--- Part 26 ---
"Membunuh?? Hihihi," Atlanta mengulangi pertanaannya lagi dan terkikik kecil. Pria di depan Atlanta ini menelan ludahnya dan berpikir,'Apa yang salah dengan anak kecil satu ini? Auranya lebih gelap daripada auraku," pikir pria ini.
"Kau mau membunuh bukan? Ayo kita saling membunuh. Aku ingin melihat darahmu dan mengeluarkan isi perutmu," kata Atlanta dan mengeluarkan cambuk hitam berpangkal mawar miliknya dan memukulkannya ke lantai itu sekali dan bekas cambukan itu bahkan sanggup meretakkan lantai marmer putih mengkilap di tempat pesta ini.
"Ini buruk," gumam Aqua.
"Sangat buruk," lanjut Aqua.
"Aqua, sadarkan Atlanta kembali," kata Victoria sambil mengguncang tubuh Aqua sekali. Victoria dapat gemetar ketakutan jika ia mengingat Atlanta dalam mode seperti ini. Aqua mengangguk dan segera mensummon Meredy miliknya. Aqua mulai membidik namun dengan segera Alleover menghalangi pandangan Aqua dengan melangkah tepat kedepan Aqua dan berkata,
"Jangan sekarang," katanya dan membuat Aqua menoleh ke Alleover dengan kerutan di dahinya dan Aqua bertanya.
"Apa maksudmu, Miell?"
"Biarkan Atlanta berada dalam posisi seperti ini dulu sementara waktu. Kita tidak dapat melawan pria di depan kita ini sendirian dengan berbekal kekuatan kalian semua saat ini tanpa bantuan apapun," jawab Alleover dan Flame mengangguk- angguk.
"Benar juga kata Miell. Tidakkah kalian lupa bahwa kita dapat diporak- porandakan dengan sangat mudah oleh pria api hitam sebelumnya itu? Setidaknya mungkin Atlanta dalam posisi ini dapat membantu kita karena kekuatannya berlipat ganda,"
Aqua diam sebentar sebelum menjawab.
"Hm... baiklah jika menurutmu begitu," kata Aqua seraya menurunkan panahnya.
"Tetapi, haruskah kita membantu Atlanta?" tanya Victoria dengan menatap Alleover seakan- akan meminta jawaban.
"Terserah," jawab Alleover singkat, padat dan tak jelas.
"Aku rasa tidak masalah namun kita harus menjaga jarak dari Atlanta karena seperti yang kau tahu, Atlanta dalam kondisi seperti ini dapat tidak menguntungkan kita juga," kata Flame.
"Ayo kita main," kata Atlanta sambil memukulkan cambuknya ke pria itu namun pria itu masih sempat untuk melompat menghindari cambukan maut Atlanta sehingga cambuk itu mengenai lantai dan menimbulkan retakan di lantai marmer itu... lagi.
Pria itu mengangkat tangannya ke udara dan mengarahkannya ke Atlanta. Seketika, angin hitam keabu- abuan yang sedikit menjijikkan berhembus dengan sangat kencang ke Atlanta. Serangan itu dapat ditangkis dengan sangat mudah oleh Atlanta dengan menggunakan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanan Atlanta yang memegang cambuk mengumpulkan bayangan- bayangan hitam dan melemparkannya ke pria itu dan tepat sasaran.
Bayangan itu mengikat pria itu dengan erat dan Atlanta langsung melayangkan cambuknya dan memar hitam langsung muncul di lengan kiri pria itu. Dari belakang, Flame mengeluarkan riflenya dan menembakkannya ke pria itu seketika setelah Atlanta berhasil mencambuk lengan pria itu namun sayangnya tembakan Flame meleset dan peluru apinya menancap di dinding di belakang pria itu.
Atlanta yang melihat kejadian itu menoleh ke belakang dan melayangkan cambuknya ke arah Flame dan yang lain namun untungnya mereka dapat menghindari cambukan itu tepat waktu sehingga memar hitam tidak muncul di permukaan kulit mereka.
"Tidak usah ikut campur, serangga," kata Atlanta dengan sinis.
Pria ini melihat adanya cela untuk menyerang Atlanta dan ia pun melemparkan pisau kecil ke Atlanta. Atlanta menyadari datangnya pisau itu dan berusaha untuk menghindar namun sayangnya pisau itu menggores pinggang Atlanta dan darah mengalir keluar dari luka sayatan kecil itu dan Atlanta menatap luka itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elathor The Kingdom of Light
FantasyCopyright © by Blue_Sapphirine 2014 Dilarang memperbanyak, mengubah, dan menjiplak cerita ini tanpa sepengetahuan dari Author *** Golden Army yang terdiri dari Atlanta Ellenia Derquill, Miraqua Enesa Arestric, Victoria Lecsia Trizen, Winexon Nathan...