#31

833 53 15
                                    

Author P.O.V.

seorang laki-laki berlari menuju sebuah ruangan. fikirannya kacau. perasaanya tidak enak. ia meruntuki dirinya yang salah mengambil keputusan karena panik tadi. 

'Semoga aku belum terlambat' batin laki-laki itu.

laki-laki itu langsung menerobos masuk kedalam ruangan yang memang ia tuju. ia mengatur nafasnya sejenak lalu menatap satu persatu wajah orang yang ada di ruang itu. ia mencari gadisnya tapi sepertinya ia sudah terlambat. ia tidak dapat menemukan gadis itu di ruangan tersebut. 

"Kak Mark? kok kakak disini?. bukannya kakak lagi ketemu sama manager GOT7 ya?" ujar rapper twice yang akrab dipanggil Dubu dengan nada menyindirnya.

Laki-laki bernama lengkap Mark tuan itu menghela nafas pasrah. bagaimanapun, ini memang salahnya. 

"Sana mana?" tanya mark pada semua orang yang ada diruangan tersebut.

jinyoung yang sejak tadi sudah mengepal kedua tangannya langsung melangkah berjalan kearah Mark. Jinyoung mengangkat tangannya yang sudah terkepal namun ia kembali menurunkannya. kekecewaan terlihat jelas dari ekspresi aktor handal sekaligus kakak kandung dari gadis bernama minatozaki sana itu.

"Jauhin adek gue kalo emang lo cuma mau nyakitin dia.. masih banyak orang yang bersedia ngelakuin apa aja supaya dia senyum. dia bukan cewek yang pantes di giniin Mark.." ujar jinyoung dengan nada dingin dan penuh peringatannya.

jinyoung menatap sinis temannya itu lalu menarik lead vocal twice keluar dari ruangan itu. Mark masih saja diam ditempatnya. kata-kata jinyoung benar-benar sudah memukulnya tepat sasaran. jika boleh memilih, ia memilih untuk mendapatkan pukulan langsung dari jinyoung dari pada peringatan yang membuatnya berfikir bahwa ia akan kehilangan gadisnya itu.

satu persatu orang diruangan itu pergi meninggalkan mark yang masih sibuk dengan pikirannya. ia benar-benar menyesal. entah ini sudah kesalahan keberapa yang dilakukannya pada gadis itu. ia benar-benar merasa menjadi laki-laki brengsek karena menyakiti gadis itu terus menerus. 

ia duduk disofa ruangan itu sambil sesekali mengusap kasar wajahnya dengan tangannya. gadis itu selalu saja membuatnya merasa sekacau ini hanya karena takut kehilangan dirinya. hanya gadis itu yang bisa. hanya Minatozaki Sana.

"Kak Mark.." 

sebuah suara mengalihkan perhatian Mark. Mark menoleh dan menatap gadis itu. 

"Eunha.. lo kok bisa disini?. bukannya lo tadi pulang bareng Sowon?"  tanya Mark heran saat melihat gadis itu dihadapannya.

Eunha tersenyum canggung lalu duduk disamping mark. "sorry gue manggil lo di waktu yang gak tepat banget.." ujar eunha dengan nada menyesalnya.

mark menatap gadis itu lalu tersenyum kecil. tidak hanya dia dan sana yang terluka pada kasus ini. eunha juga sedang terluka sekarang. sebagai lelaki tidak seharunya ia menunjukkan kerapuhannya pada gadis yang juga sedang rapuh. begitulah pikir mark. 

Mark mengusap rambut gadis itu lembut. "gue gapapa. lagian emang pilihan gue buat datengin lo..." sahut mark sambil mengamati wajah eunha. 

tatapannya terhenti pada ruam merah yang sangat kontras dengan kulit putih eunha. tangannya perlahan turun lalu mengelus ruam merah pada pipi gadis itu.

"Lo.." ujar Mark tak percaya sambil terus mengelus ruam merah itu lembut.

"Ini gapapa kok.." jawab eunha sambil memindahkan tangan mark pada pipinya. 

"Pasti anak Twice?. mereka itu kebiasaan banget..." ujar mark dengan nada kesalnya. kekesalannya entah mengapa tiba-tiba teralihkan pada grup beranggotakan 9 gadis itu. 

May I? (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang