--- Part 18 ---
Tak jauh dari hutan goblin, sebidang padang lavender dengan sebuah pohon besar dan kokoh di tengah padang pun membentang di depan mata. Seorang gadis cantik yang memiliki mata berwarna coklat kayu dan rambut lurus panjang berwarna pirang dan berumur sekitar 17 tahun sedang memetik bunga lavender dengan riangnya sambil sedikit bersenandung dan kemudian, sebuah cahaya yang sangat terang dan sedikit berkilau pun muncul di padang di dekat pohon di padang itu dan tak lama kemudian, sesuatu yang menimbulkan bunyi debam yang sangat keras jatuh di dekat pohon yang berdiri kokoh di tengah padang itu. Gadis yang tadi sedang memetik bunga lavender pun langsung berdiri karena kaget. Gadis ini pun berlari kecil ke arah sesuatu yang jatuh itu
'Apa itu?' pikir gadis itu setelah jarak antara sang gadis dan sesuatu yang jatuh itu memendek
Setelah sampai di sana, gadis ini melihat ada 6 orang yang tidak sadarkan diri di sana. 3 laki- laki dan 3 perempuan
"Manusia," gumam si gadis setelah meneliti orang- orang yang jatuh itu dengan sangat teliti dan sang gadis ini pun bersiul memanggil sesuatu
Setelah siulan yang nyaring itu berkumandang, seekor elang raksasa pun mendarat di sebelah sang gadis dan berbicara dengan suara yang cukup dalam
"Kenapa kau memanggilku?" tanya sang elang sambil melipat sayapnya
"Tolong bawa mereka dan aku tentunya ke rumah ya. Ingat, rumah yang satu itu," kata sang gadis mengingatkan si elang
"Kata- katamu adalah perintah bagiku," kata sang elang dan kemudian, elang beserta si gadis ini pun membawa mereka berenam ke rumah si gadis untuk mengobati luka- luka mereka
*****
Di suatu tempat, tempat yang sangat gelap dengan pencahayaan hanya dari bulan purnama yang sedikit redup malam ini. Atlanta sedang sendirian dan terduduk di bawah pohon yang cukup besar dan rindang sambil menutup mata dan bersenandung. Suara flute yang lembut dan sayup- sayup pun dengan perlahan memasuki indra pendengarannya dan membuat Atlanta membuka matanya secara perlahan
Atlanta pun berdiri dan berjalan ke arah sumber suara dan tak lama setelah ia mulai berjalan, terlihatlah sebuah siluet seseorang yang sedang duduk di sebuah batu yang cukup besar di pinggir danau. Seseorang yang diperkirakan seorang perempuan ini sedang memainkan flute di pegangannya yang memantulkan cahaya keperakan dari bulan dan kemudian, orang ini berhenti bermain secara tiba- tiba dan menoleh ke arah Atlanta
Sinar bulan pun perlahan- lahan menyinari wajah orang ini. Seorang gadis dengan rambut hitam bergelombang dan mata yang juga hitam. Tato sayap gagak yang memanjang dari leher sampai pipi kiri gadis ini menjadi dekorasi di wajah putih sang gadis dan ketika sang gadis melihat Atlanta, air mata pun mengalir dari kedua mata hitamnya ke pipi si gadis secara perlahan
Gadis itu berdiri dan berjalan ke arah Atlanta. Gadis itu mengatakan sesuatu yang tidak bisa didengar oleh Atlanta dan seakan- akan ada dinding kaca yang memisah mereka, gadis itu pun berhenti berjalan karena langkah si gadis terhalang oleh sesuatu yang memisahkan Atlanta dan gadis itu.
Atlanta pun berjalan mendekati sang gadis sambil mencoba memanggil sang gadis namun, suaranya tidak mau keluar. Sekarang jarak Atlanta dan si gadis hanyalah 50 cm namun, Atlanta telah tidak bisa berjalan mendekati si gadis. Mata hijau Atlanta pun bertemu dengan mata hitam si gadis. Sorot kesakitan, keperihan, ketakutan dan kesedihan bercampur menjadi satu di mata si gadis. Si gadis terus berusaha untuk meneriakkan kata- kata untuk Atlanta namun, suara itu masih tidak terdengar oleh Atlanta dan sang gadis pun mulai mengangkat tangannya dan mencoba menuliskan sesuatu di udara. Sesuatu dari es berwarna kehitaman pun mulai membentuk tulisan
KAMU SEDANG MEMBACA
Elathor The Kingdom of Light
FantasyCopyright © by Blue_Sapphirine 2014 Dilarang memperbanyak, mengubah, dan menjiplak cerita ini tanpa sepengetahuan dari Author *** Golden Army yang terdiri dari Atlanta Ellenia Derquill, Miraqua Enesa Arestric, Victoria Lecsia Trizen, Winexon Nathan...