#5

1.8K 140 6
                                    

SANA P.O.V.

kuusap air mataku lalu memasuki dorm. aku bahkan menagis sepanjang perjalanan kembali ke dorm. kulangkahkan kakiku langsung menuju kamar. semoga tak ada yang melihatku dalam kondisi begini.

"Sana?" sebuah suara menghentikan langkahku.

kuhapus sisa air mataku lalu tersenyum dan berbalik menatap orang yang memanggilku.

"Ya.. kenapa hyo?" tanyaku pada jihyo.

Jihyo terlihat heran namun ia memilih diam. untung saja ia sepertinya mengerti aku sedang tidak ingin bercerita apapun. aku selalu salut dengan kecepatannya dalam memahami situasi.

"ah, gpp. cepetan siap-siap. kita udah di tunggu" ujar Jihyo.

aku mengangguk lalu lalu berbalik dan berjalan menuju kamar.

"Na, kalo lo mau cerita, gue siap dengerin kok" ujar Jihyo. aku menoleh dan mengangguk lalu kembali  berjalan masuk ke kamar.

sampai di kamar aku langsung naik ke kasurku. kupeluk erat boneka pikachuku. padahal masalahku dengan jinyoung adalah masa lalu yang seharusnya sudah kulupakan. harusnya aku sudah bisa bersikap dewasa. tapi dia masih membuatku takut dengan kata-katanya.

"Sana.." panggil Mina lembut lalu memelukku. "bilangin ke Jihyo, kalian berangkat duluan aja. gue sama Sana nyusul" ujar Minapada tzuyu. tzuyu mengangguk lalu meninggalkanku berdua dengan momo di kamar.

"Min, gue takut" lirihku sambil memeluk Mina.

"Ssstt. gue disini Na, lo gak perlu takut" Mina mengelus kepalaku lembut sambil mencoba menenangkanku.

"Sana!" Momo memasuki kamar. mina langsung berlari lalu memelukku.

"Mesti lo gini karena dia lagi kan?. dia itu harusnya berhenti buat minta lo balik sama dia Na. dia dulu dengan gampangnya ngebuang lo dan sekarang dia maksa lo buat balik sama dia.dan dia dengan gak tau malunya sok perhatian sama lo kan?. gue harus nyari dan ngasih tuh cowok pelajaran" Ujar Momo sambil mengepalkan tangannya.

Momo dan mina memang memiliki sifat yang berbeda. Mina lebih tenang dan lembut sedangkan Momo lebih berapi-api dan tomboy. mereka adalah teman terdekatku sejak kecil. mereka sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri.

"Mo, Min thanks banget ya. kalian selalu ada disamping gue waktu gue sedih dan seneng. gue bersyukur ketemu sama kalian" ujarku lalu memeluk mereka. semua akan terasa baik-baik saja jika mereka ada bersamaku.

"kita juga bersyukur bisa ketemu lo" ujar mereka dan kamipun berpelukan bagaikan teletubies.

"dari pada sedih-sedih lagi mending kita siap-siap buat pergi jalan-jalan" ujar Mina sambil menghapus sisa air mataku.

"Gue nyampe lupa" momo menepuk dahinya.

"Yok kita siap-siap" ajakku.

akupun mengganti bajuku. setelah itu kami bertiga keluar dari dorm. langkahku terhenti saat melihat 3 orang yang seharusnya berangkat. atensiku langsung jatuh pada seorang cowok yang berdiri dengan headset ditelinganya. ia bersandar pada dinding.

cowok itu menoleh lalu tersenyum. ia berjalan kearahku. tubuhku masih mematung hingga cowok itu berdiri dihadapanku. ujung sepatunya bahkan bersentuhan dengan ujung sepatuku. aku mendongak dan menatapnya bingung.

bagaimana mungkin aku tidak bingung. seharusnya ia sudah berangkat tadi. kenapa ia bisa ada disini.

belum habis keterkejutanku, tiba-tiba cowok itu menggenggam tanganku lembut. ia menyelipkan jari-jarinya diantara sela-sela jariku. ada perasaan aneh saat tangannya menggenggam tanganku. aku seakaan akan meledak detik ini juga.

May I? (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang