#27

810 60 10
                                    

Sana P.O.V.

"Apa ada yang lain selain aku.."

pertanyaan yang sejak tadi tersangkut pada pangkal lidahku akhirnya meluncur begitu saja. 

kurasakan pegangan mark melonggar pada tanganku. sepertinya dugaanku benar.

"Na, Di sini gak ada orang lain selain kamu. aku berani sumpah.." Mark menuntun tanganku pada dada bidangnya.

seharusnya aku dapat tenang dengan perkataannya. tapi, kilatan matanya berbeda. ada sesuatu yang dia sembunyikan dan aku tau itu bisa menyakitiku.

"tapi disini.." mark menuntun tanganku pada kepalanya.

siapkan dirimu untuk jatuh dan pecah minatozaki Sana.

"Maaf Na, belakangan ini ada gadis lain yang mengisi fikiranku selain kamu. aku benar-benar bingung harus gimana. disaat kamu membutuhkanku dia datang dengan menangis dan meminta bantuanku. bantuan yang gak pernah aku kira dari gadis  yang gak aku kira juga.." terang mark dengan wajah penuh penyesalannya.

tubuhku melemas seketika. rasanya seperti setengah nyawaku melayang entah kemana. telinga dan hatiku sudah tidak kuat lagi mendengar lanjutanya. mataku mulai berair.

"Apa orang itu Eunha..?" tanyaku dengan sisa-sisa tenagaku. otakku sudah tidak mampu lagi mengendalikan tubuhku. mulutku tidak mau lagi bekerja sama dengan hati dan telingaku. mereka mulai saling menyerang dan menyakiti.

"Aku udah duga kamu pasti tau.." jawab Mark dengan anda mirisnya.

jawaban itu membuatku sadar seketika. jadi selama ini aku benar. aku terlalu bodoh tenyata. sebelah tanganku sudah terangkat dan siap mendarat pada wajah mark. namun, aku tidak mungkin kuat untuk melakukannya. hal itu hanya semakin menyakitiku.

siapa yang salah disini?

siapa penjahat dan siapa korban?

siapa yang menyakiti dan siapa yang tersakiti?.

siapa antagonis dan siapa protagonis?.

aku tidak dapat menjawab semuanya saat melihat tatapan mark. 

aku berusaha menahan air mataku yang siap jatuh kapan saja. setidaknya aku tak ingin terlihat lemah sekarang. 

walaupun diriku sudah hancur berkeping-keping sekarang...

aku tersenyum menatap mark. sebuah senyum yang tidak pernah kusangka akan muncul saat bersama dengan mark. sebuah senyum yang hanya pernah kutunjukkan pada Papa dan Jinyoung yang pernah menyakitiku. sebuah senyum yang menggambarkan seberapa dalam luka yang sudah dia berikan padaku.

"Selamat. Jaga Eunha baik-baik. Kalo kamu berani nyakitin Eunha aku sendiri yang bakal ngelindungin dia. Eunha gadis baik. gak seperti aku.." kata-kata itu adalah pedang bermata ganda. aku mengatakannya dan juga menyakiti diriku sendiri.

kurasa ini pilihan terbaik untukku. aku tak ingin tersakiti lebih dalam jika bertahan. aku bukan mama yang ahli dalam hal bertahan. aku adalah aku. aku adalah minatozaki sana. aku tidak ahli dalam bertahan tapi aku ahli dalam berlari dan bersembunyi. dan kali ini aku akan kembali berlari dan bersembunyi. 

terus begitu hingga hatiku kembali siap untuk berhenti dan kembali percaya. itupun jika aku masih bisa melakukannya. 

"Sana.." panggil mark lembut.

Lembut namun entah mengapa terasa bagaikan panah yang menusuk bagiku. 

apa dia memanggil eunha dengan anda itu juga?.

Mark menarikku kedalam pelukannya. aku berusaha memberontak dan melepaskan diriku. pelukan yang biasanya membuatku tenang sekarang berbalik menyiksaku. Pelukan ini bukan hanya untukku tapi juga untuk Eunha. orang yang sudah kuanggap adikku sendiri.

May I? (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang