A Little Piece of Truth

5.5K 228 27
                                    

--- Part 4 ---

" Hm....pelajaran memanah sepertinya aku akan parah deh dengan panah. Pada pelajaran pedang aja aku udah kalah sama Anta apalagi sekarang," keluh Winexon sambil berguling-guling di lantai

" Setidaknya kau lebih baik daripadaku pada pedang, Exon. Baru mulai aja pedangku udah terpental beberapa meter," kata Aqua sambil cemberut dan ikut-ikutan berguling-guling di lantai bersama Winexon

"Oh ayolah jangan murung begitu kalian berdua," bujuk Atlanta

" Oh ya, Anta kok kau bisa bermain pedang sebagus itu sih? Kamu udah sering latihan ya dirumahmu dulu? Kok kau gak bilang sih?" tanya Winexon bertubi-tubi

" Easy, boy, easy... Ini baru pertama kalinya aku bermain pedang kok. Kalo dirumah, aku belajar teori saja. Aku juga bingung pada saat aku memegang pedang, aku merasa aku sudah terbiasa mengayunkannya padahal itu baru pertama kalinya aku memegang pedang," jelas Atlanta

" Aku juga begitu. Kurasa ini adalah bakat alam," kata Flame

" Sudahlah, ayo kita ke tempat memanah. Kita sudah hampir terlambat, loh...," kata Victoria sambil tertawa kecil melihat tingkah Winexon dan Aqua yang masih saja berguling-guling di lantai. Aqua dan Winexon pun akhirnya berdiri dan berjalan ke lukisan di lantai. Mereka pun memfokuskan pikiran mereka ke destinasi yang dituju yaitu lapangan memanah.

Pilar cahaya pun muncul dan membawa mereka ke lapangan memanah. Lapangan ini seperti padang yang berada di balik gunung itu hanya saja lapangan ini adalah ukuran mininya. Perempuan bergaun biru yang kemarin telah berada di tengah lapangan. Pada pelajaran memanah, mereka tidak membutuhkan Armor

" Selamat siang. Perkenalkan nama saya Veriana Fort Haxton. Saya berada di sini untuk mengajari kalian tentang teknik memanah. Memanah bukanlah cabang pelajaran yang mudah. Kalian harus memfokuskan pikiran kalian pada target dan kalian juga harus memberi kepercayaan pada anak panah kalian sendiri," kata Miss Veriana yang memiliki rambut berwarna coklat kayu" Miraqua Enesa Arestric dan Atlanta Ellenia Derquill tolong maju ke depan," lanjut Miss Veriana

Wajah Aqua dan Atlanta pun berubah sedikit pucat dan tangan mereka mulai berkeringat. " Tidak perlu takut. Ayo maju ke depan," kata Miss Veriana

Aqua dan Atlanta pun maju ke hadapan Miss Veriana. " Tolong ambil peralatan memanah di sebelah situ dan cobalah memanah," kata Miss Veriana sambil tersenyum. Aqua dan Atlanta pun mengambil peralatan memanah di tempat yang ditunjuk oleh Miss Veriana dan kemudian berjalan ke arah Miss Veriana lagi. " Saya ingin kalian berdua memanah target yang berada di situ," kata Miss Veriana sambil menunjuk papan target yang berada di ujung lapangan.

Aqua dan Atlanta pun mengambil posisi di depan papan target mereka. Wajah mereka masih sedikit pucat dan tangan mereka masih berkeringan. Mereka pun mengambil anak panah dan memasangnya di busur panah mereka kemudian, mereka mengarahkannya ke target dan kemudian melepas anak panah mereka. Betapa kagetnya mereka berdua karena anak panah yang mereka luncurkan tepat berada di tengah - tengah target.

" Sungguh luar biasa," kata Miss Veriana sambil bertepuk tangan dan diikuti oleh para murid yang lain. "Nilai penuh untuk kalian berdua. Kurasa jika kalian tidak mengikuti pelajaran lagi juga tidak masalah karena kalian telah memiliki bakat alam," kata Miss Veriana

" Baiklah kalian semua boleh mencobanya dan siapa yang mendapat nilai penuh boleh tidak mengikuti pelajaran lagi seperti Miss Aqua dan Miss Atlanta," kata Miss Veriana

Aqua dan Atlanta yang masih shock pun hanya berjalan ke bawah pohon rindang dan duduk di bawahnya

" Anta, aku bisa memanah dengan baik," kata Aqua masih dalam kondisi sangat sangat shock

Elathor The Kingdom of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang