9. Kamu Bebas!

23.4K 2.5K 489
                                        

Halo? Ada yang kangen sama cerita ini?

Maaf terlalu lama update, maklum gue lagi sibuk cari CEO  TAMPAN di dunia nyata. HAHAHAAA. No bully ya guys, biarkan jomblo mengkhayal bebas ^,^

Oke deh happy reading. Cekidot!

....

....

....

Pramuda masih terdiam dengan pertanyaan dari kekasihnya itu. Dalam hati, Pram mengumpat. Dia lupa mengingatkan Tania untuk tidak meninggalkan jejak cumbuan itu di lehernya. Pramuda terlalu bernafsu sehingga ia lupa akan segalanya. Dia lupa jika sekarang sudah memiliki kekasih sungguhan.

"Jujur padaku Pram, apa kamu bermain dengan wanita lain di belakangku?"

Pram menghembuskan napas dan menghusap wajahnya sekilas sebelum menatap Flopia. "Iya, tuduhanmu benar Flo. Tapi kami hanya sekedar make out." Pram sengaja berbohong agar wanita itu tidak tersakiti lebih jauh lagi.

Flopia bergeleng tidak percaya.  "Mustahil! Jangan pikir aku akan percaya jika kalian hanya melakukan itu!" Lalu dia mengambil bantal dan memukulkannya ke arah Pram secara bertubi-tubi. "Kalian berdua pasti habis bercinta kan? Iya kan? Jawab jujur Pram!"

Pram menutupi wajahnya dari serangan bantal itu. "Oke fine! Ya kami bercinta. Kamu puas mendengarnya?"

Detik itu juga tangis Flopia pecah yang sedari tadi dia tahan untuk tidak menangis. Dengan kesal dia membuang bantal itu ke lantai. "Dasar brengsek!" Umpatnya sembari menyerang Pram.

Pram yang terduduk di pinggir kasur terpaksa harus jatuh ke bawah lantai akibat serangan Flopia yang mendadak itu. Pram mengerang kesakitan karena kepala dan punggungnya terbentur lantai. Sementara Flopia berada di atas tubuhnya, menindih Pram sambil memukul brutal untuk melampiaskan emosinya.

"Sialan! Pantas kamu tidak menjawab telepon dan chat dari aku. Ternyata kamu sedang asik membuang kalori dengan wanita lain." Kedua tangannya terus memukul Pram. Entah itu di wajah atau di tubuhnya.

"Flo... Percayalah, aku sudah mencoba untuk setia padamu beberapa bulan ini. Tapi sungguh, aku tidak bisa menahannya. Aku butuh pelepasan seperti dirimu yang butuh minum di saat kamu sangat haus."

"Tapi kamu udah janji sama aku! Kamu janji nggak akan nyakitin aku. Tapi lihat sekarang, apa yang udah kamu lakukan. Kamu sama saja dengan Papa aku. Kalian berdua sangat berbakat menghancurkan hati wanita yang tulus mencintai kalian dengan sepenuh hati."

Dengan susah payah Pram menangkap kedua tangan Flopia agar berhenti memukulnya. Begitu dapat mengendalikannya, Pram langsung membalikkan posisi untuk berada di atas. Sehingga kini dia yang menindih wanita itu. "Dengar penjelasan dari aku dulu Flo," Serunya sembari menahan kedua kaki Flopia yang terus berontak. "Aku dan wanita itu cuma bersenang-senang saja. Tidak ada perasaan satu sama lain, hanya nafsu. Aku tahu ini terdengar konyol dan brengsek. Tapi ini jawaban jujur dariku."

"Intinya kamu selingkuh Pram. Aku jijik melihat kamu, sekarang lepasin aku."

"Ck! Sekarang kamu menyalahkanku? Aku tidak akan selingkuh seandainya kamu mau bercinta denganku."

Hati Flopia terasa tertumbuk mendengar perkataan dari Pram barusan. Flopia kini diam dan berhenti memberontak. Dengan suara parau dia bertanya pada pria itu. "Sebenarnya kamu cinta nggak sih sama aku? Apa kamu mendekatiku hanya untuk nafsu?"

Pram melepas genggaman tangannya pada Flopia. Lalu duduk di lantai dan menyandar punggungnya di pinggir kasur. "Maksud aku bukan seperti itu Flo. Jujur, aku tidak tahu bagaimana perasaan aku pada kamu. Tapi aku sungguh tertarik saat pertama kali melihatmu. Aku ingin memiliki kamu, itu saja."

Flopia bangkit bangun dan berdiri sambil menghapus air mata di pipinya. "Sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini Pram. Terserah kamu mau bilang aku wanita munafik atau apalah, aku tidak peduli. Yang jelas aku tidak bisa berhubungan seperti yang kamu inginkan. Aku jenis wanita yang kolot. Bagiku, harus memiliki hubungan yang sah dulu baru boleh berhubungan badan. Itu yang diajarkan oleh Mama padaku sejak dulu."

"Aku tidak mau putus denganmu."

"Apa maksudmu dengan tidak mau?" Tanya Flopia geram.

"Kamu meminta putus, karena takut tergoda olehku kan?"

"Dasar sinting!"

"Aku tahu Flo, kamu cinta sama aku. Kamu juga sebenarnya sangat ingin melakukannya, tapi kamu takut. Kamu takut ketagihan dan tidak bisa berhenti."

"Sebenarnya apa mau kamu?"

Pram berdiri di hadapan Flopia. "Perkataanku sudah jelas Flo. Aku tidak mau mengakhiri hubungan kita. Aku janji tidak akan meminta tidur denganmu, tapi izinkan aku untuk bermain dengan wanita lain sebulan sekali."

Kedua bola mata Flopia memutar menanggapi permintaan gila dari Pram. "Apa kamu sedang bercanda saat ini? Wanita manapun tidak akan pernah mau di duakan!"

"Sungguh aku nggak mau kehilangan kamu Flo."

Flopia menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap lurus ke pria itu. "Aku bingung sama kamu. Tadi kamu bilang nggak cinta sama aku, tapi kenapa sekarang kamu nggak mau putus sama aku?"

"Iya Flo, aku belum cinta tapi aku tertarik sama kamu." Pram meralat perkataannya. "Dan aku nggak mau kehilangan kamu."

"Nggak mau kehilangan aku tapi kamu tidur dengan wanita lain. Sekarang coba kamu bayangin, seandainya aku ciuman dengan pria lain dan meminta izin padamu terlebih dahulu. Bagaimana perasaan kamu?"

"Jangan coba-coba melakukannya, Flo. Atau akan aku pastikan untuk menghajar pria itu, agar dia tidak berani menciummu lagi. Kamu belum pernah lihat aku memukul orang kan?"

Flopia mendorong kuat ke arah dada Pram agar menjauh dari dirinya. Dengan marah dia berkata. "EGOIS KAMU! MULAI DETIK INI, KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA AKU LAGI. KAMU BEBAS MENIDURI WANITA MANAPUN YANG KAMU MAU, KARENA KITA PUTUS!"

12-Juni-2017

Hello, Flopia!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang