang mencetak jelas bentuk tubuhnya, celana jogger berwarna abu-abu yang sangaaaat kebetulan serasi dengan baju yang kupakai.

"Emmm, gak mau masuk dulu?" tanyaku hanya untuk sekedar basa basi.

"Tidak makasih, ayo cepat kita pergi," jawabnya dengan wajah tanpa senyum sedikitpun.

Apa memang ada lelaki seperti dia??

"Baiklah, tunggu sebentar," aku berlari kembali ke kamar untuk mengambil tasku. Baru saja aku ingin keluar kamar, tapi notif line membuatku berhenti sebentar.

Aku melihat pesan dari Kalingga dan itu sukses membuatku ingin mencakar wajahnya sekarang juga.

Linggaka_ :
Lain kali saja
Remi minta aku menjemputnya
Bye

Ahhh, andaikan membunuh orang itu tidak berdosa, aku akan membunuhnya saat ini juga. Ternyata dia orang yang sangat menyebalkan.

***

Jangan lupa vomment untuk melihat kebodohan Naaila di chapter chapter selanjutnya.

Naaila yang udah siap siap eh ngga jadi diajak jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naaila yang udah siap siap eh ngga jadi diajak jalan

The Third WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang