"Pramuda nembak kamu? Serius?" Tanya Yessy kepo yang tidak lain adalah sahabat Flopia.
"Iya."
"Terus kamu terima?"
"Enggak." Flopia bergeleng pelan sambil meminum jusnya.
"Untung kamu tolak. Dia itu terkenal playboy banget. Ceweknya bertebar di mana-mana. Aku yakin, dia ngejar kamu karena cantik. Begitu dia dapat, kamu bakal diajak tidur."
"Tapi dia janji mau berubah kalau aku kasih kesempatan."
Yessy memutar kedua bola matanya. "Omongan pria seperti itu jangan di percaya. Aku nggak suka kamu dekat sama abangnya Langit. Dia penjahat kelamin. Pokoknya kamu harus hapus semua kontak yang berhubungan dengan dia."
Flopia tersenyum kecil dan memajukan tubuhnya ke depan seraya bertopang dagu. "Bukannya kamu suka juga ya sama bang Pram?"
"Hah? Eng-nggak. Kapan? Siapa yang bilang?" Tanya Yessy sedikit gugup.
"Langit yang bilang sih. Katanya kalian itu satu daerah. Kamu udah jadi fans bang Pram dari jaman SD. Suka kasih cokelat, bahkan pernah pas SMP katanya kamu pernah ngasih surat cinta gitu ke bang Pram. Tapi nggak pernah ditanggepin. Pokoknya kata Langit, kamu selalu ngikut dan daftar ke sekolah yang ada bang Pram. Itu beneran nggak sih?"
Sahabat Flopia itu tertunduk malu. Yessy tidak menjawab pertanyaan dari Flo, dia malah sibuk mengaduk-aduk jus pokatnya. "Woy Yessy! Jawab dong, kok diam sih?" Tanya Flo penasaran.
"Iya-iya... aku pernah suka. Tapi itu dulu banget."
Flopia tertawa begitu mendengar jawaban Yessy. "Ya ampun... jangan bilang kamu sengaja ambil kuliah di sini biar satu universitas dan bisa ketemu bang Pram?"
"Apaan sih Flo! Enggaklah. Aku nggak suka lagi sama dia."
Suara dering ponsel dari Flopia menghentikan percakapan diantara mereka berdua. "Wah bang Pram panjang umur banget. Baru juga diomongin," Celetuk Flo tersenyum.
"Jangan diangkat!" Larang Yessy saat Flo ingin menjawab telepon.
"Kenapa?"
Yessy langsung merebut ponsel dari tangan Flo dan segera menolak panggilan Pram. "Aku nggak mau kamu dirusakin ama dia."
"Tapi bang Pram itu baik sama aku."
"Yaiyalah dia baik, kan ada maunya. Gimana sih kamu!" Balas Yessy kesal dan meletakkan ponsel Flo kembali ke atas meja.
Sepuluh detik kemudian ponsel itu berdering lagi. Dengan cepat Flo meraih ponselnya dan langsung menjawab panggilan tersebut. "Ya, hallo bang Pram?"
"Udah pulang kuliah?"
"Iya udah, tapi ini lagi nongkrong sama teman." Flopia menjauhkan tangan Yessy yang berusaha untuk mengambil ponselnya.
"Kamu lagi ngapain?" Tanya Pram saat mendengar suara ribut.
Flopia berdiri dan menjauh dari yessy. "Lagi nyantai kok. Mm... bang Pram sendiri lagi apa? Udah pulang jaga?"
"Iya ini baru mau pulang."
"Ooh."
"Kalau aku ajak kencan sore ini mau nggak?"
Flopia menunduk sambil menggigit jari telunjuknya. "Mm... gimana ya. Aku lagi banyak tugas sih."
"Oh gitu, yaudah nggak apa-apa. Lain kali aja aku ajak lagi."
"Tapi... kalau pulangnya jam 8 malam boleh lah. Aku mau."
"Serius? Oke, kita pulang jam 8 tepat. Kirim alamat tempat nongkrong kamu, biar aku jemput sekarang."
"Oke." Begitu sambungan telepon terputus, Flopia segera mengirim pesan ke Pramuda. Setelah itu dia kembali ke meja, di mana ada Yessy yang sedang menatapnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Flopia!
General Fiction(HELLO SERIES #2) Pramuda Prasaja. Pria berusia 26 tahun ini, memiliki sejuta pesona dalam dirinya. Dia merupakan tipe pria yang suka berpetualang dalam hal bercinta. Jelas, wanita jenis apapun sangat mudah untuk ia raih. Hobinya yang berselingkuh m...