#34

855 70 12
                                    


sana p.o.v

aku menatap kearah luar jendela kamar rawatku. aku benar-benar bosan disini. ini sudah hari ke-4 ku di rawat di tempat ini tapi dia bahkan belum menjengukku. apa dia benar-benar tidak akan pernah menjengukku.

TOK.. TOK..

suara ketukan pintu berhasil menarik atensiku. senyum yang awalnya mengembang pada bibirku perlahan kembali menghilang saat melihat siapa orang yang datang.

untuk kesekian kalinya aku harus menelan kenyataan pahit ini. Kenyataan dimana dia tidak datang. Atau mungkin dia memang tidak perduli?.

"Na gimana kabar lo? Udah enakan? Demam lo udah turun kan? " Tanya mina yang baru memasuki ruang rawatku.

Aku tersenyum kecil kepadanya lalu kembali menatap keluar jendela.

Jujur, beberapa hari ini aku benar-benar merasa kehilangan nyawaku. Aku benar-benar tertekan karena semua yang terjadi.

Aku baru saja merasakan kebahagiaan dalam hidupku, tapi kenapa semua itu harus menghilang secepat ini?. Apa ini memang takdirku untuk tidak bisa bahagia?.

"Na, sini gue suapin. Lo harus makan biar sehat lagi.." ujar mina sambil menyendok bubur sarapanku.

Rasanya sangat lelah dengan semuanya. Lelah dengan pertanyaan yang terus menerus berputar di kepalaku. Pertanyaan yang semakin menyakitiku tanpa bisa ku hentikan.

Kenapa dia belum datang juga?

Kenapa?.

Apa karena sekarang eunha lebih penting baginya?.

"Na.." panggil mina.

Aku menoleh kearah mina dan menggeleng pelan.

Mina menghela nafas pelan lalu meletakkan kembali mangkuk bubur itu di atas meja.

Mina menggenggam tanganku erat seakan memberikan semangat dan sebagian tenaganya untukku. Ia juga pernah melakukan hal yang sama dulu.

Saat aku harus dirawat karena masalahku dan jinyoung. Dia dan momo setia untuk menemaniku dan menggenggam tanganku. Memberikanku semangat dan kekuatan yang sudah hilang sepenuhnya dariku.

"Na.. gue tau lo masih mikirin kak mark. Gue emang gak berhak nyuruh lo berhenti. Tapi seenggaknya gue mohon na.. balik jadi sana yang dulu. Kita semua kangen sama senyum lo. Kita kangen sama suara ketawa lo. Kita kangen sama lo.." ujar mina sambil menahan air matanya.

"Maaf.. gue gak tau harus gimana.. gue gak tau Min. Kejadian waktu itu gak mau pergi dari kepala gue gitu aja.. maaf gue bikin kalian khawatir.." balasku sambil mengelus kepala Mina dengan senyum kecil.

Hanya senyum ini yang sekarang bisa ku tunjukkan. Sekuat apapun aku tersenyum tetap saja aku tidak bisa tersenyum seperti biasanya. Aku seakan lupa bagaimana cara untuk tersenyum lagi.

TOK.. TOK..

Aku dan mina langsung menoleh kearah pintu.

Lagi-lagi kekecewaan lah yang kudapatkan. Aku tau semuanya akan terus seperti ini. Tapi aku tidak bisa berhenti berharap. Hatiku terus berharap bahwa mark lah yang datang seberapa kuatpun otakku memerintahkan untuk berhenti.

"Kak Mina.. giliran lo ya sekarang?" Tanya jungkook yang baru saja datang.

Jungkook memang selalu datang kesini. Dia tidak pernah absen seharipun. Bahkan dia juga lah yang menolongku waktu itu. Entah bagaimana caranya dia menemukanku. Tapi dialah orang pertama yang kulihat saat aku bangun.

Aku bersyukur dia menemukanku. Walaupun aku sedikit kecewa karena bukan mark yang melakukannya.

Sudahlah sana berhenti berkhayal. Kamu benar-benar bisa menjadi gila jika terus begini.

May I? (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang