✏Stories Under One Roof 12:
"Kau sudah lebih baik?" Baekhyun mengangguk pelan, Ia terus saja menunduk dan enggan untuk menatap lawan bicaranya.
"Kau mau ice cream? Ku rasa itu akan membuatmu merasa lebih baik" tawar Kris berbaik hati dan hanya gelengan dari si manis yang Ia dapatkan.
Kris dan Baekhyun memang sedang duduk berdua di bangku taman, namun terlihat sekali jika sang wanita menjaga jarak dari si pria. Dan siapa saja yang melihatnya sekarang ini pasti berfikir, bahwa keduanya adalah sepasang kekasih yang tengah bertengkar.
"Baiklah Kau tunggu di sini dulu ya, Aku ingin pergi membeli sesuatu" Baekhyun hanya diam dan mengangguk lemah, Ia tidak tau jika ada seseorang yang terus mengawasinya sejak tadi.
Tak lama kemudian Kris kembali dengan ice cream di kedua tangannya, Baekhyun yang melihat itu tanpa sadar mengembangkan senyumannya dan menerima ice cream yang Kris sodorkan untuknya dengan senang hati.
"Sudah Ku bilang bukan? ice cream akan membuatmu jadi lebih baik" Baekhyun tak mempedulikan ocehan Kris, wanita cantik itu hanya sibuk menjilati ice cream yang ada di tangannya.
"Pelan-pelan saja, lihatlah bibirmu jadi belepotan begini" melihat sisa Ice cream yang ada pada sudut bibir Baekhyun, Kris pun mengulurkan tangannya dan mengusap sisa ice cream itu dengan lembut. Baekhyun hanya diam dan tak melakukan pergerakan sama sekali, Ia terus menatap Kris yang saat ini berada begitu dekat dengannya.
Sedang seseorang di kejauhan hanya diam mematung melihat pemandangan tersebut. Matanya memanas dengan tangan yang terkepal kuat. Ia sudah siap untuk menghajar siapa saja yang berani menyentuh miliknya, namun untuk kali ini rasa kecewa jauh lebih besar dari amarahnya. Cintanya telah berdusta dan meruntuhkan segala kepercayaan yang telah Ia berikan selama ini."Inikah alasan mengapa kata cinta itu tidak pernah terucap dari bibirmu.. "
🍁 Love That One Word 🍁
Dengan langkah panjang pria itu pun langsung melangkah memasuki mobilnya. Ia tidak bisa berlama-lama berdiri seperti orang bodoh, dan menjadi saksi bahwa cintanya telah berdusta. Ingin rasanya segala kenyataan ini Ia tepis jauh-jauh, namun kedua matanya sudah terlanjur menangkap apa yang sebenarnya terjadi di balik tirai yang selama ini tertutup. Dan kenyataan itu telah melukai hatinya dengan cukup dalam. Ada yang tertancap di sana, ada yang tertancap hingga rasanya Ia ingin mati saat itu juga. Chanyeol melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak peduli jika harus mati saat itu juga, Ia tidak peduli dengan seseorang yang selama ini selalu Ia jaga dan Ia lindungi. Biarlah kekecewaan ini merubah cintanya menjadi kebencian yang abadi. Dan biarkan Ia ingkar pada janji yang pernah terucap dari bibirnya. Yang di surga pasti melihatnya, yang di surga pasti tau alasan mengapa Ia melakukan semua ini. Dan jika maut akan datang saat itu juga, Ia tidak akan menyesal dan berat melangkahkan kakinya untuk pergi.
Ketika sebuah serpihan kaca tak dapat untuk disatukan kembali. Begitu juga kesalahan di masa lalu yang tak lagi bisa untuk diperbaiki. Dan meski itu bisa untuk ditarik kembali, akan ada yang tersakiti setelahnya. Akan ada darah dan airmata, yang menetes. Akan ada luka baru yang tercipta, untuk menarik sebuah rumput berduri. Sedang ketika Ia ingin lari dari kesalahan tanpa ingin mendapat apa yang akan Ia tuai sebagai balasan, sebuah batu akan menyandungnya kakinya dan mengajarkannya apa itu sebuah karma dan rasa penyesalan yang berkepanjangan. Pria tua itu terus menatap ke luar jendela dengan pandangan yang mulai kabur karena usianya yang tak lagi muda. Walau begitu ingatannya masih cukup baik, untuk sekedar mengingat apa yang pernah terjadi di masa lalu.
Penyesalan yang selama ini selalu memenuhi ruang hatinya, serta rasa rindu yang enggan untuk Ia tunjukkan, membuat dirinya menjadi sosok yang kejam dan tak berperasaan. Walau begitu Ia masih memiliki rasa cinta seperti yang lainnya, Ia masih tetaplah seorang Ayah yang begitu merindukan sosok putranya di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories Under One Roof [END]
Romance2 orang hidup di bawah atap yang sama dan berpijak di lantai yang sama, namun keduanya seperti hidup di dunia yang berbeda. Tak ada sapa, sentuh dan tawa dalam kebersamaan. Seperti apa kisahnya?