🏠STORIES UNDER ONE ROOF🏠
--
-
Seoul, pukul 11.35 pm
Knop pintu diputar, pintu yang tak terkunci akhirnya pun terbuka. Seseorang melangkah dengan raut penuh tanya. Seisi ruangan menjadi gelap, hingga ia meraba dinding untuk menyalakan penerangan.
cetek~
Ketika kegelapan sirna, hal pertama yang dilihatnya adalah sosok wanita tengah tidur meringkuk di atas sofa. Mungkin ia lelah menunggu, sudah cukup kedua matanya terjaga. Kini ia damai dalam mimpi. Akan tetapi sofa bukanlah tempat yang cukup nyaman.
Langkah demi langkah, ia mendekat. duduk di tepian lalu mengusap pipi tirus tersebut dengan lembut.
Sadar akan sesuatu yang mengusiknya, kedua mata itu pun terbuka perlahan.
"Kau sudah pulang? apa yang terjadi? kenapa kau terluka?" Terkejut dengan keadaan Sehun dengan tubuh penuh luka, Luhan segera bangkit untuk mengambil kotak obat. Namun sebuah tangan menahan pergerakannya.
"aku tidak apa" Sehun tersenyum seolah menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja. Namun dengan begitu tidaklah cukup bagi Luhan.
Ia terlihat sangat panik dan khawatir. bagaimana bisa Ia bilang tidak apa, sedang wajah dan tubuhnya penuh luka.
"Bagaimana bisa kau berkata tidak apa! kau terluka!" Luhan melepas tangan Sehun darinya, Ia berjalan untuk mengambil kotak obat sebentar.
Melihat kekasihnya yang khawatir, Sehun masih bisa mengulas senyumnya. Ia sangat suka diperhatikan seperti ini.
Sembari menunggu Luhan, Ia pun melepas mantel lalu bersandar pada sofa. Cukup melelahkan hingga tubuhnya terasa remuk. Tapi semua berjalan dengan baik. Luka-luka ini tidak akan hinggap ditubuhnya dengan sia-sia tanpa balasan.
"Bagaimana bisa kau terluka seperti ini?! apa kau berkelahi?!" Sehun melirik ke arah Luhan yang datang sembari membawa kotak obat. Wanita itu terus saja mengomel seperti burung beo. Bahkan bisa dikatakan saat ini Luhan persis seperti ibunya.
"Lihat! Kau terluka seperti ini.. apa yang kau lakukan hingga kau dipukuli?!" Luhan terus mengomel sembari mengobati luka yang cukup parah di kepala sang kekasih.
"aku ini sedang terluka, kau tidak seharusnya mengomeliku" Sehun berucap manja, Ia memegang tangan Luhan lalu tersenyum lembut.
"Jangan khawatir aku tidak apa" sambungnya lagi.
Luhan tertegun melihat luka pada sudut bibir si pria. Ia tidak tau apa yang terjadi. Yang jelas rasa sakit itu pasti ada, hanya saja Sehun coba menutupinya.
"aku tau pasti sakit.." jemari lentik itu mengusap sudut bibir Sehun dengan penuh hati-hati. Darah yang mengering di sana, membuat Luhan sadar. Kalau luka tersebut, bukan tercipta baru saja. Tapi sudah cukup lama.
Luhan terdiam, Ia coba menatap kedua manik lawan bicaranya. ia ingin mendapat jawaban di sana.
"Katakan padaku, apa yang terjadi?" Luhan berucap hati-hati, raut wajahnya berubah dengan air mata yang sudah menggenang.
"Aku hanya datang ke rumah Chanyeol. Dan mendapat sebuah kejutan seperti ini" Sehun berucap santai, Ia coba mencairkan keadaan.
"Apa Chanyeol yang melakukan semua ini?" Tanyanya lagi, dan Sehun langsung menanggapi dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories Under One Roof [END]
Romance2 orang hidup di bawah atap yang sama dan berpijak di lantai yang sama, namun keduanya seperti hidup di dunia yang berbeda. Tak ada sapa, sentuh dan tawa dalam kebersamaan. Seperti apa kisahnya?