13. Shock?

23.2K 2.3K 303
                                    

"Kamu udah lepas perawan? Seriously?!" Tanya Yessy tak percaya saat Flopia menceritakan beban pikirannya kepada sahabatnya itu.

Flopia meringis dan mengangguk pelan kala melihat reaksi dari Yessy barusan. "Tapi jangan bilang-bilang sama siapapun ya. Aku cuma cerita rahasia ini sama kamu."

"Aku bilang juga apa, Pram itu cowok brengsek. Kamu sih ngeyel mau jadi pacarnya. Sekarang gigit jari kan lihat kelakukan minus dia? Tapi aku nggak habis pikir, kok dia tega banget paksa kamu. Itu namanya pemerkosaan Flo, harusnya kamu bisa tuntut dia. "

"Nggak bisa Yessy. Nama baik kedua orang tuaku yang menjadi taruhannya. Lagipula, kayaknya itu nggak sepenuhnya pemerkosaan."

Yessy mengernyitkan dahi dan duduk di atas ranjang di sebelah Flopia yang sedang berbaring di kontrakannya. "Maksud kamu?"

"Aku bingung jelasinnya ke kamu. Saat kejadian itu aku mendesah dan membalas ciuman Pram. Mana ada orang yang diperkosa menikmati setiap sentuhan ditubuhnya kan?"

"Iya juga sih... Apalagi statusnya Pram adalah cowok kamu." Ganteng banget lagi Lanjut Yessy dalam hati.

"Malam ini aku nginap di rumah kamu ya? Boleh kan?" Tanya Flopia dengan satu tangan menopang kepalanya.

Yessy mengangguk. "Boleh lah, rumah aku itu selalu terbuka untukmu. Kamu sahabat baik yang pernah aku kenal. Tanpa bantuan dana dari kamu, Ibu aku nggak mungkin bisa di rawat di rumah sakit waktu itu."

Flopia tersenyum dan bangun dari posisinya. Kedua tangan hangatnya menggenggam tangan Yessy. "Aku udah anggap Ibu kamu seperti Ibuku sendiri. Jadi jangan ungkit masalah bantuan dana itu lagi."

"Iya aku tahu kamu sayang banget sama Ibu. Pasti dia senang kalau tahu kamu nginap di sini, eh tapi tumben kamu mau nginap? Ada masalah apa?"

Wanita itu menghela napas panjang dengan bahu yang merosot. "Aku lagi nggak mau ketemu sama Pram. Udah seminggu ini aku ngehindar dari dia. Aku cinta sama dia, tapi hati aku sakit setiap lihat wajahnya. Sumpah ya, masalah yang datang ke aku itu bertubi-tubi. Bisa stress aku kalau kayak gini terus. "

Yessy tersenyum penuh makna dan menepuk pelan bahu Flopia "Aku punya ide biar semua masalah yang kamu alami bisa hilang sesaat."

"Apa?"

Yessy menunduk dan membisikkan idenya pada Flopia.

•••••


"Udah kayak setrikaan ya Dok, mondar-mandir melulu dari tadi," Canda seorang pasien yang sedang Pram ukur tekanan darahnya.

"Abis nggak licin-licin sih Bu," Balas Pram sekenanya sambil tersenyum. Selesai melakukan vital sign dengan pasien terakhir, dia pun keluar dari ruang bangsal itu dan kembali bergabung dengan rekan sejawatnya yang berada di nurse station.

Setelah berhasil melewati sembilan minggu di stase obgyn, kini Pram berada pada stase yang kedua yaitu ilmu penyakit dalam (IPD). Stase yang paling capek dan menantang diantara semua stase mayor. Bayangkan saja di hari pertama di stase IPD, Pram harus membahas kasus ACS (Acute Coronary Syndrome). Pada hari kedua membahas interpretasi EKG (ElektroKardioGram) selama tiga jam. Lalu hari ketiga membahas yang berhubungan dengan jantung. Dan itu cukup membuat Pram berkunang-kunang di hari itu juga.

Tapi dari segi ilmu, tentu para Pram akan banyak sekali mendapatkan pelajaran karena memang lingkup IPD yang sangat luas. Sama seperti stase mayor yang lain, IPD juga dijalani selama sembilan minggu ke depan.

"Emang benar ya kata para koas terdahulu. Stase obgyn yang paling enak. Mulai dari konsulen, residen, staf medis yang lain, semuanya bener-bener baik banget. Udah gitu banyak tindakannya," Ujar Zee sambil membuat catatan kecil di bukunya.

Hello, Flopia!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang