#33

744 67 14
                                    

Sana P. O. V

Rintik hujan masih setia turun tanpa ada tanda-tanda akan berhenti turun.

'Hujan saja bisa setia.' Batinku.

Aku melirik malas pada dua orang yang sedang sibuk bermesraan dihadapanku. Sepertinya lebih baik jika aku berpacaran dengan hujan saja. Setidaknya mungkin hujan juga bisa setia denganku.

Aku sekarang sedang menjadi nyamuk yang di undang. Kenapa aku bilang begitu?. Tentu saja karena aku memang datang kesini karena ajakan mark untuk jalan-jalan. Tapi lihatlah sekarang. Untuk apa dia mengajakku kalau ujung-ujungnya mengabaikanku begini?.

Pandanganku beralih pada gadis yang sedang sibuk bermanja-manja dengan mark. Rasa sakit memenuhi diriku saat melihatnya. Apa dia benar-benar eunha yang ku kenal?.

Awalnya semua memang berjalan seperti rencana tapi entah takdir apa yang mempertemukan kami dengan eunha dan seperti perkataan eunha kemarin. Dia memang serius menantangku. Apa di dunia ini hanya ada satu laki-laki?.

"Na kok gak dimakan?" Tanya Mark.

"gak mood" jawabku sambil memasang senyum sinisku.

"Kak sana makanan jangan di aduk-aduk doang. Sayang tau.." sahut eunha dengan gaya-gaya aegyo-nya.

"Kalo mau lo aja yang makan.." ujarku ketus lalu mendorong makananku kearah eunha.

"Sumpah nih buat gue?. Thanks banget ya"

Aku hanya tersenyum kecut lalu membuang muka kearah jendela cafe. Setidaknya melihat orang-orang berjalan-jalan jauh lebih baik dari pada melihat pacar dan sahabat yang sudah kamu anggap adik bermesraan didepanmu.

Sesekali aku memijit dahiku pelan. Jika boleh jujur hari ini tubuhku rasanya benar-benar tidak enak. Sejak bangun tadi kepalaku rasanya benar-benar berputar. Kalau bukan karena ajakan mark aku tidak akan meninggalkan kasurku seinchipun.

Tapi setelah semua pengorbanan yang aku lakukan dia malah dengan seenak jidatnya bermesraan di hadapanku.

Aku harap jungkook ada disini. Setidaknya jika ada jungkook disini aku tidak perlu menanggung semua rasa sakit dan kesal ini sendirian. Aku punya tempat untuk melampiaskan semuanya.

Tentu saja itu semua hanya harapan semu belaka. Lagipula jungkook itu bukan ibu peri atau malaikat yang akan menolongku setiap aku membutuhkannya. Jika diibaratkan, dia malah lebih mirip dengan iblis. Iblis yang suka menolong. Dia sangat senang menjahili dan menghinaku. Walaupun dia memang sering membantuku terutama saat aku butuh tempat untuk meluapkan perasaanku. Iblis baik hati. Begitulah kira-kira.

"Kak mark cobain deh... ini enak lo.." suara eunha benar-benar berhasil membuat jantungku ingin berhenti berdetak detik ini juga.

Aku menahan diriku untuk tidak menoleh kearah mereka. Tapi bagaimana lagi. Seluruh tubuhku rasanya sudah tidak mau bekerja sama lagi. Aku menoleh dan melihat mark yang sedang menerima suapan dari eunha.

Aku menghela nafas lalu memijat dahiku lagi. Rasanya kepalaku semakin sakit saja. Tapi rasa sakit di dalam rongga dadaku entah mengapa terasa jauh lebih sakit.

Apa ada seseorang yang bisa menyelamatkanku dari situasi menyebalkan ini?

"Gue ke belakang dulu ya" pamitku lalu mengambil tasku dan berjalan meninggalkan meja lucknut itu.

"Gue ikut dong kak" sahut eunha lalu mengikuti langkahku.

Aku memutar bola mataku malas lalu berjalan meninggalkannya.

Aku memasuki kamar mandi lalu berdiri di depan wastafel sambil membasuh wajahku dengan air. Apa aku saja kurang?. Apa aku tidak cukup baginya?.

Aku mengambil alat make upku lalu mulai memperbaiki make up-ku. Aku tidak sadar kalau bibirku semakin pucat. Sepertinya aku pulang saja. Lebih baik aku beristirahat dari pada melukai hatiku sendiri dengan menonton avara ftv secara live di hadapanku.

May I? (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang