Nod bad

5.6K 262 1
                                    

Lisa mengendap memasuki rumah yang keliatan sunyi.

"Lis,ngapain?"hampir saja Lis terjengkang karna terkejut mendengar suar Varo yang berada di belakang nya.

"Heheh,gak kok"Lisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Varo menaikan alianya. Gak biasanya saudara perempunnya ini begini.

"Hmmm,gue naik ya, mau tidur capek"Lisa dengan cepat menaiki tangga lalu masuk ke kamarnya.

"Yah,padahal gue mintak beliin obat sama dia"Varo pasrah lalu berjalan masuk ke kamarnya.

Lisa yang gerah langsung ke kamar mandi dan menguyur badannya dengn air dingin.

Rasanya nikmat menjalar di tibuh penat Lisa. Ia kembali mengingat Fauzan yang tersenyum lembut hingga tangan yang mengengam tangan Lisa dengan hangat.

Lisa mengelengkan kepalanya.
'Gak seharusnya lo kayak gini!,gimana kalo di cuma mainin lo doang karna dia dendam sama lo?!'.

Lisa berdecak langasung menyudahi acara mandinya karna terpikirkan hal yang tak mengenak kan.

Lisa mengenakan pakain santai yang biasa ia pakai. Celana hitam pendek serta kaus oblong putih menjadi atasannya.

Lisa menarik gorden jendelanya dan membuka jendela kamarnya.

Wush!,angin meniup kencang sehingga Lisa tersenyum cerah sambil menghirup udaranya.

Awan putih yang menggantung,langit biru yang terpampang luas serta kicauan burung membuat Lisa adem dan tenang.

Memang sudah hampir sore,Lisa juga melihat anak anak yang bermain sepatu roda serta kejar kejaran di dampingin orang tua atau pembantu mereka.

Lisa tersentak ketika hand phon nya berbunyi menandakn ada telfon masuk.

Lisa menggapai hand phone dengan lambang buah tersebut lalu melihat nama sang penelfon.

My boy freind.

Lisa mengerutkan kening perasaan tidak ada nama ini di kontaknya.

Baru saja ia ingat saat ia tadi ke kamar mandi waktu di cafe mungkin Fauzan memasukan nomor dan juga nama ini ke hand phon nya.

"Halo.."

"Kok lama angkat nya?"

"Iya"

"Itu doang?"

"Jadi??ngapain sih nelfon segala orang lagi nyantai juga"

"Masak pacar nelfon di marahin?!"

"Sukak gue lah"

"Cewek bawel"

"Cantik wlekkkkk. Kamu tuh, bad boy akut"

"Tapi ganteng,kamu jelek"

"Gak aku cantik kamu tuh bauk ketek"

"Kamu pernah cium ketek aku ya?"),wah makasih loh"

"Apaan sih?!"

"Iya..iya,btw lagi apa?"

"Gadak cuma cari udara segar aja"

"Gak nanyak aku lagi apa?"

"Gak!"

"Ishhhhh! Cewek bawel"

"Biarin yang penting laku"

"Iya lah,lakunya juga sama aku"

"Hmmmm,eh bntr ya aku belum makan tadi jafi laper"

"Kebiasaan,yaudah good bye my dear"

"Good bye too.."

Lisa memandangi hand phonnya. Astaga baru di telfon dan pacaran belum genap sehari kok Lisa baperan banget ya?.

Arghhhhh!,Lisa loncat kegirangan gak tau harus apa. Yang penting ia sedang berbunga bunga sekarang.

"Good bye my dear...arghhhgggg!!!!!!"Lisa menghempaskan badannya ke kasurnya yang empuk.

Semoga saja Fauzan memang benar benar setia dan tak hanya mempermainkan Lisa semata.

Tapi karna cinta ia mengengam Lisa agar selalu berad di sampingnya.

Di lain tempt Fauzan tersenyum memandangi air kolam renang yang damai.

"Mudah mudahan Lisa gak main main sama hubungan ini. Karna yang udah gue genggam mau dia berduri atau beracum gue akan tetap genggam dengan kuat meskipun dengan rasa sakit yang mendera" Fauzan tersenyum tulus sambil menyesap jus jeruk yang ia ambil dari dapur tadi.

***
Lisa berlari kecil menuruni tangga.

"Mahhhh,Lisa leper berat"Lisa memeluk mamanya dari belakang sambil bermanja di bahu mamanya.

"Sabar ya,bentar lagi masak kok"Lisa cemberut lalu duduk di meja makan.

"Makanya kalau siang tuh makan jangan keluyuran"Lisa menutup mulut Varo dengan telapak tangnnya.

"Shuttt,jangan keras keras mama marah nanti"Varo memut bola matanya.

Lisa selalu saja bohong inilah itulah tapi kok bisa jadi ketua osis cobak kan aneh!?.

Author prov

Fauzan mengeram di tempar melihat lelaki paruh baya yang mengunakan jas dengan merek mahal menatapnya dengan lembut.

"Pulang Zan,Mama kamu sakit. Kamu gak mau liat dia?"Fuzan membung muka mendengr ucapan papanya yang meminta ia balik lagi ke America untuk menetap di sana.

"Aku bilang aku masih mau sekolah di sini tunggu aku udah tamat dan aku bakalan nurut sama yang papa bilang"Fauzan mengatur nafasnya yang putus putus.

"Papa maunya sekarang Fauzan karna kamu di sini tidak ada yang ngawasin"kerutan yang ada di wajah lelaki setengah paruh baya tersebut sudah terlihat tapi tertutupi dengan wajah kalem nan lembut.

"Baru sekarng nyadar kalo aku gadak yang ngawasin?!,karna Ferel mati hah?!!!"Papa Fauzan tersentak dengan sekejab rahang ia mengeras.

"Ferel itu abang kamau Fauzan hargai dia!!"Fauzan tertawa sumbang. Seperti ada nada kecewa yang tercampur dalam tawanya.

"Hargain!!!,dia gak pernah ngehargain aku pah,dia egois, aku minta papa pergi dari rumahku sekarang juga"Papa Fauzan tersenyum sinis. Miris kali ia hingga di usir dari rumah anaknya sendiri.

"Kamu ingat sesukses apapun kamu. orang tua mu lah yang menjadi tameng untuk anak anaknya. Rumah papa terbuka untuk kamu Zan,yang kamu pikirkan itu salah nak"Fauzi papanya Fauzan berbalik menatap hampa pintu rumah anaknya.

Ia akan pulang dengan tangan hampa. Istri tercinta masih sakit karna shock ketika anak pertamanya meninggal dengan tragis di tambah Fauzan yang semakin memperkeruh keadaan.

***
Asap rokok mngepul memenuhi kamar mandi Fauzan.

Fauzan berdiri di depan cermin sambil mengihisap rokok dengan ganas.

Hampir satu bungkus rokok sudah menjadi santapannya ketika kejadian yang sangat menyulut emosi dan menguras lebih banyak ego yang membuat rokok menjadi santapan Fauzan.

Di lain tempat Lisa menimbang nimbang hand phon di tangannya.

'Hubungin gak ya'batinnya sambil memutar hand phonnya.

Lisa melempar Hand phon nya asal. Takut ganggu itu lah yang Lisa pikirkan kalau Lisa nekat untuk menelfon Fauzan.

Lisa menerawang ke langit kamarnya.
"Kalau misalnya Fauzan manfaatin gue gimana ya?"Lisa langsung muram mengembungkan pipinya yang sudah tembem.

"Udah baper malah di tinggal.cocoknya dia itu di bunuh terus dagingnya di tusuk kayak sate pake bumbu kuah padang. Mantep bener"Lisa memukul kepalanya kenapa ia seperti psikopat membayangkan daging manusia di jadikan sate!.

Aneh memang,kayak kata Empok sana kalau udah lope lope yang di makan yang keluar dari bawah juga lope lope dah tu.

Hayyyyy salam dari penulia amatir ya...
Sekali lagi makasih untuk semuanya
Salam Abel ya dari kejauhan sana....

Ig : billa_lallisa.

Ketua Osis Vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang