Lisa menuruni tangga untuk sekedar minum.
Dari tadi pagi yang ia lakukakn hanya menonton drakor yang baru ia download.
Lisa meneguk air mineral dingin hingga tandas.
"Lisa,beliin mama bahan kue untuk besok ya?"tanpa mau tau mama Lisa menaruh kertas berisi daftar bahannya di meja.
"Varo kan ada sih mah,udah malam"renggek Lisa kepada Mamanya.
"Ya allah,kenapa anak hamba tidak ada yang mau di suruh ya allah am-"Lisa menutup mulut mamanya dengan tangannya.
"Iya.....mama tercinta Lisa pergi"Mama Lisa tersenyum menang melihat putrinya.
Dari tadi Lisa hanya mengurung diri di kamar. Lagian masih jam delapan malam kok, belum larut malam jalan juga masih rame.
Lisa berjalan ke market dekat rumahnya.
Lisa mengeratkan jaket ke badannya.Langit malam sudah memerah tanda mau turun hujan.
'Kenapa gak Varo aja yang di suruh,kenapa harus aku' repet Lisa dengen cemberut.
Setelah sampai di market,Lisa mulai mencari bahan kue yang ada di daftar kertas yang mama kasih.
"Banyak banget sih,ni lagi obat mencret??apaan ni nama obatnya,saia aku bialng 'mbak ada obat mencret gak??',cih..."Lisa terus saja merepet ketika mencari barang barang yang di beli.
Setelah selesai,Lisa berjalan di trotoar jalan yang lumayan sepi.
Kalian pernah membayang kan membawa belanjaan yang banyak di kedua tangan. Jalan yang sepi angin yang kuat dan petir sebagai penyemangat untuk cepat masuk ke dalam rumah.
Itu yang sedang Lisa alami sekarang.
"Haiii,berat ya,biar aku bawain belanjaanya"Lisa merutuki keadaan sekarang.
Ia lupa kalau di sekitar sini ada club malam.
Lisa mempercepat langlahnya,nafasnya sudah naik turun ia masih bisa mendengar suara derap kaki yang sedang mengikutinya.
"Aku bantu sayang.."Liza mencampak kan belanjaannya ke jalan ketika tangan nya di gengam oleh orang asing tersebut.
Lisa dapat meluhat orangnya. Lelaki dewasa dengan mata mesum yang sedang memandangi Lisa dengan tajam.
"Haiii,cantik belanja apa malam gini?"Lisa tetap memberontak melepaskan tangannya dari lelaki gilak ini.
Tapi nihil tenaga Lisa jauh lebih kecil dari tenaga lelaki bejat di depannya ini.
'Ya allah selamatin aku'batin Lisa sambil meronta ingin di lepaskan.
Bughhhhh!!!!!.....
Lisa merasa ada yang menariknya ke pulakan hangat yang sangat ia rindukan.
"Lis,kamu gak papa?"Lisa mendongak kan kepalanya menatap Fauzan yang menatapnya khawatir.
"Gak-papa kok"jawab Lisa gemetaran.
"Heh,bocah gak usah jadi pahlawan lo!!!,nolongin target gue!"Fauzan mengeram menatap lelaki bejat.
Fauzan menarik Lisa ke belakang tubuhnya.
"Sini aja ya.."Lisa mengangguk tapi tangannya tidak lepas dari kemeja yang di pakai Fauzan.
"Bentar aja,tunggu sini"Lisa akhirnya merelakan tangannya tekulai lemas dari kemeja Fauzan dengan tidak rela.
Fauzan menatap lelaki di depannya dengan tajam.
"Bocah kayak lo mau ngelawan gue hah?!"Fauzan maju mengahntam wajah pria teresebut hingga ia terusngkur.
Fauzan menduduki badannya dan terus saja memukulinya dengan ganas.
Tapi keberuntungan tak berpihak ke Fauzan selamanya. Satu tumbukan talak mengenaik hidungnya sehingga mengeluarkan suara tulang patah.
Lisa memekik melihat darah segar keluar dari hidung Fauzan.
Karna sudah kalah telak,pria bejat itu melarikan diri meninggalkan Fauzan yang tergolek di pasar.
Lisa menanggis sejadi jadinya di dada Fauzan.
"Zan,pulang.."Fauzan mengangguk sedikit mengusap hidungnya lalu berdiri.
"Kita ke rumah sakit aja ya?"Lisa memberikan sapu tangan yang ia bawa untuk mengelap darah yang masih saja ngalir di hidung Fauzan.
"Gak usah,kamu gak di apa apain kan sama bangsat itu?"Fauzan menangkup wajah Lisa dengan kedua tangannya.
"Kamu yang sakit bukan aku"Lisa kembali terisak di pelukan Fauzan.
Fauzan menuntut Lisa masuk ke mobil. Untng saja Fauzan ingin ke rumah Lisa dan kebetulan melihat Lisa yang berjalan sediri tapi ada yang aneh karna Lisa meronta ronta dengan kedua tangan yang di pegang sama bajingan tersebut.
Fauzan memarkirkan mobilnya di halaman rumah Lisa.
"Zan,kita ke rumah sakit aja.."pinta Lisa menatap Fauzan masih dengan khawatir.
"Gak papa....udah masuk sana..."Lisa masih saja duduk dengan memandangi Fauzan.
"Gak mau,sebelum aku obatin luka kamu aku gak bakalan masuk"Lisa melipat tangannya di depan dada menandakan ia tak mau bergerak.
"Okey,tapi kita masuk dulu"Lisa mengangguk lalu turun dari mobil Fauzan.
Mama Lisa memberikan tataapn bertaya saat mendapati anaknya pulang berrsama orang asing.
"Mah,ini Fauzan...pacar Lisa"Lisa menunduk siap mendengarkan omelan sanga Mama.
Tapi kok gak kedengengran ya?,apa mama gak marah?.
"Ganteng"ucap Mama keceplosan. Lisa memutar bola matanya.
Fauzan menaruh kantung belanjaan di sofa lalu mencium telapak tangan mama Lisa.
"Mama kira ada apa apa loh,soalnya kamu lama kali pulangnya"Mama Lisa menyentuh pundak Lisa.
Batinnya tadi tidak enk ketika Lisa meninggalkan rumah.
"Gak papa kok mah,tadi Lisa suruh Fauzan jemput jadi Lisa aman"Lisa terpaksa berbohong agar mamanya tidak khawatir.
"Yaudah mama ke dapur dulu"Lisa mengangguk menatap punggung Mamanya yang menjauh.
"Kenap kamu bohong?"tanya Fauzan.
Lisa mengedik kan bahunya, "Aku gak mau mama khawatir sama aku nanti aku di kekang sama mama kalau kejadian tadi itu Mama tau"Lisa telah mengambil jalan yang tepat ia akan merahasiakn kejadian yang menimpanya tadi.
"Yaudah luka aku ni biar aja membusuk,ceweknya gak peduli"Fauzan memasang muka cemberut membuang mukanya.
"Uluh...uluh... Sini biar aku obatin deh"Lisa tertawa melihat wajah Fauzan yang lucu.
Sehingga ia sedikit mecubit pipi Fauzan. Hingga Fauzan meringgis kesakitan.
Haiii guysss....... Abel up ni nantikan chapter selanjutnya ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Vs Bad Boy
Fanfiction{Revisi} Typo bertebaran. Harap teliti. Akibat pertaruhan yang menyatukan si KETUA OSIS dengan BAD BOY. membuat seluruh warga sekolah heboh. Dari benci berubah menjadi cinta ada hal yg lumrah. Lisa akan seberusaha membuat Fauzan berubah. Namun halan...